Sebut Elon Musk, Indonesia Dorong Investasi dan Kemandirian di Space20

Jumat, 28 Oktober 2022 09:52 WIB

Agenda Space20 atau 3rd Space Economy Leaders Meeting di Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis 27 Oktober 2022. Agenda ini menjadi bagian dari G20 di Bali dan khusus membahas keantariksaan. Foto: humas.

TEMPO.CO, Jakarta - Forum G20 di Indonesia pada tahun ini juga mempunyai perhatian terhadap bidang antariksa dan lingkungan antariksa. Agendanya, Space Economy Leaders Meeting (Space20), dilaksanakan di Jakarta 27-28 Oktober 2022, dan terangkai dengan pembicaraan dalam dua pertemuan sebelumnya di Arab Saudi dan Italia.

Kepala Organisasi Riset Penerbangan Antariksa, BRIN, Robertus Heru Triharjanto, mengatakan bahwa Indonesia, sebagai tuan rumah, membawa dua topik ke dalam agenda itu: investasi dan kemandirian. Diterangkannya, negara-negara yang bisa meluncurkan satelit sendiri ada dalam kelompok G20. Mereka, kata Heru memastikan, memiliki program antariksa yang besar.

Baca juga: Ada India di Pameran Riset dan Teknologi Indonesia 2022, Ini Alasannya

Kemudian dia membandingkan investasi bidang antariksa di masa sebelumnya yang dikuasai oleh pemerintah atau negara. Sekarang, terjadi pergeseran ke swasta. Heru secara spesifik menyebut nama Elon Musk, pendiri SpaceX.“Tentunya, jika invest pasti ada return,” kata Heru dalam konferensi pers di Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 27 Oktober 2022.

Di Indonesia, Heru melanjutkan, BRIN membuat program kemitraan untuk satelit penginderaan jauh dengan kemampuan pencitraan rupa Bumi yang detail. Aplikasinya, Heru mengatakan, "Bisa untuk pengawasan pajak, untuk kepentingan pelestarian hutan, smart farming, dan pengawasan laut."

Advertising
Advertising

Saat ini, dia menambahkan, Indonesia masih mengandalkan satelit luar negeri, apakah itu milik Amerika maupun Eropa dan negara lain. "Ke depannya kami mau lebih meng-intensif-kan data penginderaan jauh ini sehingga kita akan membangun dan mengadakan satelit tersebut."

Kepala Organisasi Riset Penerbangan Antariksa, BRIN, Robertus Heru Triharjanto, saat memberikan keterangan tentang agenda dan misi Indonesia di Space20 di Jakarta, Kamis 27 Oktober 2022. Foto:Tempo/Maria Fransisca Lahur

Ketua Panitia Space20, Wahyudi Hasbi, berharap dalam acara yang sedang digelar ini Indonesia mampu membuka peluang kerja sama ataupun memanfaatkannya untuk mendorong masuk investasi bidang antariksa. Itu sebabnya, agenda diisi pula dengan kunjungan ke lokasi Pusat Riset untuk Teknologi Satelit milik BRIN dan Stasiun Pengendali Utama Satelit milik PT Telkom Satelit Indonesia.

"Indonesia jangan hanya jadi pasar, dan di acara ini kami bisa menunjukkan aktivitas antariksa di Indonesia," kata Wahyudi.

Direktur Eksekutif Indonesian Space Agency (INASA) Erna Sri Adiningsih menjelaskan Space20 terbagi menjadi dua sesi yaitu Space Agency Session dan Space Industrial Session. Yang pertama akan membahas isu-isu prioritas pada sektor ekonomi antariksa, khususnya menekankan pada tema Space for Digital, Green, dan Blue Economy untuk menetapkan beberapa rekomendasi keantariksaan yang bermanfaat bagi negara-negara G20.

Baca juga: Produk Citra Satelit Penginderaan Jauh di Indonesia, Begini Masukan dari para Pengguna

Sedangkan Space Industrial Session disebutnya dihadiri oleh sektor industri keantariksaan, mulai dari start-ups hingga industri besar. “Fokus pertemuan yakni memperkuat pemulihan dan pertumbuhan ekonomi melalui promosi teknologi, startup, dan industri keantariksaan,” kata Erna.

Pertemuan diharapkan juga dapat mendorong negara-negara G20 untuk membuat program dan kebijakan khusus generasi muda dalam mengembangkan startups dengan organisasi antariksa sebagai inkubator bisnis. Selain itu, memberikan kemudahan akses komponen dan pemasaran produk antariksa oleh startup sehingga dapat mendorong keberhasilan digital, blue dan green economy.

Soal sampah antariksa yang antara lain pernah jatuh di perairan Indonesia, Erna menjawab, "Tidak dibahas khusus, tapi dikemas dalam isu sustainability. Implikasinya dalam sustainability,” katanya.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Perangkat Portabel Buatan BRIN Ini Bisa Deteksi Penyakit Tanaman Teh

13 jam lalu

Perangkat Portabel Buatan BRIN Ini Bisa Deteksi Penyakit Tanaman Teh

Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber BRIN mengembangkan alat deteksi dini penyakit tanaman teh berbasis pembelajaran mesin.

Baca Selengkapnya

Harga Langganan Starlink per Bulan dan Keuntungannya

1 hari lalu

Harga Langganan Starlink per Bulan dan Keuntungannya

Harga Starlink per bulannya dimulai dari Rp750.000. Biaya ini belum termasuk dengan perangkat keras. Berikut rincian biaya paket lainnya.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

1 hari lalu

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

Riset ini berpeluang untuk membuat pemetaan sensor yang bisa mendeteksi kecemasan dan tingkat stres pada pegawai.

Baca Selengkapnya

Luhut Binsar Pandjaitan Sebut Jokowi dan Elon Musk Bakal Resmikan Starlink di Bali

2 hari lalu

Luhut Binsar Pandjaitan Sebut Jokowi dan Elon Musk Bakal Resmikan Starlink di Bali

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebut layanan Starlink akan diresmikan Jokowi bersama Elon Musk di Bali

Baca Selengkapnya

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

2 hari lalu

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

3 hari lalu

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

Indonesia relatif terlindungi dari heatwave mayoritas areanya adalah laut dan terdiri dari banyak pulau. Awan juga mengurangi dampak paparan surya.

Baca Selengkapnya

Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Starlink Sebelum Memakainya

3 hari lalu

Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Starlink Sebelum Memakainya

Sebelum menggunakannya, ada baiknya Anda mengetahui kelebihan dan kekurangan Starlink. Salah satu kelebihannya adalah speed tinggi.

Baca Selengkapnya

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

3 hari lalu

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru yang terjadi pada 11 Maret 2024 dan dampaknya diperkirakan berlanjut hingga Mei ini.

Baca Selengkapnya

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

4 hari lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya

Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

4 hari lalu

Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

Badai matahari memicu paparan elektromagnetik yang mempengaruhi sejumlah alat komunikasi dan navigasi di bumi. Fenomena langka dari siklus surya.

Baca Selengkapnya