Pasca PTM 100 Persen, Kasus Covid-19 Anak Meningkat 10 Kali Lipat

Reporter

Antara

Editor

Devy Ernis

Kamis, 10 Februari 2022 10:01 WIB

Seorang anak menjalani vaksinasi COVID-19 untuk usia 12 tahun ke atas di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu, 3 Juli 2021. Kolaborasi tiga pilar dan organisasi profesi antara lain IDI Jaya, IDAI Jaya, IBI Jaya, dan PPNI Jaya turut membantu jalannya vaksinasi untuk warga berusia 12 tahun ke atas untuk mencapai herd immunity pada Agustus mendatang. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan kasus Covid-19 pada anak mengalami tren peningkatan yang cukup tinggi dalam sebulan terakhir. Angka tersebut naik setelah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di sekolah pada awal Januari lalu.

"Laporan teman-teman di cabang, pasien anak saat ini dibanding Januari sudah 10 kali lipat lebih banyak. Tren kenaikannya luar biasa," kata Piprim Basarah Yanuarso dalam konferensi pers Peluncuran Buku Pedoman Tata Laksana COVID-19 Edisi 4 yang diikuti melalui Zoom di Jakarta, Rabu, 9 Februari lalu.


Dia mengatakan tren peningkatan kasus Covid-19 pada anak meningkat sejak 24 Januari 2022 sebanyak 646 pasien, 31 Januari 2.775 pasien, dan 7 Februari mencapai 7.190 pasien. "Artinya 300 persen naiknya," katanya.


Meningkatkan kasus Covid-19 pada anak maupun guru membuat Kementerian Pendidikan mengeluarkan aturan diskresi untuk daerah yang membolehkan pelaksanaan PTM 50 persen. IDAI, kata Pimprim, mengapresiasi kebijakan pemerintah yang menerapkan 50 persen pembelajaran tatap muka serta memberikan opsi kepada orang tua untuk memilih tempat belajar yang aman.

Advertising
Advertising

Keputusan itu diyakini Piprim bisa menekan risiko anak jatuh sakit akibat COVID-19. "Walau sebagian bergejala ringan jangan sepelekan. Kasus berat pada anak mulai ada yang dilaporkan," katanya.

IDAI mengimbau orang tua untuk menyiapkan anak patuh pada protokol kesehatan, khususnya anak di atas dua tahun agar pakai masker yang benar, cuci tangan, jauhi kerumunan dan tidak disarankan bawa anak ke pusat keramaian. Dia mengatakan anak-anak jangan dibawa ke lingkungan dengan ventilasi tertutup.

Jika anak mengalami gejala seperti batuk dan pilek, Piprim mengatakan bisa jadi gejala itu kemungkinan gejala Omicron. Gejala lainnya yaitu nyeri tenggorokan. IDAI mengimbau orang tua jangan panik apabila anak bergejala. Sebaiknya lakukan telekomunikasi dengan dokter untuk memantau tanda bahaya yang bisa dialami anak.


Baca juga: 202 Orang Civitas Academica ITB Terpapar Covid-19

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

1 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

1 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

2 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

5 Fakta ASI Bubuk Tak Direkomendasikan IDAI, Berisiko Terkontaminasi hingga Tidak Direkomendasikan untuk Bayi

4 hari lalu

5 Fakta ASI Bubuk Tak Direkomendasikan IDAI, Berisiko Terkontaminasi hingga Tidak Direkomendasikan untuk Bayi

Proses pengeringan untuk menghilangkan kandungan air, freeze-drying memiliki dampak pada rasa dan kualitas ASI bubuk,

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

6 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

7 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

7 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

8 hari lalu

Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagikan 11 butir pertanyaan yang dapat digunakan untuk mendeteksi awal penyakit lupus pada anak secara mandiri.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

10 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

12 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya