TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Arizona State University telah menganalisis mineral di sekitar supervolcano di Taman Nasional Yellowstone, Wyoming, Montana, dan Idaho, Amerika Serikat. Mereka menyimpulkan gunung berapi tersebut bisa meledak jauh lebih cepat daripada perkiraan dan berpotensi menghancurkan semua yang ada di bumi.
Menurut National Geographic, para peneliti, yakni Hannah Shamloo dan Christy Till, telah menganalisis mineral dalam abu fosil dari letusan terbaru. Suhu dan komposisi yang seharusnya berubah dalam beberapa dekade justru jauh lebih cepat daripada yang mereka perkirakan.
"Kami memperkirakan mungkin ada proses yang terjadi selama ribuan tahun sebelum terjadinya letusan tersebut," kata Till dalam sebuah wawancara dengan New York Times.
Menurut National Geographic, supervolcano terakhir meletus sekitar 630 ribu tahun yang lalu. Selain itu, diduga ada letusan pada 1,3 juta tahun silam, seperti dilaporkan ZME Science.
Jika letusan lain terjadi, para peneliti mengatakan supervolcano akan mengeluarkan setidaknya 2.500 kali lebih banyak material daripada Gunung St. Helen pada 1980 dan dapat menutupi sebagian besar abu A.S. yang tidak berwarna, yang mungkin membuat planet ini menjadi musim dingin vulkanik.
Penemuan baru yang dipresentasikan pada Agustus lalu setelah versi penelitian sebelumnya muncul pada 2011. Penelitian terdahulu itu menemukan bahwa reservoir magma di Yellowstone telah bergerak jauh, bertambah sekitar 10 inci dalam tujuh tahun.
"Ini adalah kenaikan yang luar biasa, karena mencakup area yang luas dan kadarnya sangat tinggi," kata Bob Smith dari University of Utah, seorang ahli vulkanisme Yellowstone, kepada National Geographic, enam tahun lalu.
Pada Juni, 464 gempa bumi yang terkait dengan supervolcano Yellowstone terjadi dalam satu minggu. Meski begitu, para peneliti mengklaim tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Shamloo mengatakan kepada The Times bahwa lebih banyak penelitian perlu dilakukan sebelum ada kesimpulan yang pasti dapat ditarik. Selanjutnya, NASA sedang mencari cara untuk mencegah supervolcano menghancurkan manusia, termasuk mencoba mendinginkan magma sebelum tumpah.
FOXNEWS | SALMA HABIBAH