Hasil Penelitian: Berita Bohong Pengaruhi Opini Pembaca

Reporter

Kamis, 8 Desember 2016 14:29 WIB

Postingan foto hoax tentang Ratna Sarumpaet yang beredar di media sosial, 7 Maret 2016 (kiri). Gambar kanan adalah berita asli. (dok.twitter/tempo)

TEMPO.CO, Tennessee - Meningkatnya berita bohong atau lebih dikenal dengan hoax, ternyata tak hanya terjadi di Indonesia. Amerika pun mengalaminya. Berdasarkan beberapa penelitian di sana, berita yang jelas sekali bohong, akan mulai dipercaya jika sering dibagikan. Hal ini disebut akan mempengaruhi opini seseorang meski tahu berita tersebut tidak benar.

Bebrapa bulan menjelang dan selama pemilihan umum di Amerika adalah waktunya berita bohong menjadi sangat masif. Craig Silverman, seorang jurnalis, menganalisa pada masa pemilu, 20 berita bohong menyalip 20 berita teratas dari 19 media mainstream.

Paul Horner, orang yang membuat banyak berita palsu, mengatakan ia adalah penyebab Donald Trump terpilih. ”Situs saya selalu dikunjungi oleh pendukung Trump, mereka tak pernah mengecek fakta apapun, mereka akan mengunggah dan mempercayai apapun,” kata Horner kepada Washington Post.

Silverman menganalisa dengan melacak rumor yang beredar di dunia maya pada 2014. Ia menemukan interaksi sosial di sekitar berita palsu, akan mengecilkan dan menghilangkan insting mereka. Menurut Silverman, berita palsu dibuat untuk menarik harapan dan ketakutan masyarakat yang tak terbatas kenyataan. Padahal seharusnya kenyataan memberi batas berita mana yang bisa dibagi dan tidak.

Anda mungkin merasa kebal terhadap berita-berita bohong. Tapi penelitian mengatakan sebaliknya. Tahun 1940-an, peneliti mengungkap ”semakin rumor itu disebar, maka akan semakin masuk akal.”

Peneliti menyebutkan hasil penelitiannya mengungkap rumor lahir dari kecurigaan, kemudian terbiasa diketahui, lalu mengubah pemikiran dan opini publik.

Ilusi tentang kebenaran dibuktikan secara empiris pada tahun 1977. Peneliti di Amerika membuat kuis untuk mahasiswa tentang benar atau salahnya sebuat pernyataan. Hanya dengan mengulang sebuah pernyataan, cukup untuk meningkatkan kepercayaan mahasiswa akan kebenarannya.

Setahun lalu, Liza Fazio dan timnya dari Vanderbilt University di Tennessee mengungkap mahasiswa bisa lebih mempercayai pernyataan jika itu diulang-ulang. Meskipun mereka tahu pernyataan tersebut salah.

”Penelitian kami mengungkap meski seseorang tahu bahwa judul beritanya salah, dengan membacanya berulang-ulang, akan membuatnya tampak benar,” kata Fazio.

Meski begitu, penelitian mengungkap pengetahuan utama seseorang masih menjadi pertimbangan utama dalam penentuan benar atau salah sebuah pernyataan. Tapi tren berita bohong yang ditampilkan atau dibaca berulang-ulang, tetap memperngaruhi opini mereka.

NEWSCIENTIST | TRI ARTINING PUTRI

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

42 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya