Pembangunan Masif Bandung Utara Disorot Usai Banjir Bandang, Sekda Singgung UU Cipta Kerja

Senin, 22 Januari 2024 15:49 WIB

Warga menarik sepeda motornya setelah banjir bandang menghantam Kampung Braga di Bandung, Jawa Barat, 11 Januari 2024. Sungai Cikapundung meluap mengakibatkan banjir bandang dengan ketinggian air diatas satu meter. Ada 250 KK yang terdampak banjir dengan jumlah jiwa lebih dari 1.000 dimana sebagian warga mengungsi ke beberapa toko dan gedung di kawasan Jalan Braga. TEMPO/Prima mulia

TEMPO.CO, Bandung - Penjabat Sekretaris Daerah Jawa Barat Mohammad Taufiq Budi Santoso mengatakan, terbitnya Undang-Undang Cipta Kerja mencabut syarat rekomendasi teknis pemerintah provinsi sebagai syarat perizinan pembangunan di Kawasan Bandung Utara (KBU).

Pembangunan masif di KBU menjadi sorotan setelah peristiwa banjir bandang Sungai Cikapundung awal tahun ini. Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meminta Bappeda mengevaluasi perizinan di KBU.

“Semua yang ada di perda asumsinya sudah diterjemahkan dalam rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota yang ada di KBU, termasuk RDTR (Rencana Detail Tata Ruang), sehingga dasar untuk perizinan itu RDTR. Jadi kalau semua sudah diterjemahkan sebetulnya tidak masalah dengan mekanisme perda yang tidak diacu dan tidak perlu rekomendasi pemprov,” kata dia, Senin, 22 Januari 2024.

Taufiq mengatakan, rekomendasi teknis Pemprov Jabar dalam pemberian izin pembangunan di KBU tertuang dalam Perda 2 tahun 2016. Rekomendasi teknis tersebut sedianya merupakan mekanisme kontrol untuk mengendalikan pemberian perizinan di KBU.

Perda tersebut memang belum dicabut, namun sudah dinyatakan tidak berlaku dengan terbitnya UU Cipta Kerja. “Secara normatif kita belum cabut, tapi dengan adanya Undang-Undang Cipta Kerja, dia secara otomatis tidak berlaku lagi,” kata dia.

Advertising
Advertising

“Yang dievaluasi sekarang adalah oleh Bappeda untuk melihat kesesuaian antara pemanfaatan ruang yang ada dengan rencana tata ruang yang sudah ada. Kalau ternyata ada yang perlu diselaraskan, maka nanti ada rekomendasi atau surat kepada bupati/wali kota untuk meninjau kembali, paling tidak pemanfaatan ruang yang tidak sesuai atau kurang sesuai, sehingga perlu penyelarasan yang dilakukan kabupaten/kota,” kata Taufiq.

Taufiq mengatakan, RTRW dan RDTR saat ini menjadi satu-satunya kontrol untuk pengendalian pembangunan di KBU. Ia mengklaim, perlindungan KBU yang ada dalam Perda 2/2016 secara substansial sudah tertuang dalam RTRW dan RDTR. Seluruh proses perizinan tersebut juga sudah melewati mekanisme OSS (One Single Submision).

“Oleh kabupaten/kota nanti ditinjau apakah memang evaluasi dari pemprov itu bisa diterjemahkan sesuai dengan tata ruang mereka. Kalau itu ada yang perlu disesuaikan, maka kabupaten/kota harus melakukan mekanisme penyesuaian lagi. Tapi masalahnya kan sekarang OSS itu satu arah,” kata Taufiq.

Sebelumnya, Bey Machmudin meminta Bappeda mengevaluasi pengelolaan perizinan di KBU imbas dari banjir bandang yang melanda sepanjang Sungai Cikapundung dan mengakibatkan banjir di kawasan Braga, Kota Bandung.

Bey engatakan, sejumlah pihak menuding pembangunan masif di KBU menjadi penyebabnya. “Banjir kemarin itu ada yang menyampaikan itu karena KBU, ada juga karena debit air hujan tinggi. Kami akan evaluasi semua, termasuk soal kawasan-kawasan yang ada di sempadan,” kata dia. Bey mengatakan, khusus untuk permukiman yang berada di bantaran sungai idealnya direlokasi, tapi harus ada pendekatan di masyarakat.

Di awal tahun 2024 peristiwa banjir melanda permukiman padat di kawasan Braga Kota Bandung akibat banjir bandang Sungai Cikapundung. Banjir di kawasan Braga pada Kamis, 11 Januari 2024, tersebut mengakibatkan 11 rumah rusak berat, 20 rumah rusak ringan.

Di hari yang sama, pada Kamis, 11 Januari 2024, curah hujan ekstrem juga mengakibatkan Sungai Citarum meluap. Sungai yang meluap menjebol tanggul Sungai Cigede mengakibatkan banjir di Kampung Lamajang Peuntas, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Sekitar 2.000 warga mengungsi akibat banjir.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Cegah Banjir Lahar Lebih Besar, BMKG Modifikasi Cuaca Sumbar per Hari Ini

4 jam lalu

Cegah Banjir Lahar Lebih Besar, BMKG Modifikasi Cuaca Sumbar per Hari Ini

BMKG akan menyemai awan hujan sebelum memasuki wilayah bencana banjir lahar Marapi. Volume endapan erupsi di puncak Marapi masih 1,3 juta meter kubik

Baca Selengkapnya

Cerita Duka Korban Banjir Bandang di Sumbar, Cucu dan 4 Anggota Keluarga Hanyut

6 jam lalu

Cerita Duka Korban Banjir Bandang di Sumbar, Cucu dan 4 Anggota Keluarga Hanyut

Banjir di Kabupaten Agam dan Tanah datar meninggal duka bagi masyarakat Sumatra Barat. 59 orang lebih dinyatakan meninggal dan ada 16 yang masih dalam pencarian.

Baca Selengkapnya

Ini Arti Galodo, Banjir Bandang dari Gunung Singgalang Sapu Wilayah Berbagai Daerah di Sumbar

10 jam lalu

Ini Arti Galodo, Banjir Bandang dari Gunung Singgalang Sapu Wilayah Berbagai Daerah di Sumbar

Banjir bandang dari Gunung Singgalang menghantam Galudua, Koto Tuo Ampek Koto, Kabupaten Agam, Sumbar. Apa arti galodo bagi suku Minangkabau?

Baca Selengkapnya

Ada Sirkulasi Siklonik, BMKG: Sumbar Masih Harus Waspada Hujan Lebat Hari Ini

12 jam lalu

Ada Sirkulasi Siklonik, BMKG: Sumbar Masih Harus Waspada Hujan Lebat Hari Ini

Di antara wilayah yang mendapat peringatan dini cuaca BMKG hari ini adalah Sumatera Barat yang baru dilanda bencana banjir lahar dan banjir lahar.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Hujan, BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Mendukung Tanggap Darurat Bencana Sumbar

1 hari lalu

Antisipasi Hujan, BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Mendukung Tanggap Darurat Bencana Sumbar

Operasi TMC dilakukan sebagai upaya percepatan penanganan darurat bencana banjir bandang lahar dingin dan tanah longsor di Sumbar.

Baca Selengkapnya

Apa Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera Barat?

1 hari lalu

Apa Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera Barat?

BMKG menyebut hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat merupakan pemicu banjir bandang, banjir lahar hujan, dan longsor di Sumbar.

Baca Selengkapnya

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

1 hari lalu

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

Banjir bandang di Sungai Yangtze pada 1931 merupakan salah satu bencana alam terburuk dalam sejarah China, bahkan di dunia.

Baca Selengkapnya

5 Kuliner Unik Khas Kabupaten Lumajang: Ada Rujak Bambu Hingga Nasi Kelor

1 hari lalu

5 Kuliner Unik Khas Kabupaten Lumajang: Ada Rujak Bambu Hingga Nasi Kelor

Tahun 2022 Sego Kelor dari Kanupaten Lumajang memenangkan penghargaan dalam Festival Msakan Khas Jawa Timur. Berikut 5 Kuliner unik khas Lumajang.

Baca Selengkapnya

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

2 hari lalu

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

Bencana berulang di Lembah Anai, Sumatera Barat, sudah diprediksi sebelumnya. Bagaimana Walhi bisa melakukan itu?

Baca Selengkapnya

Update Peristiwa Banjir Bandang Sumatera Barat

2 hari lalu

Update Peristiwa Banjir Bandang Sumatera Barat

Peristiwa banjir bandang di Sumatera Barat baru-baru ini terjadi, berikut updatenya

Baca Selengkapnya