BMKG: Gempa M6,4 Mentawai Timbulkan Kerusakan di Siberut Utara dan Barat

Senin, 29 Agustus 2022 12:15 WIB

Gempa magnitudo 6,4 yang terjadi pada hari Senin, 29 Agustus 2022, pukul 10.29 WIB ini berada di titik lokasi 0.99 Lintang Selatan dan 98.53 Bujur Timur. (BMKG)

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan gempa Mentawai Senin siang, 29 Agustus 2022, pukul 10.29.14 WIB, menimbulkan kerusakan ringan di wilayah Siberut Utara dan Siberut Barat. Sementara dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

Menurut BMKG, gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Siberut dengan skala intensitas V-VI MMI, yang berarti getaran dirasakan oleh semua penduduk dan kebanyakan warga terkejut dan lari keluar.

Di daerah Tuapejat dan Painan dengan skala intensitas III-IV MMI, yaitu dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Di daerah Padang dirasakan dengan skala intensitas III MMI, yaitu getaran dirasakan nyata dalam rumah seakan-akan truk berlalu.

Di daerah Padang Panjang, Bukittinggi, Kabupaten Solok dan Solok Selatan dirasakan dengan skala intensitas II-III MMI, yaitu getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Plt. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan gempa yang terjadi di wilayah Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, itu adalah gempa tektonik. “Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 6,1,” tulis Daryono.

Advertising
Advertising

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,99° Lintang Selatan dan 98,53° Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 12 kilometer arah barat laut Siberut Barat, Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat pada kedalaman 24 kilometer.

Gempa Bumi ini merupakan kelanjutan aktivitas gempa yang terjadi sebelumnya pada pukul 00.04 WIB dengan magnitudo 4,9 dan pukul 05.34 WIB dengan magnitudo 5,8.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng segmen Megathrust Mentawai-Siberut,” jelas Daryono. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Hingga pukul 11.20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.

Daryono meminta warga agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ia juga meminta warga menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

Baca:
Gempa Mentawai Makin Kencang, Kini dengan Magnitudo 6,4

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Ledakan di Tambang Emas Bikin Wisatawan Pulau Merah Berhamburan, Begini Respons Pemkab Banyuwangi

4 jam lalu

Ledakan di Tambang Emas Bikin Wisatawan Pulau Merah Berhamburan, Begini Respons Pemkab Banyuwangi

Peledakan di lokasi tambang emas dikabarkan menimbulkan getaran hingga lokasi wisata Pulau Merah, Rabu siang, 15 Mei 2024. Ada bau menyengat.

Baca Selengkapnya

Ini Arti Galodo, Banjir Bandang dari Gunung Singgalang Sapu Wilayah Berbagai Daerah di Sumbar

4 jam lalu

Ini Arti Galodo, Banjir Bandang dari Gunung Singgalang Sapu Wilayah Berbagai Daerah di Sumbar

Banjir bandang dari Gunung Singgalang menghantam Galudua, Koto Tuo Ampek Koto, Kabupaten Agam, Sumbar. Apa arti galodo bagi suku Minangkabau?

Baca Selengkapnya

Aktivitas Tambang Emas Ganggu Wisata Pulau Merah Banyuwangi di Top 3 Tekno

5 jam lalu

Aktivitas Tambang Emas Ganggu Wisata Pulau Merah Banyuwangi di Top 3 Tekno

Top 3 Tekno Kamis pagi ini, 16 Mei 2024, dipuncaki artikel dari perusakan lingkungan oleh aktivitas tambang emas di Tumpang Pitu, Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Gempa Terkini Getarkan Cianjur, Lagi-lagi Aktivitas Sesar Cugenang

6 jam lalu

Gempa Terkini Getarkan Cianjur, Lagi-lagi Aktivitas Sesar Cugenang

Warga Cianjur kembali merasakan gempa pada Rabu malam, 15 Mei 2024, pada pukul 20.06 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika atau BMKG mencatat kekuatan gempanya bermagnitudo 3,0.

Baca Selengkapnya

Ada Sirkulasi Siklonik, BMKG: Sumbar Masih Harus Waspada Hujan Lebat Hari Ini

7 jam lalu

Ada Sirkulasi Siklonik, BMKG: Sumbar Masih Harus Waspada Hujan Lebat Hari Ini

Di antara wilayah yang mendapat peringatan dini cuaca BMKG hari ini adalah Sumatera Barat yang baru dilanda bencana banjir lahar dan banjir lahar.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini Cuaca BMKG di Jabodetabek Hari Ini, Simak Potensi Hujan Kapan dan di Mana Saja

8 jam lalu

Peringatan Dini Cuaca BMKG di Jabodetabek Hari Ini, Simak Potensi Hujan Kapan dan di Mana Saja

BMKG memberikan peringatan dini cuaca untuk sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarannya (Jabodetabek) pada hari ini, Kamis 16 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 5,4 di Kepulauan Seribu, Dampak Pergerakan Intraslab Lempeng Indo-Australia

19 jam lalu

Gempa Magnitudo 5,4 di Kepulauan Seribu, Dampak Pergerakan Intraslab Lempeng Indo-Australia

TEMPO, Jakarta- Pada Rabu 15 Mei 2024 pukul 16.42.56 WIB wilayah Kepulauan Seribu, diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,4

Baca Selengkapnya

Gempa di Laut Guncang Kepulauan Seribu, Guncangan Skala III-IV Terasa hingga Tangerang

21 jam lalu

Gempa di Laut Guncang Kepulauan Seribu, Guncangan Skala III-IV Terasa hingga Tangerang

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Gempa Lombok 2018: Rekor Gempa Paling Parah di Pulau Lombok

22 jam lalu

Kilas Balik Gempa Lombok 2018: Rekor Gempa Paling Parah di Pulau Lombok

Gempa Lombok 2018 meninggalkan duka yang mendalam di hati masyarakat.

Baca Selengkapnya

Apa Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera Barat?

23 jam lalu

Apa Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera Barat?

BMKG menyebut hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat merupakan pemicu banjir bandang, banjir lahar hujan, dan longsor di Sumbar.

Baca Selengkapnya