Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Selasa, 16 April 2024 16:07 WIB

Asap vulkanis yang keluar dari kawah Gunung Semeru terlihat dari Desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Jumat 16 Februari 2024. Bedasarkan data Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada periode pengamatan Jumat (16/2) pukul 06.00-12.00 WIB Gunung Semeru mengeluarkan material vulkanik dengan 19 kali gempa letusan atau erupsi amplitudo 10-22mm selama 83-130 detik, 7 kali gempa Awan Panas Guguran (APG) amplitudo 3-8mm selama 39-51detik. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya

TEMPO.CO, Lumajang - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan letusan dan hembusan awan panas Gunung Semeru terus meningkat dari waktu ke waktu. Dengan jarak luncur yang bervariasi, arah awan panas itu relatif sering menuju ke tenggara, persisnya ke arah Jembatan Sungai Besuk Kobokan di Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi, Hendra Gunawan, mengatakan indikasi peningkatan itu didasari data letusan Gunung Semeru sejak 2021 hingga sekarang ini. "Hingga sekarang, erupsi masih terjadi terus menerus dan menghasilkan gas serta material batuan di sekitar kawah atau puncak,” katanya melalui keterangan tertulis, Selasa, 16 April 2024.

Menurut Hendra, sebagian erupsi ke arah lereng turut membentuk endapan yang berpotensi menjadi awan panas guguran, jika batas kestabilannya telah terlewati. Dia menyebut akumulasi material hasil erupsi juga berpotensi menjadi guguran lava pijar atau awan panas. Guguran itu terendap di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Semeru.

“Berpotensi menjadi lahar jika berinteraksi dengan air hujan," tutur Hendra. Endapan bersuhu tinggi itu juga bisa menjadi erupsi sekunder bila bertemu air sungai.

Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga menyatakan aktivitas kegempaan di Semeru masih tinggi, terutama gempa letusan, gempa guguran, gempa tremor harmonik, dan gempa vulkanik dalam.

Advertising
Advertising

Rekaman data soal vulkanik dalam dan tremor harmonik yang kian intensif mengindikasikan tingginya suplai magma dari bawah permukaan Gunung Semeru. Aktivitas itu juga terjadi bersamaan dengan pelepasan material ke permukaan, serta penumpukan material hasil letusan di sekitar kawah Jonggring Seloko.

Data getaran banjir juga mengindikasikan pergerakan lahar di aliran sungai yang berhulu di Semeru, terutama yang mengarah ke aliran Besuk Kobokan. Sejak munculnya awan panas Gunung Semeru pada 28 Maret 2024—terjadi menjelang sore pukul 15.18 WIB—yang diikuti oleh lahar, aktivitas Semeru masih sangat tinggi.

Belum Usai Gejolak Semeru

Hingga 15 April 2024, aktivitas erupsi, awan panas, dan guguran lava Gunung Semeru masih terjadi. Namun, gejolak itu jarang teramati secara visual karena kendala cuaca yang berkabut. Namun, suara gemuruh terdengar saat terjadi letusan.

Yang bisa diamati adalah asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang. Ketinggian asap itu sekitar 50-300 meter dari puncak.

Jumlah dan jenis gempa yang terekam masih didominasi oleh jenis gempa permukaan, seperti letusan, hembusan, dan guguran. Gempa vulkanik dalam dan tremor Hharmonik terekam lebih intensif. Gempa yang terkait dengan kejadian lahar juga beberapa kali terekam.

Rekomendasi Pencegahan Dampak Erupsi Gunung Semeru

Berdasarkan analisis dan evaluasi Badan Geologi, Gunung Semeru tetap pada Level III atau Siaga. Dalam kondisi itu, pemerintah menyarankan masyarakat lokal, pengunjung, dan wisatawan untuk menghindari sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan. Letaknya 13 kilometer dari pusat erupsi.

Di luar jarak tersebut, masyarakat juga disarankan tidak beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai, tepatnya di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi dilanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak. Masyarakat juga diminta tidak berkegiatan dalam radius 5 kilometer dari kawah Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu.

Masyarakat perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Seru. Sungai yang dimaksud, antara lain Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Ada juga potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Pilihan Editor: Kupatan Kendeng 2024 Singgung Bencana Banjir Jawa Tengah dan Proyek Strategis Nasional

Berita terkait

Status Aktivitas Vulkanik Gunung Ibu di Maluku Utara Menjadi Awas Hari Ini

31 menit lalu

Status Aktivitas Vulkanik Gunung Ibu di Maluku Utara Menjadi Awas Hari Ini

Belum genap 10 hari lalu status Gunung Ibu dinaikkan ke level Siaga. Masyarakatnya diminta mewaspadai potensi banjir lahar.

Baca Selengkapnya

Cegah Banjir Lahar Lebih Besar, BMKG Modifikasi Cuaca Sumbar per Hari Ini

4 jam lalu

Cegah Banjir Lahar Lebih Besar, BMKG Modifikasi Cuaca Sumbar per Hari Ini

BMKG akan menyemai awan hujan sebelum memasuki wilayah bencana banjir lahar Marapi. Volume endapan erupsi di puncak Marapi masih 1,3 juta meter kubik

Baca Selengkapnya

Gunung Ile Lewotolok Alami Gempa Hembusan 211 Kali, Badan Geologi Imbau Warga Waspada

6 jam lalu

Gunung Ile Lewotolok Alami Gempa Hembusan 211 Kali, Badan Geologi Imbau Warga Waspada

Badan Geologi mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya abu vulkanik Gunung Ile Lewotolok.

Baca Selengkapnya

Gunung Ruang Turun Level, Sebanyak 9.343 Warga Masih Mengungsi

1 hari lalu

Gunung Ruang Turun Level, Sebanyak 9.343 Warga Masih Mengungsi

Terjadi penurunan tingkat aktivitas Gunung Ruang dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga).

Baca Selengkapnya

PKB Beri Rekomendasi ke Eks Ketua Timses Amin Jatim untuk Maju di Pilkada Lumajang

1 hari lalu

PKB Beri Rekomendasi ke Eks Ketua Timses Amin Jatim untuk Maju di Pilkada Lumajang

Eks Ketua Timses Anies-Muhaimin Jawa Timur Thoriqul Haq telah mendapat rekomendasi dari PKB untuk maju di Pilkada Kabupaten Lumajang.

Baca Selengkapnya

5 Kuliner Unik Khas Kabupaten Lumajang: Ada Rujak Bambu Hingga Nasi Kelor

1 hari lalu

5 Kuliner Unik Khas Kabupaten Lumajang: Ada Rujak Bambu Hingga Nasi Kelor

Tahun 2022 Sego Kelor dari Kanupaten Lumajang memenangkan penghargaan dalam Festival Msakan Khas Jawa Timur. Berikut 5 Kuliner unik khas Lumajang.

Baca Selengkapnya

Zona Siaga Erupsi Gunung Ile Lewotolok Diperluas ke Sektor Barat, Imbas Aliran Lava

2 hari lalu

Zona Siaga Erupsi Gunung Ile Lewotolok Diperluas ke Sektor Barat, Imbas Aliran Lava

Badan Geologi memperluas cakupan wilayah terdampak erupsi Gunung api Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata Alam Wajib Dikunjungi Saat ke Lumajang: Gua Tetes Hingga Hutan Bambu

2 hari lalu

5 Destinasi Wisata Alam Wajib Dikunjungi Saat ke Lumajang: Gua Tetes Hingga Hutan Bambu

Selain itu, Lumajang juga memiliki berbagai destinasi alam lainnya yang memikat, seperti gua tetes dan hutan bambu yang mirip dengan di Jepang.

Baca Selengkapnya

Status Gunung Ruang Turun ke Siaga, Begini Rekomendasi Badan Geologi

2 hari lalu

Status Gunung Ruang Turun ke Siaga, Begini Rekomendasi Badan Geologi

Pada umumnya kegempaan vulkanik di Gunung Ruang cenderung rendah, lebih didominasi oleh gempa tektonik.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

3 hari lalu

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

Badan Geologi menurunkan status Gunung Ruang di Sulawesi Utara dari Level IV atau Awas menjadi Level III atau Siaga mulai Senin, 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya