Tagar #JanganJadiDosen Dipandang sebagai Realita Kesejahteraan, Lulusan Terbaik Tak Tertarik Jadi Dosen

Selasa, 5 Maret 2024 08:43 WIB

Ilustrasi dosen sedang mengajar. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Tagar #JanganJadiDosen yang belakangan ramai di media sosial X dipandang menjadi ungkapan realita upah dan kesejahteraan dosen. Munculnya tagar itu bermula dari cuitan warganet tentang minimnya gaji dosen yang tidak sesuai dengan beratnya beban kerja.

Menanggapi hal tersebut, pakar kebijakan publik di Universitas Airlangga (Unair), Gitadi Tegas Supramudyo, menyebutkan pemerintah perlu menetapkan standar kebijakan upah dosen yang lebih optimal. “Kita perlu kembali ke grand design pendidikan Indonesia yang belakangan ini terus berubah,” ujar Gitadi melalui keterangan tertulis, Senin, 4 Maret 2024.

Gitadi mengungkapkan bahwa terdapat kesenjangan signifikan pada kebijakan upah dosen di Indonesia. Permasalahan ini muncul sebagai akibat dari kebijakan negara khususnya di bidang pendidikan. Di sisi lain juga ada tuntutan ekonomi.

"Dulu, lulusan terbaik itu biasanya menjadi dosen, sekarang lebih memilih bekerja di bidang lain yang tunjangan atau gajinya juga lebih baik,” kata Gitadi.

Menurutnya, sistem pendidikan di Indonesia yang dinamis juga menjadi salah satu pemicu permasalahan ini. Orientasi lulusan sarjana dan diploma yang berubah juga berpengaruh pada profesi dosen, baik dari aspek kualitas maupun kebijakan yang menaunginya.

Advertising
Advertising

“Kalau dulu itu pembagiannya yang orientasi pekerjaan itu diploma, kalau pengembangan ilmu sarjana sampai doktor. Tapi sekarang sudah berubah, semua kaitannya dengan pekerjaan," katanya sambil menambahkan, "Perubahan ini secara langsung maupun tidak berdampak pada profesi dosen.”

Dampak Jangka Pendek dan Panjang

Salah satu dampak minimnya upah adalah bahwa para dosen terkadang harus mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan. Akibatnya, kata Gitadi, kualitas pengajaran mengalami penurunan. Ini dimaklumi Gitadi karena kebutuhan fisik masih menjadi yang utama di Indonesia.

"Memang menjadi dosen itu pilihan, tapi dalam praktiknya orang Indonesia bisa dari sumber lain karena untuk memenuhi kebutuhan,” kata Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair itu.

Sementara itu, dampak jangka panjangnya, akan terjadi penurunan minat generasi muda untuk menjadi dosen di masa mendatang. Di sisi lain, menurut Gitadi, kualitas dosen juga terprediksi akan mengalami penurunan sebab dosen tidak lagi menjadi profesi yang banyak digandrungi.

“Sekarang ini yang terjadi adalah menurunnya tingkat kompetisi menjadi dosen. Selama kebijakan yang ada masih seperti ini maka penurunan ini akan terjadi,” tuturnya.

Solusi, Gitadi memandang bahwa pemerintah melalui kementerian terkait seharusnya kembali kepada grand design awal pendidikan Indonesia. Pemerintah perlu memberikan standar yang lebih jelas terkait rekrutmen dan penetapan gaji dosen melalui klasterisasi.

“Beri penghargaan bagi mereka yang terpanggil jadi dosen,” ucapnya.

Pilihan Editor: Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis yang Dikira Situs Kuno

Berita terkait

Rektor Unair Sebut Indonesia Emas 2045 Bisa Dipercepat Jadi 2034 dengan Cara Ini

2 jam lalu

Rektor Unair Sebut Indonesia Emas 2045 Bisa Dipercepat Jadi 2034 dengan Cara Ini

Rektor Unair sebut Indonesia Emas bisa dipercepat.

Baca Selengkapnya

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

3 jam lalu

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

Peneliti Unair menilai penarikan vaksin AstraZeneca dari pasar akan memicu pro dan kontra. Masyarakat bisa ragu terhadap program vaksinasi nasional.

Baca Selengkapnya

Pasca-Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok Keluarkan SE Tentang Study Tour

12 jam lalu

Pasca-Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok Keluarkan SE Tentang Study Tour

Pasca kecelakaan bus rombongan perpisahan siswa SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok mengeluarkan surat edaran tentang kegiatan study tour.

Baca Selengkapnya

Rektor Unair Klaim UKT Perguruan Tinggi di Indonesia Sudah Lama Tidak Naik

13 jam lalu

Rektor Unair Klaim UKT Perguruan Tinggi di Indonesia Sudah Lama Tidak Naik

Kata Rektor Unair soal UKT di perguruan tinggi.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Kembali Diminta Mengajar Program Doktor di Universitas Jayabaya

21 jam lalu

Bamsoet Kembali Diminta Mengajar Program Doktor di Universitas Jayabaya

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, kembali diminta untuk mengajar program doktor (S3) ilmu hukum di Universitas Jayabaya, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Peserta UTBK SNBT di Unair Diinfus Sambil Kerjakan Soal, Kampus Sediakan Petugas Kesehatan

1 hari lalu

Peserta UTBK SNBT di Unair Diinfus Sambil Kerjakan Soal, Kampus Sediakan Petugas Kesehatan

Peserta UTBK SNBT di Unair terpaksa menjalani tes saat sakit.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unair Ungkap Pentingnya Deteksi Dini Pendengaran pada Bayi

1 hari lalu

Guru Besar Unair Ungkap Pentingnya Deteksi Dini Pendengaran pada Bayi

Deteksi dini pada bayi baru lahir bisa menggunakan alat bernama auditory brainstem response (ABR).

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Kualitas Tenaga Pengajar Indonesia

1 hari lalu

Bamsoet Dorong Peningkatan Kualitas Tenaga Pengajar Indonesia

Bamsoet mengikuti Pelatihan Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) sebagai pemenunah persyaratan sertifikasi pendidik untuk dosen di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Politikus PKS Soroti Komitmen Konstitusi dalam Mengatasi Masalah Pendidikan

1 hari lalu

Politikus PKS Soroti Komitmen Konstitusi dalam Mengatasi Masalah Pendidikan

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mardani Ali menyoroti peran penting komitmen dan investasi negara dalam mengatasi masalah di sektor pendidikan.

Baca Selengkapnya

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di UNDIP

1 hari lalu

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di UNDIP

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di Universitas Diponegoro (UNDIP) dengan tema 'Survival Leadership, Facing Uncertainties'.

Baca Selengkapnya