BRIN: Awal Puasa Tahun Ini Berpotensi Berbeda tapi Idul Fitri Bareng

Senin, 4 Maret 2024 13:59 WIB

Ilustrasi buka puasa/ketupat. Robertus Pudyanto/Getty Images

TEMPO.CO, Bandung - Awal puasa 1 Ramadan 1445 Hijriah atau pada 2024 berpotensi berbeda di antara masyarakat muslim di Tanah Air. Penyebabnya, ketinggian bulan saat magrib pada 10 Maret 2024 diproyeksi masih sangat rendah. “Jadi tidak mungkin bisa dirukyat (diamati),” kata peneliti astronomi dan astrofisika di Pusat Riset Antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaludin, Senin 4 Maret 2024.

Menurut Thomas, posisi bulan itu belum terpenuhi menurut kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Dalam kriteria MABIMS, penetapan bulan baru 1 Ramadan dan 1 Syawal harus memenuhi pengamatan ketinggian bulan minimal 3 derajat dengan elongasi atau jarak sudut bulan dan matahari di langit minimal 6,4 derajat.

“Tetapi kalau menggunakan kriteria wujudul hilal itu sudah bulan baru,” katanya. Karena itu, Muhammadiyah pada malam 10 Maret 2024 dijadwalkan sudah akan menjalankan salat tarawih dan memulai puasa pada 11 Maret 2024.

Sedangkan yang memakai kriteria hisab atau perhitungan MABIMS, pengamatan akan dilakukan pada 10 Maret 2024. Namun karena posisi bulan masih terlalu rendah sehingga tidak mungkin diamati di seluruh Indonesia, dengan mengacu pada kriteria MABIMS. Hasil pengamatan itu nantinya dipakai sebagai bahan untuk sidang isbat yang rencananya akan digelar pada sore itu juga.

“Hasil rukyat pun kemungkinan gagal, sidang isbat kemungkinan besar akan memutuskan awal Ramadan 12 Maret,” ujar Thomas memprediksi.

Advertising
Advertising

Jika awal puasa berpotensi berbeda, lain halnya dengan 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri. “Kalau Syawal insya Allah seragam tanggal 10 April 2024,” kata Thomas sambil menambahkan, "Dengan begitu maka akan ada umat Islam di Indonesia yang berpuasa selama 29 dan 30 hari."

Pengamatan bulan baru atau hilal untuk penentuan awal puasa 1 Ramadan juga sedang disiapkan Observatorium Bosscha di Lembang. Seperti di lokasi dan oleh pihak lain, pengamatan pada 10 Maret. “Akan dilakukan sepanjang hari,” kata staf Divisi Pendidikan dan Penjangkauan Publik Observatorium Bosscha, Yatny Yulianti, Senin, 4 Maret 2024.

Tim pengamat yang dikerahkan berjumlah sekitar dua sampai empat orang. Namun begitu menurut Yatny, kali ini pengamatan hilal di Observatorium Bosscha tidak disiarkan langsung ke publik.

Pilihan Editor: Gempa dari Zona Megathrust Enggano Kembali Guncang Liwa

Berita terkait

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

22 jam lalu

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.

Baca Selengkapnya

BI Prediksi Penjualan Eceran April 2024 Tumbuh, Ditopang Belanja Idul Fitri

1 hari lalu

BI Prediksi Penjualan Eceran April 2024 Tumbuh, Ditopang Belanja Idul Fitri

BI memperkirakan kinerja penjualan eceran bulan April 2024 tetap tumbuh, didorong oleh momen Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

1 hari lalu

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

Indonesia relatif terlindungi dari heatwave mayoritas areanya adalah laut dan terdiri dari banyak pulau. Awan juga mengurangi dampak paparan surya.

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

1 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

2 hari lalu

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru yang terjadi pada 11 Maret 2024 dan dampaknya diperkirakan berlanjut hingga Mei ini.

Baca Selengkapnya

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

2 hari lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya

Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

2 hari lalu

Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

Badai matahari memicu paparan elektromagnetik yang mempengaruhi sejumlah alat komunikasi dan navigasi di bumi. Fenomena langka dari siklus surya.

Baca Selengkapnya

Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

3 hari lalu

Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

Ekspedisi Sesar Baribis akan tersebar ke beberapa titik untuk sosialisasi dan upaya mitigasi bahaya gempa.

Baca Selengkapnya

Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

3 hari lalu

Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

Sampai kedalaman 4,5 meter tanah ditemukan empat kejadian gempa yang berkaitan dengan Sesar Lembang

Baca Selengkapnya

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

3 hari lalu

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

Pemugaran situs Candi Parit Duku di Jambi mengungkap lima lapisan tanah purba atau lapisan budaya dalam istilah arkeologi.

Baca Selengkapnya