Distop ke Timur, Pemagaran Laut di Pesisir Tangerang Memanjang ke Barat

Reporter

Ayu Cipta

Kamis, 3 Oktober 2024 04:30 WIB

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten melakukan patroli gabungan menemukan pemagaran laut tanpa izin di barat Pulau Cangkir, Kronjo Kabupaten Tangerang sepanjang 4,14 kolometer, Selasa, 1 Oktober 2024. TEMPO/AYU CIPTA

TEMPO.CO, Tangerang - Patroli gabungan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten menemukan kembali pemagaran laut tanpa izin membentang di perairan pesisir utara Kabupaten Tangerang sepanjang sedikitnya 4,14 kilometer. Lokasi patok-patok dari bambu itu persis di sebelah barat Pulau Cangkir, diduga lanjutan pengerjaan pagar dan telah diperintahkan distop pengerjaannya di sebelah timur Pulau Cangkir.

Pemagaran sepanjang 4,14 kilometer itu tepatnya terdapat di wilayah Desa Muncung, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang. Ada beberapa kilometer lebih panjang lagi sampai masuk wilayah Desa Ketapang, Mauk, tapi tampak belum rampung pengerjaannya. Tim patroli dengan Kapal Pengawas Perikanan milik DKP Provinsi Banten menemukannya pada Selasa, 1 Oktober 2024.

Tim patroli gabungan itu terdiri dari sekitar 25 orang asal berbagai instansi. Selain DKP Provinsi Banten, ada juga dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Pangkalan TNI AL Banten, Polairud Polresta Tangerang, Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) Provinsi Banten, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kanwil Banten, Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pangkalan Jakarta, Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang, dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI).

Patroli bertolak dari dermaga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Nusantara Karangantu Serang pada Selasa pagi pukul 07.45 WIB. Tambahan pemagaran laut didapati setelah melaju ke timur, ke arah Tangerang, selama sekitar 1,5 jam.

Dari kejauhan, dari arah kapal bergerak, bentuk pagar laut itu menyerupai jalan setapak yang panjang dengan material batang bambu sebagai pilar yang ditancapkan ke laut. Semakin dekat, barisan batang-batang bambu itu terlihat diikat dan saling dikuatkan dengan bilah bambu lain pada bagian kanan dan kiri serta tengah. Tinggi bambu di atas permukaan air laut rata lebih kurang 1,5 meter.

Advertising
Advertising

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten melakukan patroli gabungan menemukan pemagaran laut tanpa izin di barat Pulau Cangkir, Kronjo Kabupaten Tangerang sepanjang 4,14 kolometer, Selasa, 1 Oktober 2024. TEMPO/AYU CIPTA

Lembaran anyaman bambu menjadi bagian permukaannya, yang sebelumnya dilapis dengan jaring paranet hitam. Walau tak terlihat adanya fondasi batuan, konstruksi itu cukup kuat saat sejumlah anggota tim, juga Tempo, turun dari kapal dan berdiri ataupun berjalan di atasnya.

Temuan pemagaran laut pada hari itu menambah temuan sebelumnya yang sepanjang 6,1 kilometer di sisi timur Pulau Cangkir. Temuan dari citra satelit oleh KKP lebih fantastis karena menunjukkan konstruksi yang sama sudah sepanjang 23,334 kilometer dari Kronjo hingga Kosambi atau hampir setengah panjang garis pantai Kabupaten Tangerang.

Meski begitu, tak satupun mengaku mengetahui siapa yang membangun dan peruntukannya. "Seperti pekerjaan Sangkuriang: nelayan bilang siang tidak ada pengerjaan, pagi hari mereka melihat pagar laut sudah memanjang. Ini yang kita lihat sekarang, mereka kucing-kucingan," kata seorang anggota tim dari DKP Provinsi Banten.

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten melakukan patroli gabungan menemukan pemagaran laut tanpa izin di barat Pulau Cangkir, Kronjo Kabupaten Tangerang sepanjang 4,14 kolometer, Selasa, 1 Oktober 2024. TEMPO/AYU CIPTA

Pada hari itu pula tim mengecek lokasi temuan awal dan mendapatinya masih utuh meski tak bertambah panjang. Jaraknya dari bibir pantai sekitar 1,5 kilometer.

Kepala Bidang Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Provinsi Banten, Ahmad Budiman, kemudian mengumpulkan tim dan membahas hasil temuan itu di Kantor Koperasi Nelayan Tempat Pelelangan Ikan Ketapang Mauk Kabupaten Tangerang. "Sampai saat ini masing-masing yang tergabung patroli memiliki sudut pandang sendiri-sendiri, ini yang nantinya dilaporkan ke pimpinan instansi mereka untuk kemudian nanti duduk bersama lagi membahas lebih lanjut," kata Ahmad.

Pilihan Editor: Seperti yang Digunakan Iran untuk Serang Israel, Ini 6 Rudal Hipersonik yang Jadi Senjata Paling Berbahaya Saat Ini

Berita terkait

Kakek Nenek Ditemukan Tewas di Cipondoh Tangerang, Polisi Menduga Ada Unsur KDRT

45 menit lalu

Kakek Nenek Ditemukan Tewas di Cipondoh Tangerang, Polisi Menduga Ada Unsur KDRT

Berdasarkan keterangan ahli dan para saksi, peristiwa ini murni kasus KDRT suami terhadap istrinya di Cipondoh, Tangerang.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan: Potensi Pasir Laut yang Akan Disedot 17,6 Miliar Meter Kubik

18 jam lalu

Kementerian Kelautan: Potensi Pasir Laut yang Akan Disedot 17,6 Miliar Meter Kubik

Kementerian Kelautan memperkirakan potensi pasir laut hasil sedimentasi yang bisa dikeruk mencapai 17,6 miliar meter kubik.

Baca Selengkapnya

Selain Milik Yusril, Ada 65 Perusahaan Menunggu Izin Keruk Pasir Laut

21 jam lalu

Selain Milik Yusril, Ada 65 Perusahaan Menunggu Izin Keruk Pasir Laut

Hingga kini terdapat 66 perusahaan yang mengajukan permohonan memanfaatkan pasir laut, termasuk milik mantan Menkumham Yusril.

Baca Selengkapnya

KKP Klaim telah Sosialisasi Jaminan Sosial untuk Awak Kapal Ikan

1 hari lalu

KKP Klaim telah Sosialisasi Jaminan Sosial untuk Awak Kapal Ikan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengatakan telah sosialisasi tentang jaminan sosial untuk awak kapal ikan.

Baca Selengkapnya

Kiara Sebut Pembukaan Ekspor Pasir Laut Merugikan Rakyat: KKP Harus Jujur Itu Pesanan Siapa

2 hari lalu

Kiara Sebut Pembukaan Ekspor Pasir Laut Merugikan Rakyat: KKP Harus Jujur Itu Pesanan Siapa

Sekretaris Jenderal KIARA, Susan Herawati, kritik sikap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tentang ekspor pasir laut.

Baca Selengkapnya

KKP Klaim Tambang Pasir Laut Menggunakan Teknologi Ramah Lingkungan

2 hari lalu

KKP Klaim Tambang Pasir Laut Menggunakan Teknologi Ramah Lingkungan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengklaim ekspor pasir laut tidak akan merusak lingkungan. Klaim menggunakan teknologi ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Ada Berapa Pabrik Susu Ikan yang Beroperasi Saat Ini?

2 hari lalu

Ada Berapa Pabrik Susu Ikan yang Beroperasi Saat Ini?

Akan ada 2 pabrik yang memproduksi susu ikan demi memenuhi kebutuhan makan bergizi gratis. Dua pabrik tersebut yaitu di Pekalongan dan Indramayu.

Baca Selengkapnya

KKP Sebut Perusahaan Produksi Susu Ikan Baru Ada Satu

2 hari lalu

KKP Sebut Perusahaan Produksi Susu Ikan Baru Ada Satu

Juru Bicara KKP Wahyu Muryadi, mengatakan saat ini perusahaan yang memproduksi susu ikan, baru hanya ada satu.

Baca Selengkapnya

Dukung Program Konservasi, KKP Bangun Pondok Wisata di Aceh Besar

2 hari lalu

Dukung Program Konservasi, KKP Bangun Pondok Wisata di Aceh Besar

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang, membangun pondok wisata di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh pada awal September lalu. Pembangunan pondok wisata ini menjadi bentuk apresiasi KKP terhadap keterlibatan masyarakat dalam mengelola kawasan konservasi di wilayah Aceh Besar.

Baca Selengkapnya

Wacana Susu Ikan Sebagai Alternatif Makanan Bergizi Gratis, Apakah Ini Produk Susu Betulan?

3 hari lalu

Wacana Susu Ikan Sebagai Alternatif Makanan Bergizi Gratis, Apakah Ini Produk Susu Betulan?

Susu ikan menjadi alternatif minuman berprotein dari hewan selain hewan ternak. Susu ikan bisa menghemat banyak dana, tapi apa termasuk produk susu?

Baca Selengkapnya