Gagal Kuliah Kedokteran di Cina, Anak Petani Ini Justru Dapat Beasiswa di Amerika

Reporter

Editor

Devy Ernis

Jumat, 25 Agustus 2023 21:07 WIB

Rahmat peraih beasiswa di Amerika. Dokumentasi: Kemenag.

TEMPO.CO, Jakarta - Kuliah di Kedokteran menjadi cita-cita Rahmat sejak kecil. Asa itu sudah membuncah sejak dia duduk di bangku sekolah. Alasannya, sebagai pemuda desa, dia ingin membangun daerahnya dan saat itu masih jarang yang berprofesi dokter. Rahmat berasal dari Dusun Lombongan, sebuah dusun terpencil di bagian selatan Provinsi Sulawesi Barat.

Jalan meraih cita itu sempat terbuka saat ada kesempatan mendapat beasiswa kuliah Kedokteran di Chna. “Tapi saya batal berangkat karena covid-19 mendera dan Cina saat itu adalah pusatnya. Beruntung ada MOSMA Kemenag. Batal ke Cina, saya dapat kesempatan kuliah ke Amerika,” ujar Rahmat pada Kamis, 24 Agustus 2023 dilansir dari situs Kementerian Agama.

Bisa menjajal kuliah di Amerika tak terpikirkan oleh Rahmat. Kondisi ekonomi keluarganya pas-pasan. Ibunya seorang petani sekaligus ibu rumah tangga, sedang bapak seorang pensiunan guru agama sekaligus seorang nelayan.

Saat lulus SMP, Rahmat melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlas Lampoko. Lokasi pesantren ini berjarak sekitar 75 km dari desanya. Lembaga pendidikan keagamaan khas Indonesia ini memiliki banyak alumni yang kuliah di berbagai perguruan tinggi.

Saat itu, cita-citanya untuk menjadi dokter masih membumbung tinggi. Sadar memiliki banyak keterbatasan, Rahmat berusaha lebih keras. Dia belajar lebih giat agar bisa mengejar teman-temannya. Selama di pesantren, dia juga belajar berorganisasi.

Advertising
Advertising

“Alhamdulillah, enam tahun mondok, saya menjadi lulusan terbaik. Ini tentu menjadi kebanggaan untuk seorang anak desa,” sebutnya.

Tak Lolos Kuliah Kedokteran

Mimpi menjadi seorang dokter makin menguat. Rahmat mendaftar Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2018 di Universitas Hasanuddin. Namun, dia tidak lulus pada pilihan prodi Kedokteran, tetapi di departemen Mechanical Engineering.

Meski kecewa, Rahmat memilih untuk tetap maju. Berjalan dua semester di Unhas, Rahmat sadar bahwa jurusan sekarang bukan yang diimpikan. Dia lalu kembali mendaftar Kedokteran di berbagai jalur masuk perguruan tinggi negeri. Hasilnya sama, dia selalu ditolak.

Jenuh mendera, ide iseng muncul tak terduga. Rahmat daftar kedokteran di luar negeri, yaitu Cina. Mujur, Rahmat dinyatakan lulus pada salah satu universitas di Cina untuk program MBBS dengan beasiswa tuition fee dari pemerintah di sana.

MBBS adalah singkatan dari Bachelor of Medicine and Bachelor of Surgery. Program ini memberikan kualifikasi kedokteran umum dan bedah sekaligus pada akhir program.

Rahmat senang bisa diterima di sana. Namun, dia terbayang biaya transportasi dan ongkos hidup selama kuliah di Cina yang pasti mahal. Rahmat lalu mencari jalan agar tetap bisa mengambil kesempatan yang telah diberikan. Sayang, setelah jalan itu didapat, Covid-19 merajalela sehingga dia tetap tidak bisa berangkat. Apalagi, Cina saat itu menjadi pusat penyebaran Covid 19.

Jalan meraih mimpi menjadi seorang dokter kembali terjal. Rahmat sempat berpikir untuk menyerah dan kembali ke desa. Tapi, orang tua dan saudara terus mendorong agar dia tetap kuliah.

Pada 2021, Rahmat daftar kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang relatif masih baru. Kampus itu adalah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene yang baru beroperasi empat tahun. Dengan jarak hanya 45 km, Rahmat memilih tinggal di rumah agar bisa menemani ayah dan ibu yang semakin menua.

Rahmat belajar di prodi Tadris Bahasa Inggris. Gagal menjadi dokter, dia ingin menjadi pendidik dan dapat mengembangkan bidang pendidikan di daerahnya. Proses kuliah dijalani dengan serius, dengan target IPK harus 3,9 ke atas. Beragam organisasi dan ajang kompetisi juga diikuti.

Selain aktif di kampus, Rahmat juga aktif sebagai volunteer guru mengaji di Rumah Qur'an Moloku yang letaknya tidak jauh dari kampus. Lembaga ini membina sekitar 100 santri untuk belajar membaca dan menghafal Al-Qur'an.

Raih Beasiswa ke Amerika

Rahmat juga belajar berbisnis. Keterbatasan ekonomi menuntut dirinya untuk lebih kreatif agar bisa mendapat penghasilan tambahan. Hobi membuat handcraft coba dikembangkan menjadi ladang bisnis dengan nama "AdeeraGift". Dia menyediakan jasa atau layanan membuat parsel, buket, mahar, dan handcraft lainnya.

“Alhamdulillah, usaha yang aku jalankan bisa membantu membiayai kebutuhanku dan mengurangi beban orang tua dan kakaku yang ada di desa. Karena di kampus, aku tidak mendapatkan beasiswa,” katanya.

Di tengah beragam aktivitas yang dijalani, termasuk menjadi volunteer di salah satu NGO, Rahmat mendapat informasi ada program beasiswa bernama MOSMA Kementerian Agama. Dia mendapat informasi ini dari dosennya di prodi Tadris Bahasa Inggris.

MORA Overseas Student Mobility Awards (MOSMA) merupakan salah satu program implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka. MOSMA berbentuk program mobilitas fisik yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi luar negeri selama 1 semester dengan durasi maksimal 6 bulan. Melalui program ini, mahasiswa mendapatkan kredit yang dapat dikonversi ke dalam SKS (Satuan Kredit Semester) di kampus asal.

Kesempatan ini tidak Rahmat sia-siakan. Dia bertekad untuk meraih kembali kesempatan kuliah di luar negeri.

“Aku tidak berharap banyak sebetulnya, mengingat persiapanku tidak semaksimal biasanya. Berkat doa dan dukungan berbagai pihak, Alhamdulillah aku lulus dengan negara tujuan Amerika Serikat,” lanjutnya.

Rahmat bersyukur karena akses kuliah di luar negeri kini terbuka dan bisa diikuti siap saja. Rahmat berharap program ini tidak hanya memberikan manfaat untuk dirinya, tapi juga sesama generasi muda di seluruh daerah Indonesia.

“Dari mana kita berasal, di mana kita belajar, status ekonomi kita apa, semua itu tidaklah menjadi alasan bagi kita untuk tidak berprestasi," katanya.

Pilihan Editor: ICEL Kembangkan Mata Kuliah Hukum Perubahan Iklim dengan 9 Universitas

Berita terkait

Cerita Mahasiswa Undip Ngadu ke Rektor soal UKT hingga Fasilitas Kampus

5 jam lalu

Cerita Mahasiswa Undip Ngadu ke Rektor soal UKT hingga Fasilitas Kampus

Mahasiswa Undip Semarang mengaku telah berdiskusi dan memberikan kritik kepada pihak kampus soal permasalahan Uang Kuliah Tunggal alias UKT.

Baca Selengkapnya

Viral Selebgram Dapat Beasiswa KIPK, Pakar Unair Sebut Faktor Kebutuhan Popularitas dan Dorongan Media Sosial

6 jam lalu

Viral Selebgram Dapat Beasiswa KIPK, Pakar Unair Sebut Faktor Kebutuhan Popularitas dan Dorongan Media Sosial

Angga menyayangkan fenomena tersebut dapat terjadi di kalangan mahasiswa yang menerima beasiswa.

Baca Selengkapnya

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

9 jam lalu

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

Mahkamah Pidana Internasional pernah mengerbitkan surat penangkapan sejumlah pimpinan negara. Belum ada dari Israel

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

10 jam lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Kemenag Buka Seleksi Penerimaan Beasiswa Pemerintah Maroko 2024

1 hari lalu

Kemenag Buka Seleksi Penerimaan Beasiswa Pemerintah Maroko 2024

Tahun ini, jumlah kuota beasiswa yang diberikan sebanyak 50 orang melalui Kemenag.

Baca Selengkapnya

Polres Metro Bekasi Selidiki Kasus Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

2 hari lalu

Polres Metro Bekasi Selidiki Kasus Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polres Metro Bekasi menelusuri kasus dugaan penipuan beasiswa S3 ke Filipina yang diduga dilakukan oleh Bambang Tri Cahyono.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Lapor Polisi, Alami Kerugian Rp 30 Juta

2 hari lalu

Cerita Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Lapor Polisi, Alami Kerugian Rp 30 Juta

Program pendidikan yang dia ikuti itu akan dilaksanakan di Philippine Women's University pada 2024 di Manila dengan skema beasiswa parsial doktoral.

Baca Selengkapnya

Bahas Tugas KPK di Depan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Nawawi Pomolango Singgung Program Makan Siang Gratis

2 hari lalu

Bahas Tugas KPK di Depan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Nawawi Pomolango Singgung Program Makan Siang Gratis

Pimpinan KPK Nawawi Pomolango menyinggung program makan siang gratis yang digadang-gadang presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Apakah Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Masih Wajib Bayar UKT? Ini Penjelasannya

2 hari lalu

Apakah Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Masih Wajib Bayar UKT? Ini Penjelasannya

Apakah mahasiswa penerima KIP Kuliah masih harus membayar UKT atau SPP per semester?

Baca Selengkapnya

Protes Perubahan UKT dan IPI 2024, BEM UNS Layangkan 8 Tuntutan ke Rektorat

2 hari lalu

Protes Perubahan UKT dan IPI 2024, BEM UNS Layangkan 8 Tuntutan ke Rektorat

BEM UNS menyampaikan 8 tuntutan terkait kenaikan biaya kuliah.

Baca Selengkapnya