TEMPO.CO, Beijing - Qualcomm mengajukan tuntutan hukum di Cina, yang berusaha menghentikan pembuatan dan penjualan ponsel Apple, iPhone, di negara tersebut, sebagaimana dilaporkan Bloomberg kemarin.
Baca: Rilis Apple iPhone X Dikabarkan Bakal Tertunda Sampai Desember
Qualcomm mengajukan tuntutan di sebuah pengadilan kekayaan intelektual Beijing. Perusahaan itu mengklaim pelanggaran paten dan sedang mengincar putusan sela, menurut Bloomberg yang mengutip juru bicara Qualcomm.
"Apple menggunakan teknologi yang diciptakan oleh Qualcomm tanpa membayarnya," kata juru bicara tersebut.
Gugatan itu didasarkan pada tiga paten penting non-standar, yang meliputi manajemen daya dan teknologi layar sentuh yang disebut Force Touch yang digunakan Apple di iPhone saat ini.
Baca Juga:
Qualcomm mengatakan bahwa fitur-fitur itu adalah beberapa contoh dari banyak teknologi Qualcomm yang digunakan Apple untuk memperbaiki perangkatnya dan meningkatkan keuntungannya.
Namun, Apple membalas, dan juru bicara Josh Rosenstock mengatakan, "Dalam negosiasi bertahun-tahun kami yang terus berlanjut dengan Qualcomm, paten ini tidak pernah dibahas."
"Seperti manuver ruang sidang mereka yang lain, kami yakin usaha hukum terakhir ini akan gagal."
Saham Apple naik sedikit, sementara saham Qualcomm sedikit berubah pada perdagangan sore.
Apple sedang melakukan pertarungan hukum global mengenai praktek Qualcomm yang telah lama dilakukan untuk menagih persentase dari total harga iPhone dan perangkat Apple lainnya sebagai biaya lisensi untuk hak patennya.
Apple dan Qualcomm tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Baca: iPhone 8 Kurang Menjual, Ini Kata Analis Apple
Tuduhan tersebut merupakan bagian dari perselisihan yang lebih luas antara Apple dan Qualcomm, yang memasok apa yang disebut teknologi chip modem yang memungkinkan iPhone terhubung ke jaringan data seluler.
DAILY MAIL | ERWIN Z