Rektor Unair Bicara Soal Politik Uang di Pemilu 2024: Investasi Pasti Minta Kembali
Reporter
Annisa Febiola
Editor
Devy Ernis
Selasa, 17 Oktober 2023 11:08 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Universitas Airlangga atau Unair, Mohammad Nasih, mengingatkan warga kampus agar tidak tergiur oleh politik uang dalam pemilihan umum (Pemilu) 2024. Hal ini ia sampaikan melalui sambutannya dalam kuliah umum yang diisi oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD di Aula Garuda Mukti, Unair.
“Kita semua tahu jika pemilu 2024 sebentar lagi terselenggara. Kita ingin agar pemilu dapat mencerminkan sebuah demokrasi yang bermartabat. Demokrasi bermartabat itu ditunjukkan dengan demokrasi yang berkualitas,” ujar Rektor Mohammad Nasih pada Senin, 16 Oktober 2023.
Rektor berharap, demokrasi di Indonesia merupakan demokrasi yang mendidik, bukan justru memecah-belah dan menyulut api konflik. Ia mengatakan bahwa dengan adanya sistem demokrasi, menjadikan seluruh masyarakat punya hak dalam menentukan laju negeri ke arah yang lebih baik.
"Jangan sampai suara kita dibeli dengan harga yang murah, sebab setiap suara yang keluar akan berkontribusi untuk kebaikan bangsa," tuturnya.
Mengingat hal itu, rektor menyatakan masyarakat harus ikut sedia dalam pemberantasan demokrasi yang berlandaskan politik uang. Baginya, politik uang menjadikan implementasi demokrasi menjadi sulit berkembang ke arah yang lebih baik. Hal ini karena suara masyarakat dalam pemilu akan sangat menentukan masa-masa yang akan datang.
“Mahasiswa akan menjadi pemimpin, penggerak, serta pengelola bangsa ini. Ke depan, bangsa ini akan menjadi milik anak muda masa kini,” tambahnya.
Dalam mewujudkan demokrasi yang bermartabat, rektor menekankan bahwa kampus harus berperan serta. Sebagai insan terpelajar, kampus harus mampu menjaga demokrasi dengan intelektualitas yang dimiliki. Seluruh sivitas akademika harus terlibat dalam membuat sistem demokrasi mengakar lebih baik dan kokoh, melalui cara pandang yang objektif dan cara berpikir akademis.
Ia mengimbau warga kampus untuk tidak mewarnai proses demokrasi tanah air dengan istilah investasi. “Di mana pun yang namanya investasi, sebaik apa pun, orang pasti akan meminta kembali (hasil dari investasi tersebut). Meminta kembali inilah yang akan merusak tatanan,” tutur Mohammad Nasih.
Pilihan Editor: Profil Universitas Surakarta, Kampus Almas Tsaqibbiru Penggugat Usia Capres-Cawapres