TEMPO.CO, Jakarta - Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) punya cara tersendiri dalam memperingati hari Sumpah Pemuda. Bersamaan dengan Dies Natalis Fakultas Teknik ke-53, fakultas teknik tertua di Indonesia ini menggelar pameran teknologi di Gandaria City Mall, sepanjang 27-29 Oktober 2017.
Tidak hanya satu, tapi acara bertajuk "FTUI 53 Tahun untuk Negeri" ini banyak menghadirkan inovasi para pemuda yang bernaung di bawah Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Multigreen menjadi salah satu inovasi yang ditampilkan dalam pameran inovasi teknologi yang digelar sejak, Jumat kemarin. Multigreen merupakan sebuah lampu hias multi fungsi. Lampu ini sangat efektif untuk menjebak dan membunuh nyamuk.
Berbeda dengan obat nyamuk bakar, semprot, oles dan elektrik yang membahayakan bagi kesehatan, lampu ini memanfaatkan energi cahaya yang aman dan ramah lingkungan. Selain itu, lampu ini dapat berfungsi sebagai pembersih udara yang menyaring debu, bakteri, virus dan jamur dari udara.
Multigreen, lampu multifungsi yang berfungsi sebagai lampu hias sekaligus penjebak nyamuk. (TEMPO/Kistin Septiyani)
Baca: Kisah Muhammad Yamin dan Teks Sumpah Pemuda
Selain itu ada pula kapal bertenaga surya, inovasi teknologi yang tak kalah mengesankan. Kapal ini merupakan rancangan dari Universitas Indonesia Solar Boat Team (UI-SBT). Kapal ini telah memenangkan begitu banyak penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri.
Kapal bertenaga surya rancangan mahasiswa FTUI yang dipamerkan dalam Dies Natalis FTUI ke-53 di Gandaria City Mall, Jakarta Selatan, Jumat, 28 Oktober 2017. (TEMPO/Kistin Septiyani)
Acara yang digelar hingga 29 Oktober mendatang menampilkan berbagai karya para civitas akademik di FTUI baik di bidang teknologi kesehatan seperti inkubator bayi, hingga teknologi transportasi seperti kapal bertenaga surya dan mobil listrik.
Pada pamerah hari ke-2, FTUI menganugerahkan lifetime engineering dedication award kepada salah satu alumni FTUI sekaligus Presiden RI ketiga, B.J. Habibie, atas dedikasinya memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. B.J. Habibie memiliki kecerdasan luar biasa hingga memperoleh pengakuan internasional. Tidak hanya itu, Habibie juga menjadi orang yang mempelopori pembuatan pesawat perama di Indonesia.
Meminjam ungkapan milik Bung Karno, dalam pidato pembukaannya Direktur Jendral Penguatan Riset dan Pegembangan Muhammad Dimyati mengatakan, "Beri aku seribu orang tua maka akan kucabut Gunung Semeru dari akarnya, beri aku sepuluh Habibie maka akan ku guncang dunia."
Presiden Indonesia ke-3, B.J. Habibie, menerima lifetime engineering dedication award dalam Dies Natalis FTUI ke-53 yang digelar di Gandaria City Mall, Jakarta Selatan, Jumat, 28 Oktober 2017. (TEMPO/Kistin Septiyani)
Baca: Hari Sumpah Pemuda, Eiger Bikin Ekspedisi 28 Gunung
Dalam pidato yang disampaikannya usai menerima penghargaan, Habibie mengatakan bahwa semua orang bisa menjadi dirinya. Yang saat ini harus dilakukan adalah bersatu. Karena baginya siapapun yang berhasil dan menang itu adalah kemenangan bangsa Indonesia, sedangkan siapapun yang kalah, itu juga kekalahan bersama.
"Saya adalah kalian. Saya sama seperti kalian. Lahir di sini, besar di sini. Walaupun dewasa di Jerman, saat Indonesia meminta saya kembali, maka saya kembali," kata Habibie.
Inkubator bayi prematur, hasil karya mahasiswa FTUI, yang dipamerkan dalam Dies Natalis FTUI ke-53, di Gandaria City Mall, Jakarta Selatan, Jumat, 28 Oktober 2017. (TEMPO/Kistin Septiyani)
Baca: Ini Seruan Menaker kepada Pemuda di Peringatan Sumpah Pemuda
Simak artikel menarik lainnya tentang Sumpah Pemuda dan kabar terbaru dari UI hanya di kanal Tekno Tempo.co.
KISTIN SEPTIYANI