Dari Mangrove Sampai Kebun Alpukat, Ini 10 Penerima Kalpataru 2024

Kamis, 6 Juni 2024 15:14 WIB

Menteri LHK Siti Nurbaya (tengah) berfoto bersama para penerima Kalpataru 2024 di Jakarta, Rabu (5/6/2024) (ANTARA/Prisca Triferna)

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memberikan penghargaan Kalpataru kepada 10 orang atau kelompok yang dipandang sebagai Pahlawan Lingkungan. Para penerima Anugerah Kalpataru 2024 itu tersebar dari Jakarta sampai Papua Barat, dari Profesor Mangrove hingga pekebun alpukat.

"Para penerima penghargaan Kalpataru adalah pahlawan lingkungan yang benar-benar telah melakukan sesuatu yang luar biasa dan nyata guna mempertahankan, meningkatkan dan memulihkan kualitas lingkungan hidup dan kehutanan serta kualitas sosial masyarakat sekitar menjadi lebih baik," ujar Menteri Siti, usai penyerahan penghargaan di Jakarta, Rabu 5 Juni 2024, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Ada empat pengelompokan penghargaan yakni bidang konservasi, pencemaran dan perubahan iklim, ekonomi hijau/biru, serta hukum dan budaya. Adapun kesepuluh penerimanya tahun ini terdiri dari empat di kategori Perintis Lingkungan, satu di kategori Pengabdi Lingkungan, tiga penerima kategori Penyelamat Lingkungan, dan dua Pembina Lingkungan.

Menteri Siti menyebutkan seleksi atas para penerima Kalpataru dilakukan secara ketat, dimulai dari seleksi usulan dan rekomendasi di tingkat daerah sampai verifikasi dan validasi administrasi/teknis serta lapangan oleh tim khusus yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu. Setelahnya, pilihan disidangkan oleh Dewan Pertimbangan Penghargaan Kalpataru berlanjut ke tahapan tanggapan publik.

"Oleh karena itu, penerima penghargaan Kalpataru adalah tokoh-tokoh penting dalam bidang lingkungan hidup dan kehutanan. Mereka bukan sembarang orang atau kelompok, atau entitas," kata Menteri Siti.

Advertising
Advertising

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya menyampaikan kata sambutan dalam acara pemberian anugerah Kalpataru di Jakarta, Rabu, 5 Juni 2024. Tempo/Irsyan

Pemberian penghargaan Kalpataru ini, menurutnya, selain sebagai tanda menghargai upaya dan jasa bakti pada lingkungan, sekaligus merupakan amanah bagi penerimanya. "Untuk tetap menjaga dan meningkatkan kepeloporan serta upaya-upaya perlindungan, pemeliharaan, dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan."

Harapannya, para penerima Kalpataru 2024 ini tidak berhenti beraksi, tetapi terus menebarkan virus kebaikan bagi pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia. Dan, ke depan semakin banyak anak-anak muda yang terlibat dalam menjaga dan merawat alam.

Kegiatan pemberian Penghargaan Kalpataru ini merupakan rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup 2024. KLHK menetapkan tema tahun ini “Land Restoration, Desertification, and Drought Resilience”. Rangkaian kegiatannya telah bermula dari 5 Mei lalu dan berakhir 5 Juli yang akan datang.

Berikut daftar 10 penerima Anugerah Kalpataru 2024:

Kategori Perintis Lingkungan

1. Adolof Olof Wonemseba (Papua Barat), dengan kegiatan konservasi Karang Kima

Para peraih penghargaan Kalpataru 2024 usai penyerahan piagam di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup san Kehutanan, Jakarta, 5 Juni 2024. Tempo/Irsyan

2. Infirmus Abi (NTT), dengan kegiatan Konservasi Sumber Daya Air

3. Sururi (Jateng) yang mendapat julukan Profesor Mangrove

4. Komang Anik Sugiani (Bali) yang fokus pada penanganan sampah.

Kategori Pengabdi Lingkungan

1. Idi Bantara, yang merupakan Kepala BPDAS Way Seputih Lampung dengan collaborative managementnya telah berhasil menangani koflik sekaligus mengajak warga untuk berkebun alpukat sieger.

Kategori Penyelamat Lingkungan

1. Masyarakat Hukum Adat (MHA) Punan Batu Benau Sajau Kalimantan Utara

2. Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Bekayuh Baumbai Bebudaya, sebagai pelestari pesut mahakam

3. Kelompok Tani Hutan (KTH) Wanapaksi (Yogyakarta) melalui kegiatan konservasi air, burung, dan karst.

Kategori Pembina Lingkungan

1. Dindin Komarudin, pendaur ulang sampah dari Jakarta

2. Rukmini Paata Toheke, seorang pembina lingkungan dan konservasi berbasis adat di Sulawesi tengah.

Pilihan Editor: Begini Jatam Kecam Izin Tambang dari Jokowi untuk Ormas Keagamaan, Sebut Tamak, Licik, dan Balas Jasa

Berita terkait

Titik Hot Spot di Sumatera Selatan Meningkat setelah Karhutla di Sungai Rengit Banyuasin

1 hari lalu

Titik Hot Spot di Sumatera Selatan Meningkat setelah Karhutla di Sungai Rengit Banyuasin

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sungai Rengit, Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) terjadi pada Selasa siang, 2 Juli 2024.

Baca Selengkapnya

PLN Tanam Tiga Ribu Mangrove di Pesisir Sulawesi Utara

4 hari lalu

PLN Tanam Tiga Ribu Mangrove di Pesisir Sulawesi Utara

Penanaman mangrove dibarengi dengan pelatihan mengolah tanaman tersebut menjadi produk bernilai ekonomi.

Baca Selengkapnya

Cegah Karhutla, BMKG Semai 13 Ton Garam di Langit Kalimantan Barat

4 hari lalu

Cegah Karhutla, BMKG Semai 13 Ton Garam di Langit Kalimantan Barat

BMKG menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Kalimantan Barat hingga 5 Juli 2024. Upaya membuat gambut tetap basah.

Baca Selengkapnya

Merayakan 50 Tahun Hotel Aryaduta Menteng: Menanam Pohon Mangrove dan Membersihkan Pantai

4 hari lalu

Merayakan 50 Tahun Hotel Aryaduta Menteng: Menanam Pohon Mangrove dan Membersihkan Pantai

Aryaduta Menteng tidak hanya membersihkan lingkungan sekitar mereka, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan.

Baca Selengkapnya

Penanaman 5.000 Mangrove di Probolinggo Jadi Pembukan Gelaran Peringati Dua Hari Besar Nasional

5 hari lalu

Penanaman 5.000 Mangrove di Probolinggo Jadi Pembukan Gelaran Peringati Dua Hari Besar Nasional

Pemerintah Kota Probolinggo rutin melaksanakan penanaman bibit pohon. Hal ini menjadi bagian dari sedekah oksigen bagi lingkungan sekitar.

Baca Selengkapnya

Siti Nurbaya Jabarkan Laju Deforestasi Indonesia di Oslo Tropical Forest Forum 2024

6 hari lalu

Siti Nurbaya Jabarkan Laju Deforestasi Indonesia di Oslo Tropical Forest Forum 2024

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan itu menyebut bahwa laju deforestasi di Indonesia 2022 dan 2023 hanya 0,13 juta hektar per tahun.

Baca Selengkapnya

Respon Kementerian Lingkungan Hidup Soal Rencana Proyek Beach Club di Pesisir Gunungkidul

6 hari lalu

Respon Kementerian Lingkungan Hidup Soal Rencana Proyek Beach Club di Pesisir Gunungkidul

KLHK merespon soal polemik rencana pembangunan beach club di pesisir Gunungkidul, persisnya di kawasan Pantai Krakal

Baca Selengkapnya

Kritik Tanggul Laut Semarang, Walhi Jateng Minta Pemerintah Kembalikan Ekosistem Mangrove

10 hari lalu

Kritik Tanggul Laut Semarang, Walhi Jateng Minta Pemerintah Kembalikan Ekosistem Mangrove

Walhi Jateng mengkritik proyek pembangunan tanggul laut di Semarang Utara, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Sidang SB UNFCCC ke-60: Perdagangan Karbon Luar Negeri Harus dengan Otorisasi

11 hari lalu

Sidang SB UNFCCC ke-60: Perdagangan Karbon Luar Negeri Harus dengan Otorisasi

Indonesia mendorong peran para pihak dalam kontribusi NDC melalui Kerjasama Luar Negeri tanpa transfer unit karbon ke luar negeri

Baca Selengkapnya

KLHK: Atasi Polusi Udara, 230 Perusahaan Jadi Target Pengawasan

12 hari lalu

KLHK: Atasi Polusi Udara, 230 Perusahaan Jadi Target Pengawasan

KLHK aktif melakukan monitoring, pengawasan serta penindakan kegiatan usaha yang berpotensi menghasilkan polusi udara di Jabodetabek.

Baca Selengkapnya