Wartsila Bicara Net Zero Emission Indonesia 2060: Sedikit Lambat tapi Tepat

Rabu, 7 Desember 2022 23:00 WIB

Kari Punnonen, Energy Business Director Australasia di Wrtsil Energy, usai menjadi salah satu pembicara di 77th Indonesia National Electricity Day 2022 di Hotel Mulia, Jakarta, 30 November 2022. (Wartsila)

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan penyuplai mesin pembangkit listrik dan sistem penyimpanan energi, Wartsila, menilai jalan panjang yang masih harus ditempuh Indonesia menuju target net zero emission 2060. Indonesia disebut baru akan bergerak untuk tren transisi energi yang bersih dan terbarukan, sementara sebagian negara lain sudah memulainya dan bahkan sudah di tengah tren itu.

"Indonesia sebagai negara yang besar memang sedikit lambat untuk memulai," kata Kari Punnonen, Energy Business Director Australasia di Wärtsilä Energy.

Tempo.co bersama satu media lain mendapat kesempatan mewawancarai Kari di antara agenda Hari Listrik Nasional ke-77 di Hotel Mulia, Jakarta, 30 November 2022. Kari yang sehari-hari berbasis di Singapura itu didampingi antara lain Direktur Penjualan Wärtsilä Energy, Febron Siregar, dan Wiwin Suhendri, Senior Business Development Manager Wärtsilä.

Baca juga: Kebanyakan Teknologi Tangkap Karbon Malah Tambah Emisi ke Udara

Advertising
Advertising

Saat itu Kari membandingkan Indonesia dengan Filipina, negara tetangga di Asia. Negara ini dinilai dalam praktiknya sudah lebih maju dibandingkan Indonesia karena telah menjalankan lebih banyak proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), juga tenaga angin. "Sudah ada proyek pembangkit listrik setara beberapa ribu megaWatt dari energi matahari di Filipina," katanya memberi misal.

Meski begitu, Kari menambahkan, Indonesia memiliki kelebihan karena tengah membuat roadmap menuju netralitas emisi karbon 2060. Keputusan membuat roadmap dianggap sangat penting untuk bisa mengarahkan upaya dari seluruh bangsa. "Filipina mungkin sudah lebih dulu start dengan proyek-proyek, tapi framework-nya belum hadir di sana," kata Kari lagi.

Menurut Kari, keputusan amat baik yang sudah diambil pemerintah Indonesia untuk roadmap 2060 itu. Termasuk dengan kebijakan tak akan memberi izin baru pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menggunakan sumber energinya dari batu bara. "Saya kira Indonesia berada di good pathways, right decision," kata dia.

Dia berharap komitmen terjaga dan tender-tender baru dengan sumber energi terbarukan akan bermunculan di sepanjang proses transisi energi ini. "Kita lihat seberapa cepat semua akan terjadi," katanya sambil menekankan semakin meninggalkan batu bara dan menambah banyak sumber energi terbarukan adalah satu-satunya jalan ke depan yang harus diambil.

Ilustrasi PLTU. Antaranews.com

Dia juga berpesan agar Indonesia jangan sampai salah memilih teknologi dan jenis pembangkit listrik baru. Harus perhitungan sampai 30 tahun ke depan apakah teknologi dan pembangkit itu masih tetap bisa digunakan. "Kita sudah lihat contoh di beberapa negara di mana keputusan salah sudah dibuat dan semua orang tidak paham kenapa setelah sepuluh tahun tidak bisa digunakan lagi," katanya.

Kari merujuk kepada nasib PLTU karena tak lagi dapat dukungan komunitas internasional, termasuk untuk pembiayaannya. Karena sektor pembangkitan listrik membutuhkan investasi tidak murah, dia menyatakan, "Jangan sampai membuang uang anggaran nasional yang sangat besar."

Kari menepis penilaian kalau dia meragukan roadmap net zero emission 2060 Indonesia. Menurutnya tidak ada alasan untuk ragu sejak keputusan utama roadmap sudah ada dan komitmen dari PLN sudah terlihat untuk memberi fokus lebih besar ke pengembangan energi terbarukan. Lagian, Febron menambahkan, "Tidak ada jalan untuk mundur lagi bagi Indonesia."

Baca juga: Pengadilan Batalkan Izin Lingkungan PLTU Tanjung Jati A Cirebon

Arah Jalan untuk Indonesia dari Wartsila untuk 2060

Dalam kesempatan itu Kari juga memaparkan kalau Wartsila melakukan pemodelan transisi energi ke sumber-sumber yang terbarukan di banyak negara. Dari sana mereka merekomendasikan arah jalan yang bisa diambil setiap negara dengan skenarionya masing-masing.

Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

2 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

1 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

PHE Menjamin Kesetaraan Perempuan dalam Menjaga Ketahanan Energi

6 hari lalu

PHE Menjamin Kesetaraan Perempuan dalam Menjaga Ketahanan Energi

Berdasarkan data yang ada, PHE sebagai Subholding Upstream memiliki jumlah Pekerja perempuan sebanyak 1.749 orang dengan persentase rata-rata pekerja perempuan yang menjabat di tataran manajerial adalah sebesar 13 persen.

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

6 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

28 hari lalu

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

Penggemar K-Pop global dan Indonesia meminta Hyundai mundur dari investasi penggunaan PLTU di Kalimantan Utara.

Baca Selengkapnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

30 hari lalu

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk periode 2011-2016 Milawarman divonis bebas dalam kasus dugaan korupsi akuisisi saham milik PT Satria Bahana Sarana (SBS).

Baca Selengkapnya

Setelah Cegah 3 Orang ke Luar Negeri, KPK Panggil Direktur PT Bhatara Titih Sempurna Kasus Korupsi PLN Sumbagsel

30 hari lalu

Setelah Cegah 3 Orang ke Luar Negeri, KPK Panggil Direktur PT Bhatara Titih Sempurna Kasus Korupsi PLN Sumbagsel

KPK memanggil Direktur PT Bhatara Titih Sempurna, Yollid Chollidin, sebagai saksi dalam perkara dugaan korupsi di PT PLN (Persero) UIP Sumbagsel.

Baca Selengkapnya

Energi Terbarukan dari PLTS Bikin Terminal Jatijajar Depok Hemat Listrik PLN 40 Persen

38 hari lalu

Energi Terbarukan dari PLTS Bikin Terminal Jatijajar Depok Hemat Listrik PLN 40 Persen

Terminal Bus Jatijajar Kota Depok menyatakan telah sejak Januari lalu memanfaatkan teknologi pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS.

Baca Selengkapnya

Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

45 hari lalu

Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

Pusat Studi Ekonomi dan Sumber Daya Alam (Pusesda) menolak rencana Bahlil membagikan izin usaha pertambangan (IUP) ke organisasi kemasyarakatan.

Baca Selengkapnya

Menteri ESDM Sebut Bahlil Cabut 2.051 Izin Tambang

45 hari lalu

Menteri ESDM Sebut Bahlil Cabut 2.051 Izin Tambang

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sudah mencabut 2.051 Izin Usaha Pertambangan (IUP) sejak 2022.

Baca Selengkapnya