BMKG: Informasi Gempa Megathrust Bukan Prediksi, Sikapi dengan Mitigasi Struktur dan Kultur

Reporter

M. Faiz Zaki

Editor

Erwin Prima

Selasa, 1 Oktober 2024 17:42 WIB

Gempa-gempa di Zona Megathrust di barat Sumatera. twitter/@DaryonoBMKG

TEMPO.CO, Jakarta - Penanggung Jawab Tim Diseminasi Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Septa Anggraini, mengatakan isu megathrust bukan sesuatu yang baru diperbincangkan. Isu tersebut sudah dibahas berkali-kali dengan adanya gempa besar yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia maupun luar negeri.

“Sebelum tahun 2004, 2018, dulu pernah ramai isu megathrust, kemudian lama-lama isu itu kembali hilang,” kata Septa dalam webinar "Side Event KN PRBBK: Kesiapsiagaan Masyarakat Urban Menghadapi Ancaman Gempa Bumi", Selasa, 1 Oktober 2024.

Salah satu faktor yang membuat isu ini ramai kembali adalah peristiwa gempa magnitudo 7,1 di Jepang, pada Agustus 2024. Septa mengatakan gempat tersebut terjadi di zona megathrust Nankai.

Gempa terakhir di zona megathrust Nankai terjadi pada tahun 1946 dengan magnitudo 8,4. Kemudian ilmuwan di Jepang melihat ada pola keterulangan gempa dalam puluhan hingga ratusan tahun, serta akan terjadi lagi di masa mendatang.

Dengan budaya mencatat yang baik, negara tersebut mempersiapkan mitigasi bencana semaksimal mungkin. “Menunggu waktu dengan menyiapkan mitigasi. Momentum ini dimanfaatkan lagi oleh para pakar untuk mengingatkan,” ucap Septa Anggraini.

Advertising
Advertising

Wilayah Indonesia pun juga memiliki potensi gempa yang sama, bahkan BMKG mencatat ada 13 segmentasi sumber gempa zona megathrust. Faktor ini, kata Septa, dikarenakan Indonesia terletak di empat lempeng dunia yang bergerak satu sama lain, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Filipina, serta patahan aktif lainnya.

Hal yang perlu diperhatikan adalah lempeng bergerak dengan hitungan sentimeter per tahun. “Kita ini berdiri di atas lempeng yang bergerak dengan hitungan 10-14 sentimeter per tahun,” ujarnya.

Megathrust adalah sumber gempa subduksi lempeng, di mana terdapat bidang kontak antar dua lempeng tektonik di kedalaman dangkal kurang dari 50 kilometer. Megathrust dapat dianalogikan sebagai patahan dengan dorongan naik yang besar, karena mampu mengakumulasi energi medan tegangan gempa sangat dan memicu gempa kuat yang menimbulkan rekahan panjang dan bidang pergeseran yang luas.

Dengan adanya fakta-fakta tersebut, kata Septa, maka informasi potensi gempa megathrust bukan prediksi atau peringatan dini. Gempa tersebut tidak ada yang bisa memprediksi dengan detail kapan dan di mana akan terjadi.

Namun yang perlu diketahui adalah adanya pola keterulangan gempa. “Yang harus kita sikapi adalah menyiapkan diri, bagaimana mempersiapkan dari sisi mitigasi struktur dan kultur,” tuturnya.

Pilihan Editor: Google Maps Hadirkan Fitur Pelaporan Insiden pada Android Auto

Berita terkait

BMKG: Gempa Magnitudo 6,2 Guncang Laut Banda, Wakatobi

2 jam lalu

BMKG: Gempa Magnitudo 6,2 Guncang Laut Banda, Wakatobi

BMKG mencatat gempa tektonik dengan magnitudo 6,2 di Laut Banda, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Selasa 1 Oktober 2024 pukul 16.28 WIB.

Baca Selengkapnya

BMKG: Gempa Magnitudo 4,9 di Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

6 jam lalu

BMKG: Gempa Magnitudo 4,9 di Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Menurut BMKG, gempa dengan magnitudo 4,9 ini dirasakan di sejumlah kabupaten dan kota di Gorontalo.

Baca Selengkapnya

BMKG: Dasarian Awal Oktober, Mayoritas Daerah Jawa Barat Hujan Intensitas Rendah

6 jam lalu

BMKG: Dasarian Awal Oktober, Mayoritas Daerah Jawa Barat Hujan Intensitas Rendah

BMKG memprediksi sebagian besar wilayah Jawa Barat akan hujan dengan intensitas rendah selama dasarian atau sepuluh hari pertama Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG: Gempa Magnitudo 5,3 di Pantai Barat Daya Mandailing Natal, Tidak Berpotensi Tsunami

8 jam lalu

BMKG: Gempa Magnitudo 5,3 di Pantai Barat Daya Mandailing Natal, Tidak Berpotensi Tsunami

BMKG mencatat terjadinya gempa tektonik magnitudo 5,3 mengguncang Pantai Barat Daya Mandailing Natal, Sumatera Utara. Tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi 2,5 Meter dari Utara Pulau Sabang Hingga Selat Sumba

9 jam lalu

BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi 2,5 Meter dari Utara Pulau Sabang Hingga Selat Sumba

BMKG menerbitkan peringatan dini gelombang tinggi untuk sejumlah area perairan. Kapal nelayan harus mewaspadai gelombang maksimal 2,5 meter.

Baca Selengkapnya

Informasi Terkini Gempa di Laut M5,0 Guncang Mandailing Natal Sumut, Tidak Berpotensi Tsunami

11 jam lalu

Informasi Terkini Gempa di Laut M5,0 Guncang Mandailing Natal Sumut, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas intraslab.

Baca Selengkapnya

DKI Bulan Ini Gelar Simulasi Gempa Megathrust: Memahami Potensi Bahaya dan Kesiapsiagaan

13 jam lalu

DKI Bulan Ini Gelar Simulasi Gempa Megathrust: Memahami Potensi Bahaya dan Kesiapsiagaan

Salah satu jenis gempa bumi yang belakangan menjadi perhatian adalah gempa megathrust.

Baca Selengkapnya

BMKG Prediksi Jakarta Berawan, Ada Potensi Hujan Singkat di Kepulauan Seribu

15 jam lalu

BMKG Prediksi Jakarta Berawan, Ada Potensi Hujan Singkat di Kepulauan Seribu

BMKG memprediksi wilayah Jakarta cenderung berawan sepanjang hari ini, Selasa, 1 Oktober 2024. Ada sedikit peluang hujan di Kepulauan Seribu.

Baca Selengkapnya

BMKG Prediksi Jawa Barat Terus Diguyur Hujan Pekan Ini, Sebarannya Tidak Merata

1 hari lalu

BMKG Prediksi Jawa Barat Terus Diguyur Hujan Pekan Ini, Sebarannya Tidak Merata

BMKG mendeteksi potensi hujan petir dan angin kencang di beberapa daerah di Jawa Barat menjelang akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Nelayan dan Feri Waspadai Gelombang Tinggi, Mencakup Selat Sunda dan Selat Bali

1 hari lalu

BMKG Minta Nelayan dan Feri Waspadai Gelombang Tinggi, Mencakup Selat Sunda dan Selat Bali

BMKG menerbitkan peringatan dini gelombang tinggi untuk beberapa area dari wilayah barat hingga timur Indonesia. Berlaku hingga 1 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya