9 Pertanyaan Soal Minyak Bunga Matahari dan Langkanya Minyak Goreng di Dunia
Reporter
Zacharias Wuragil
Editor
Zacharias Wuragil
Selasa, 12 April 2022 19:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Satu di antara dampak global dari invasi Rusia ke Ukraina adalah kelangkaan minyak biji bunga matahari. Banyak restoran di Jerman melaporkan berhenti menjual kentang goreng karena jenis minyak goreng itu semakin sulit didapat. Ya, kelangkaan minyak goreng terjadi tak hanya di Indonesia. Harga minyak goreng yang diproduksi dari berbagai bahan nabati kompak melejit di banyak negara.
Berikut ini beberapa yang harus diketahui mengenai kelangkaan minyak bunga matahari di Eropa dan minyak goreng dunia, dikutip dari New Scientist.
1. Kenapa suplai minyak bunga matahari menghilang di beberapa negara?
Sekitar 80 persen suplai minyak bunga matahari di dunia datang dari Ukraina dan Rusia. Ekspor dari Ukraina anjlok 95 persen sejak perang terjadi di negara itu. Sedangkan Rusia masih melakukan ekspor minyak ini, tapi menyatakan akan menerapkan kuota mulai 15 April nanti.
2. Bagaimana dengan bahan alternatif?
Banyak produsen makanan sudah melakukan ini, mencari minyak goreng alternatif. Tapi, harga minyak nabati dunia sudah lebih dulu naik hingga rekor tertingginya bahkan sebelum perang Rusia-Ukraina terjadi, dan tingginya tingkat permintaan semakin mendongkrak harganya ke langit terutama untuk jenis minyak goreng yang dibuat dari lobak, kedelai dan kelapa sawit. Minyak sawit, menurut Thomas Alcock dari Technical University of Munich, Jerman, adalah yang paling mungkin mmenjadi substitusi di Eropa karena harganya yang paling murah.
3. Tapi, kenapa harga minyak goreng dunia meroket?
Ini adalah kombinasi dari melonjaknya tingkat permintaan di dunia karena masyarakat yang lebih sejahtera dan meningkatnya penggunaan minyak nabati sebagai biofuel, ditambah isu terkait pandemi dan cuaca ekstrem. Sebagai contoh, gelombang panas ekstrem di Kanada pada tahun lalu telah memukul panen lobak.
4. Adakah yang dapat dilakukan untuk menghentikan kelangkaan?
Ya. Secara global, sekitar 15 persen minyak nabati diolah menjadi biofuel karena program subsidi dan mandat dari pemerintahan negara-negara. Uni Eropa, misalnya, mengkonversi sekitar 3,5 juta ton minyak sawit menjadi biodiesel setiap tahunnya, hampir setara jumlah minyak bunga matahari yang diekspor Rusia dan Ukraina dijadikan satu. Menunda atau menghentikan subsidi biodiesel bisa meningkatkan suplai minyak goreng dunia.
<!--more-->
5. Berapa lama kenaikan harga ini akan bertahan?
Tidak ada yang bisa memastikannya karena bergantung banyak hal, dari apa yang terjadi di Ukraina sampai apa yang negara lain lakukan. Ukraina sendiri diperkirakan akan memproduksi minyak bunga matahari 40 persen lebih sedikit pada tahun ini, dan itu pun masih harus melihat berapa banyak yang bisa diekspor.
6. Apakah minyak goreng dari minyak bunga matahari yang paling sehat?
Lemak tak jenuh (monounsaturated atau polyunsaturated fats) diyakini lebih baik untuk kesehatan daripada lemak yang jenuh (saturated fats). Dibandingkan minyak nabati lain yang diproduksi di dunia, minyak lobak lebih rendah kandungan lemak jenuhnya daripada minyak bunga matahari. Kandungan dalam minyak kedelai sedikit lebih tinggi dan minyak sawit yang paling tinggi. Meski begitu, minyak nabati adalah campuran kimia yang kompleks dan sulit untuk mengukur efek kesehatannya secara langsung.
7. Untuk menggoreng, benarkah minyak bunga matahari yang paling baik?
Minyak bunga matahari bisa dipanaskan ke suhu yang lebih tinggi hingga ke titik di mana dia mulai berasap daripada jenis minyak goreng lainnya. Namun, minyak bunga matahari juga kaya kandungan lemak tak jenuh (polyunsaturated) yang akan terturai menjadi senyawa seperti aldehida ketika dipanaskan. Senyawa itu memiliki rasa dan aroma yang buruk, dan berbahaya untuk kesehatan.
8. Jadi, minyak goreng manakah yang terbaik?
Sementara cita rasanya bervariasi, lemak-lemak jenuh lebih tahan ketika dipanaskan. Minyak lobak dan zaitun memiliki kandungan tinggi lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated) seperti asam oleik. Rekayasa genetik dan persilangan konvensional juga telah digunakan untuk menciptakan minyak dari bunga matahari, kedelai dan safflower yang kaya asam oleik. Dengan asam oleik, minyak goreng lebih bisa digunakan berulang kali.
9. Bagaimana perbandingannya untuk ramah lingkungan?
Menurut studi yang dibuat Alcock, rata-rata, setara 2,9 kilogram karbon dioksida diemisikan per kilogram produksi minyak bunga matahari. Untuk minyak lobak, 2,5 kilogram, minyak sawit 3,7 kilogram dan minyak kedelai 4,3 kilogram. Faktor utama yang menentukan tingkat emisi karbon adalah di mana lokasi perkebunannya. "Kedelai dan sawit kerap ditanam di lahan di mana hutan hujan dikorbankan," katanya.
Baca juga:
Teknik Anti Aging Ini Ditemukan Memudakan Sel Kulit 30 Tahun
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.