Cuaca Panas dan Kering Saat Ini Diperkirakan Sampai Pertengahan November
Reporter
Zacharias Wuragil
Editor
Zacharias Wuragil
Kamis, 31 Oktober 2024 19:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi cuaca panas dan kering yang saat ini terjadi cukup merata di Indonesia diperkirakan bakal bertahan hingga pertengahan November. Penyebabnya, maraknya siklon tropis di utara wilayah Indonesia yang masih akan berlangsung hingga dasarian pertama (tanggal 1-10) November.
Peneliti di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, menerangkan, maraknya siklon tropis yang terbentuk di Samudera Pasifik dekat Jepang dan Filipina sepanjang Oktober ini telah berperan menggeser pusat-pusat aktivitas konvektif menjadi di utara Indonesia. Aktivitas konvektif adalah yang biasa menciptakan awan hujan.
“Itulah mengapa selama beberapa hari terakhir kondisi minim awan dan suhu maksimum harian yang tinggi menyebabkan cuaca panas dan kering di Indonesia,” kata perempuan pemilik gelar profesor bidang klimatologi ini, Rabu 30 Oktober 2024.
Ditambahkannya, siklon tropis-siklon tropis itu juga telah membuat angin monsun Asia dari utara yang menuju ke Indonesia menjadi terganggu dan mengalami pelemahan. Ini yang, menurut Erma, menyebabkan awal musim hujan secara umum di wilayah selatan Indonesia menjadi tertunda. Biasanya, dia menambahkan, angin dari utara mulai eksis menjelang akhir Oktober dan kekuatannya homogen pada pertengahan November.
Berdasarkan data dari Sistem Pendukung Keputusan KAMAJAYA-BRIN, monsun Asia yang identik dengan musim hujan baru akan eksis dan homogen di Indonesia pada awal Desember 2024. Sinyal La Nina yang menguat tetap tak mampu mencegah potensi awal musim hujan yang bakal tertunda tersebut.
"Musim hujan tetap tertunda karena faktor anomali cuaca global yang terjadi di Asia lebih dominan menentukan sifat dan awal musim di Indonesia saat ini,” kata dia.
Nanti, mulai dasarian kedua November, Erma mengatakan, barulah bakal terjadi peningkatan hujan sporadis di barat Indonesia yang dibawa oleh pertumbuhan badai vorteks. Wilayah terdampak disebutnya meliputi Sumatera (khususnya wilayah di sepanjang pesisir barat Sumatera), Jawa bagian barat dan tengah.
“Vorteks juga memicu cuaca ekstrem di Sumatera dan Jawa, oleh karena itu perlu dimitigasi dari sekarang.” kata Erma menambahkan.
Dampak ke Petani dan Musim Tanam
Menurut Erma, sektor pertanian perlu mempersiapkan diri karena kondisi cuaca saat ini yang disebutnya belum ada konsistensi hujan. Dia menyarankan awal tanam mundur sekitar 1-2 dasarian.
Khusus di Jawa bagian barat dan tengah, Erma mengingatkan adanya potensi peningkatan hujan deras pertengahan November. Kepada para petani di wilayah ini, Erma mengatakan, "Sebaiknya memutuskan secara tepat tanggal dimulainya tanam padi agar tidak mengalami risiko kebanjiran."
Untuk membantu sektor pertanian yang krusial untuk ketahanan pangan inilah, Erma mengungkapkan bahwa tim peneliti di BRIN membuat inovasi penentuan awal musim hujan berbasis model dinamis untuk informasi enam bulan mendatang yang selalu diperbarui setiap bulan sekali. Harapannya, dapat membantu petani dalam mengambil keputusan secara lebih tepat kapan mereka harus memulai masa tanam.
"Aplikasi berbasis sains untuk para petani yang dinamakan dengan KAMAJAYA ini telah digunakan secara riil untuk membantu meningkatkan kinerja perkebunan skala luas melalui kerja sama riset dan lisensi antara BRIN dengan para pelaku industri yang bergerak di bidang pertanian, perkebunan, dan perbenihan," tuturnya.
Pilihan Editor: Kisah Inspiratif Lulusan Unpam yang Kini Calon Guru Besar Setelah Sempat 13 Tahun Hidup di Atas Gerobak