Status Aktivitas Gunung Semeru Turun Level

Selasa, 16 Juli 2024 00:14 WIB

Gunung Semeru tampak jelas Sabtu pagi ini, 30 Maret 2024. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Bandung - Badan Geologi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan status aktivitas Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. “Terhitung dari 15 Juli 2024, pukul 15.00 WIB tingkat aktivitas Gunung Semeru diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada),” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Priatin Hadi Wijaya, pada Senin, 15 Juli 2024.

Penurunan status ini berdampak pada pelonggaran aktivitas masyarakat. Semula, ketika masih Level III, masyarakat dilarang beraktivitas sejauh 13 kilometer dari pusat erupsi. Radius jelajah masyarakat kini hanya dibatasi dalam radius 3 kilometer dari kawah atau Puncak Mahameru. Adapun aktivitas di sektor tenggara pada sepanjang Besuk Kobokan masih dibatasi aktivitas dalam radius 8 kilometer.

“Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak,” kata Hadi.

Badan Geologi sempat mencatat dalam pengamatan visual seminggu terakhir, dalam rentang 8-14 Juli 2024. Peneliti masih melihat asap berwarna putih kelabu yang diakibatkan erupsi Semeru. Ketinggiannya antara 100-900 meter dari puncak. Guguran lava pijar juga masih teramati dengan jarak luncur 300-1.000 meter ke arah Besuk Kobokan.

Pengamatan instrumental juga mendapati erupsi dalam periode sepekan ini. Di antaranya terjadi 955 kali gempa letusan atau erupsi, 133 kali gempa guguran, 58 kali gempa hembusan, 5 kali gempa harmonik, 1 kali gempa tektonik lokal, dan 48 kali gempa tektonik jauh.

Advertising
Advertising

Data pemantauan tiltmeter—alat pengukur deformasi gunung yang berfungsi untuk mendeteksi pengembungan atau pengempisan tubuh sebuah gunung—pada Stasiun Tiltmeter Argosuko menunjukkan pola mendatar. Data pemantauan GPS kontinyu menunjukkan perubahan antar baseline stasiun GPS umumnya menunjukkan pemendekan jarak.

Hasil evaluasi menyimpulkan aktivitas erupsi, awan panas, serta guguran lava masih terjadi di Gunung Semeru. Aktivitas kegempaan di Gunung Semeru juga masih relatif tinggi. Namun terjadi penurunan gempa vulkanik dalam. Tetapi gempa letusan mengalami peningkatan cukup signifikan yang mengindikasikan peningkatan pelepasan material ke permukana serta proses penumpukan material hasil letusan di sekitar kawah Jonggring Seloko.

"Kemudian dari pemantauan seismik ambient noise di Gunung Semeru menyimpulkan tidak terjadi peningkatan stres atau tekanan pada tubuh gunung," kata Hadi.

Pemantauan deformasi menunjukkan pola mendatar yang mengindikasikan tidak adanya peningkatan tekanan di dalam tubuh gunung api dan terjadi perpindahan tekanan secara konsisten dari dalam tubuh gunung api ke permukaan bersamaan dengan keluarnya material saat terjadi erupsi dan hembusan.

AHMAD FIKRI (BANDUNG)

Berita terkait

Rentetan Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang Sampai Sebabkan Bandara Tutup 2 Bulan

2 hari lalu

Rentetan Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang Sampai Sebabkan Bandara Tutup 2 Bulan

Gunung Lewotobi Laki-laki masih berstatus Siaga (Level III) sejak erupsi pada Juni lalu.

Baca Selengkapnya

Gunung Semeru Kembali Erupsi, PVMBG Larang Aktivitas Warga dalam Radius 3 Kilometer

4 hari lalu

Gunung Semeru Kembali Erupsi, PVMBG Larang Aktivitas Warga dalam Radius 3 Kilometer

Selama 24 jam pada Sabtu, Gunung Semeru mengalami 94 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 12-25 mm.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Gelar Sosialisasi di Malang, Termasuk soal Gempa Besar Megathrust

4 hari lalu

Badan Geologi Gelar Sosialisasi di Malang, Termasuk soal Gempa Besar Megathrust

Badan Geologi dalam sosialisasi di Malang menyatakan, penyebaran informasi termasuk megathrust diperlukan untuk mengurangi kekhawatiran.

Baca Selengkapnya

Ranu Regulo di Kaki Gunung Semeru Kembali Dibuka

5 hari lalu

Ranu Regulo di Kaki Gunung Semeru Kembali Dibuka

Balai Besar TNBS kembali membuka kawasan Ranu Regulo untuk akitivitas wisata mulai 10 September 2024

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Gunung Tangkuban Parahu, Api Bertahan Lebih dari 24 Jam

7 hari lalu

Kebakaran Hutan di Gunung Tangkuban Parahu, Api Bertahan Lebih dari 24 Jam

Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan sedang menangani kebakaran hutan di area Gunung Tangkuban Parahu.

Baca Selengkapnya

Asap Putih Sempat Bikin Panik, Gunung Tangkuban Parahu Dipastikan Masih Status Normal

7 hari lalu

Asap Putih Sempat Bikin Panik, Gunung Tangkuban Parahu Dipastikan Masih Status Normal

Masyarakat sekitar sempat mencemaskan kemunculan asap itu berhubungan dengan aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu.

Baca Selengkapnya

Eks Bupati Lumajang Beberkan Pemeriksaan Polda Jatim soal Kasus Bantuan Bencana Erupsi Gunung Semeru

7 hari lalu

Eks Bupati Lumajang Beberkan Pemeriksaan Polda Jatim soal Kasus Bantuan Bencana Erupsi Gunung Semeru

Eks Bupati Lumajang yang juga politikus PKB Thoriqul Haq diperiksa Polda Jatim soal kasus bantuan bencana erupsi Gunung Semeru.

Baca Selengkapnya

Gunung Ibu di Halmahera Barat Turun Status dari Awas Menjadi Siaga

8 hari lalu

Gunung Ibu di Halmahera Barat Turun Status dari Awas Menjadi Siaga

Ribuan orang mengungsi pada Mei 2024 setelah Gunung Ibu mengeluarkan abu vulkanik setinggi 5.000 meter dan berstatus level IV Awas.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Ingatkan Potensi Erupsi Freatik Gunung Lokon

9 hari lalu

Badan Geologi Ingatkan Potensi Erupsi Freatik Gunung Lokon

Menurut Badan Geologi, aktivitas Gunung Lokon pada periode 16-31 Agustus 2024 antara lain merekam empat kali gempa embusan.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Catat 165 Kali Gempa Vulkanik Dangkal Gunung Awu

13 hari lalu

Badan Geologi Catat 165 Kali Gempa Vulkanik Dangkal Gunung Awu

Badan Geologi mencatat 165 kali gempa vulkanik dangkal Gunung Awu di Kepulauan Sangihe pada periode 16-22 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya