5 Hal yang Perlu Dipersiapkan untuk Kuliah di Amerika dari EducationUSA

Reporter

Nabiila Azzahra

Editor

Devy Ernis

Sabtu, 5 Agustus 2023 11:44 WIB

Seseorang memegang payung dengan logo Harvard saat demonstran berkumpul mendukung tindakan afirmatif, karena Mahkamah Agung AS akan mempertimbangkan apakah perguruan tinggi dapat terus menggunakan ras sebagai faktor dalam penerimaan siswa dalam dua kasus, di Washington, AS 31 Oktober 2022. REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Jakarta - Deputy Advisor di jaringan pendidikan EducationUSA, Caroline Darmanto, memaparkan kiat dalam mempersiapkan kuliah di Amerika Serikat. Kepada para peserta yang hadir di LPDP Fest pada Selasa, 1 Agustus 2023, Caroline mengatakan ada sejumlah hal yang mesti dipersiapkan mulai dari tes Bahasa Inggris hingga esai.

Sebagai rumah bagi deretan perguruan tinggi peringkat teratas di dunia, Amerika Serikat menjadi salah satu negara tujuan impian bagi banyak pelajar Indonesia untuk melanjutkan pendidikan. Nama-nama universitas seperti Harvard, Stanford, Columbia, dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) sudah tidak asing lagi terdengar.

Sebanyak delapan perguruan tinggi di AS menduduki posisi dalam peringkat 15 besar universitas terbaik di dunia versi QS World University Rankings 2024. Dalam skema Beasiswa Perguruan Tinggi Utama Dunia (PTUD) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) 2023, 14 dari 25 perguruan tinggi yang terdaftar berada di AS.

Lantaran bergengsi, berkuliah di AS dianggap sebagai hal yang sulit digapai bagi pelajar Indonesia. Banyak yang berpikiran bahwa untuk berkuliah di AS dibutuhkan nilai akademik yang sangat tinggi, hingga mereka yang memiliki nilai rendah pun pupus harapan sejak awal.

Berikut sejumlah komponen yang perlu dipersiapkan untuk kuliah di Amerika Serikat.

1. Tes Bahasa Inggris
Untuk kemahiran bahasa Inggris, dia menyebut bahwa masing-masing universitas akan meminta jenis tes yang berbeda antara TOEFL, IELTS, atau tes Duolingo. Pendaftar harus menggali informasi dan memastikan tes apa yang diperlukan di universitas tujuannya.

2. Tes Standardisasi
Selain tes bahasa Inggris, universitas AS biasanya meminta skor tes standardisasi Graduate Record Examinations (GRE) atau Graduate Management Admission Test (GMAT). Caroline mengatakan GRE pada umumnya bersifat general untuk jurusan apapun, sedangkan GMAT untuk jurusan bisnis.

Jika suatu universitas meminta skor tes tersebut, maka pendaftar harus memenuhi nilai minimum yang ditentukan. Namun jika skor bersifat opsional, maka dia menyarankan pendaftar untuk menyertakan skor hanya jika dapat memperbagus aplikasi. Apabila kira-kira skor terlalu rendah, maka menurutnya tidak perlu disertakan.

“Kalau mereka bilang tidak butuh nilainya, kalian cukup beruntung tidak harus ambil tesnya, karena cukup sulit dan butuh persiapan panjang,” terangnya.

3. CV atau Resume
Perihal CV atau resume, Caroline menekankan satu hal penting yang harus diingat para peserta. Biasanya, universitas di AS mempunyai standar tersendiri untuk ini.

“Kesalahan umum kita biasanya adalah menaruh informasi personal di CV atau resume. Misalnya jenis kelamin, foto, atau status pernikahan. Apa pun yang menurut kalian tidak relevan dengan informasi akademik atau profesional, jangan masukkan di CV,” jelas dia. “Dan selalu pastikan untuk menggunakan latar putih dengan tinta hitam.”

Selain itu, jika ingin mencantumkan akun media sosial, dia menyarankan untuk mencantumkan media sosial profesional seperti LinkedIn.

4. Surat Rekomendasi
Hal penting lainnya dalam sebuah aplikasi adalah surat rekomendasi. Untuk ini, Caroline menyarankan untuk jangan pernah menulis surat rekomendasi sendiri, karena akan ketahuan oleh petugas admisi. Hal ini dikarenakan gaya tulisan pendaftar akan terlihat dari esainya.

“Jadi bayangkan kalau kalian juga yang menulis surat rekomendasi, petugas admisi akan tahu bahwa penulisnya sama,” imbuhnya. “Bahkan, seharusnya kalian tidak boleh membaca rekomendasi yang ditulis tentang kalian. Kalau misalnya kalian yang menulis sendiri akan terlihat, dan mungkin kalian akan didiskualifikasi.”

5. Esai
Esai menjadi salah satu komponen terpenting dalam sebuah aplikasi. Caroline mengatakan bahwa untuk mempersiapkannya butuh waktu yang lama.

“Karena surat rekomendasi, IPK, skor GRE/GMAT, TOEFL, itu semuanya datang dari luar. Hanya ada satu hal yang datang dari kalian dalam kata-kata sendiri. Esai merupakan tempat untuk menjustifikasi kenapa kalian ingin mempelajari suatu bidang di universitas tertentu,” jelasnya.

Dia menyarankan peserta untuk meminta orang-orang sekitar membaca ulang esai. Penting menurutnya untuk menghabiskan banyak waktu menulis esai, yang memang selalu diminta oleh universitas di AS.

Jumlah waktu yang dia sarankan untuk mempersiapkan semua komponen aplikasi tanpa tergesa-gesa adalah satu tahun. Karena mungkin harus persiapan TOEFL dan GRE/GMAT, menulis esai dalam waktu yang lama, bahkan mungkin meminta surat rekomendasi bakal memakan waktu yang cukup panjang.

“Beri waktu satu tahun, jadi kalau kalian harus mengulang sesuatu, kalian akan mempunyai banyak waktu tanpa harus diburu-buru supaya hasil tetap maksimal,” tutupnya.

Pilihan Editor: Wisuda Perdana Monash University Indonesia, Luluskan 45 Mahasiswa di Angkatan Pertama

Advertising
Advertising

Berita terkait

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

6 jam lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

9 jam lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

Viral Selebgram Dapat Beasiswa KIPK, Pakar Unair Sebut Faktor Kebutuhan Popularitas dan Dorongan Media Sosial

12 jam lalu

Viral Selebgram Dapat Beasiswa KIPK, Pakar Unair Sebut Faktor Kebutuhan Popularitas dan Dorongan Media Sosial

Angga menyayangkan fenomena tersebut dapat terjadi di kalangan mahasiswa yang menerima beasiswa.

Baca Selengkapnya

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

15 jam lalu

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

Mahkamah Pidana Internasional pernah mengerbitkan surat penangkapan sejumlah pimpinan negara. Belum ada dari Israel

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

16 jam lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

18 jam lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

20 jam lalu

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

Grup vokal legendaris dari Amerika Serikat, All 4 One menggelar konser bertajuk All 4 One 30 Years Anniversary Tour di Jakarta pada 23 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

20 jam lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

21 jam lalu

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

Pejabat AS mengatakan Israel tak bisa menang melawan Hamas karena strateginya meragukan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyerahkan paket bantuan senjata untuk Israel senilai USD1 miliar (Rp16 triliun)

Baca Selengkapnya