Mengapa Turun Hujan Es di Negara Beriklim Tropis Indonesia?

Reporter

Tempo.co

Editor

Bram Setiawan

Senin, 21 Februari 2022 18:36 WIB

Fenomena alam berupa hujan es bersamaan dengan hujan deras dan disertai angin kencang terjadi di sejumlah wilayah Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin, 21 Februari 2022. ANTARA/HO-Warga Wiyung Surabaya

TEMPO.CO, Jakarta - Hujan es yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur, Senin, 21 Februari 2022. Dari rekaman video terdengar suara seperti kerikil jatuh di atas atap.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG )Surabaya pada akun resmi di instagram merespons video tersebut dengan menyandingkan citra radar saat kejadian. Terlihat sebuah posisi awan yang ditandai berwarna merah ada di atas Surabaya pada pukul 14.55 WIB. Warga wilayah sekitar Surabaya juga merasakan hujan es, di antaranya di Madiun dan Nganjuk.

Bagaimana hujan es terjadi di wilayah iklim tropis seperti Indonesia?

Mengutip National Severe Storms Laboratory, hujan es merupakan bentuk proses pengendapan air menjadi sebelum jatuh ke tanah. Pembentukan ini terjadi ketika badai petir. Hujan es mengandung massa yang lebih berat ketimbang tetesan air biasa.

G. Brant Foote, selaku peneliti di National Center for Atmospheric Research menjelaskan, hujan es terbentuk ketika adanya arus kuat dari udara yang naik atau updraft. Foote menjelaskan, ketika udara naik membawa tetesan air cukup tinggi sehingga membeku. Semakin kuat dorongan updraft, makin besar hujan es. Saat es yang terbentuk semakin besar, kemudian dorongan menghilang, es akan jatuh, menurut Foote dalam Journal of Applied Meteorology.

Advertising
Advertising

Saat proses jatuh ke tanah, es yang berukuran kecil akan meleleh. Tapi, es berukuran besar tetap mencapai permukaan tanah. Bongkahan es akan jatuh dengan kecepatan 145 kilometer per jam. Kecepatan itu bisa menyebabkan kerusakan, terutama jika bongkahan es berukuran besar.

Mengutip Science Direct, jumlah dan ukuran hujan es sangat bervariasi. Biasanya hujan es terbesar bersumber dari kedahsyatan badai.

Batu hujan es dengan diameter lebih besar dari 2 sentimeter biasanya memiliki kepadatan 5 persen. Sisanya adalah udara. Itu sebabnya, hujan es mudah meleleh. Kebanyakan bongkahan es kecil saat curah hujan dari awan kumulonimbus di daerah beriklim sedang dan tropis. Itu karena sebelum sampai di tanah es agak meleleh.

Fenomena hujan es biasa terjadi di daerah tropis atau wilayah di garis lintang khatulistiwa. Biasanya terjadi saat akan mula musim panas, ketika suhu cukup hangat untuk meningkatkan ketakstabilan badai petir yang kuat. Tapi atmosfer bagian atas masih cukup dingin untuk membentuk es.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca: Hujan Es Turun di Surabaya, Juga Dilaporkan Warga Madiun dan Nganjuk

Berita terkait

Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Hujan, Suhu Udara, Kelembapan Udara

43 menit lalu

Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Hujan, Suhu Udara, Kelembapan Udara

Prediksi cuaca dari BMKG menyebutkan Jakarta pagi ini cerah berlanjut cerah berawan sepanjang siang dan malam nanti. Bagaimana dengan Bodetabek?

Baca Selengkapnya

Cegah Banjir Lahar Lebih Besar, BMKG Modifikasi Cuaca Sumbar per Hari Ini

15 jam lalu

Cegah Banjir Lahar Lebih Besar, BMKG Modifikasi Cuaca Sumbar per Hari Ini

BMKG akan menyemai awan hujan sebelum memasuki wilayah bencana banjir lahar Marapi. Volume endapan erupsi di puncak Marapi masih 1,3 juta meter kubik

Baca Selengkapnya

Ini Arti Galodo, Banjir Bandang dari Gunung Singgalang Sapu Wilayah Berbagai Daerah di Sumbar

20 jam lalu

Ini Arti Galodo, Banjir Bandang dari Gunung Singgalang Sapu Wilayah Berbagai Daerah di Sumbar

Banjir bandang dari Gunung Singgalang menghantam Galudua, Koto Tuo Ampek Koto, Kabupaten Agam, Sumbar. Apa arti galodo bagi suku Minangkabau?

Baca Selengkapnya

Aktivitas Tambang Emas Ganggu Wisata Pulau Merah Banyuwangi di Top 3 Tekno

21 jam lalu

Aktivitas Tambang Emas Ganggu Wisata Pulau Merah Banyuwangi di Top 3 Tekno

Top 3 Tekno Kamis pagi ini, 16 Mei 2024, dipuncaki artikel dari perusakan lingkungan oleh aktivitas tambang emas di Tumpang Pitu, Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Gempa Terkini Getarkan Cianjur, Lagi-lagi Aktivitas Sesar Cugenang

22 jam lalu

Gempa Terkini Getarkan Cianjur, Lagi-lagi Aktivitas Sesar Cugenang

Warga Cianjur kembali merasakan gempa pada Rabu malam, 15 Mei 2024, pada pukul 20.06 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika atau BMKG mencatat kekuatan gempanya bermagnitudo 3,0.

Baca Selengkapnya

Ada Sirkulasi Siklonik, BMKG: Sumbar Masih Harus Waspada Hujan Lebat Hari Ini

23 jam lalu

Ada Sirkulasi Siklonik, BMKG: Sumbar Masih Harus Waspada Hujan Lebat Hari Ini

Di antara wilayah yang mendapat peringatan dini cuaca BMKG hari ini adalah Sumatera Barat yang baru dilanda bencana banjir lahar dan banjir lahar.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini Cuaca BMKG di Jabodetabek Hari Ini, Simak Potensi Hujan Kapan dan di Mana Saja

1 hari lalu

Peringatan Dini Cuaca BMKG di Jabodetabek Hari Ini, Simak Potensi Hujan Kapan dan di Mana Saja

BMKG memberikan peringatan dini cuaca untuk sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarannya (Jabodetabek) pada hari ini, Kamis 16 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 5,4 di Kepulauan Seribu, Dampak Pergerakan Intraslab Lempeng Indo-Australia

1 hari lalu

Gempa Magnitudo 5,4 di Kepulauan Seribu, Dampak Pergerakan Intraslab Lempeng Indo-Australia

TEMPO, Jakarta- Pada Rabu 15 Mei 2024 pukul 16.42.56 WIB wilayah Kepulauan Seribu, diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,4

Baca Selengkapnya

Gempa di Laut Guncang Kepulauan Seribu, Guncangan Skala III-IV Terasa hingga Tangerang

1 hari lalu

Gempa di Laut Guncang Kepulauan Seribu, Guncangan Skala III-IV Terasa hingga Tangerang

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Hujan, BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Mendukung Tanggap Darurat Bencana Sumbar

1 hari lalu

Antisipasi Hujan, BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Mendukung Tanggap Darurat Bencana Sumbar

Operasi TMC dilakukan sebagai upaya percepatan penanganan darurat bencana banjir bandang lahar dingin dan tanah longsor di Sumbar.

Baca Selengkapnya