Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Selangkah Lagi, Kecerdasan Buatan Bisa Berpikir dan Memprediksi

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Ilustrasi kecerdasan buatan. Clearbridge Mobile
Ilustrasi kecerdasan buatan. Clearbridge Mobile
Iklan

TEMPO.CO, Michigan - Ilmuwan baru saja mengembangkan jaringan saraf baru (neural network) berbasis teknologi memristor yang memungkinkan mesin pembelajaran (machine learning) dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) berpikir serta memprediksi sesuatu sangat cepat.

Baca: 10 Tren Teknologi 2018: Semua tentang Kecerdasan Buatan

Jaringan yang disebut sistem komputasi penyimpanan alias reservoir computing system generasi baru ini bisa memprediksi kata-kata yang belum diucapkan dalam percakapan. Sistem ini, menurut studi yang terbit dalam Nature Communications edisi 19 Desember 2017, nantinya bahkan bisa meramal masa depan bak cenayang.

Reservoir computing system sebetulnya sudah diciptakan dekade lalu. Fungsinya untuk meningkatkan kinerja jaringan saraf tiruan. Namun bentuknya masih berupa komponen optik besar yang berukuran satu unit personal computer (PC) atau bahkan lebih besar.

Tim yang dipimpin Wei Lu, peneliti sistem elektronik nano dari Universitas Michigan, Amerika Serikat, ini mampu menciptakan sistem yang sangat kecil dengan metode memristor. Ukurannya mungkin hanya sebesar prosesor modern.

“Dan lebih mudah untuk mengintegrasikannya ke perangkat elektronik berbasis silikon,” demikian menurut tim dalam artikel berjudul “Reservoir Computing Using Dynamic Memristors for Temporal Information Processing” ini.

Memristor merupakan sebuah alat bersifat resistif—tidak mampu memproduksi energi listrik—yang berfungsi sebagai prosesor sekaligus memori. Ini berbeda dengan sistem komputer biasa, yang memiliki prosesor terpisah dengan perangkat memori.

Dalam studi ini, Lu dan tim membuat memristor khusus yang ditugaskan menghafal kejadian dalam sejarah dan menganalisisnya menjadi sebuah prediksi. Lu dan tim terinspirasi dari sistem cara kerja otak dan jaringan saraf berbasis neuron, serta nodus, sinapsis, juga hubungan antar-nodus.

Di otak, nodus berfungsi mempercepat penyampaian informasi dari inti sel otak satu ke inti sel otak lain. Sedangkan sinapsis adalah titik temu antar-sel otak. Jika kerja sama dua fungsi bagian sel otak ini efisien, informasi dari semua organ tubuh akan cepat sampai ke otak.

Namun, sebelum menjadi pintar, otak memang harus dilatih dan diberi pelajaran. Lu dan tim lantas melatih jaringan saraf tiruan besutan mereka untuk menjawab banyak pertanyaan. Dalam proses pembelajaran ini, terungkap beban kerja yang dipikul dalam hubungan antar-nodus untuk mencapai jawaban yang benar. Dari situ tim lalu memasukkan data-data pendukung pada nodus yang cukup lama menjawab soal.

Pada tes kedua, hampir semua nodus bekerja tanpa ada halangan. Misalnya, pengenalan wajah manusia. Sistem milik Lu dan tim mampu menjawab persoalan dalam waktu singkat.

“Karena kecerdasan ini sudah diajarkan menganalisis fitur wajah manusia dari jutaan foto,” kata Lu, seperti dilansir laman kampusnya.

Pengenalan wajah termasuk permasalahan sederhana. Tugas yang lebih kompleks adalah memprediksi ucapan. Hal ini sangat bergantung pada konteks dan memerlukan banyak jaringan saraf tiruan untuk mengetahui apa yang baru saja terjadi atau apa yang akan dikatakan. Tugas ini membutuhkan kerja jaringan yang berulang layaknya otak manusia, serta memori jangka panjang. Namun, untuk mengembangkannya, butuh biaya yang mahal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nah, sistem yang Lu dan tim bentuk bisa memangkas hal itu. “Jaringan saraf tiruan kami tidak butuh pelatihan,” ujar Lu.

Caranya, satu set data dimasukkan ke dalam jaringan pertama. Kemudian, jaringan ini mengidentifikasi fitur data yang saling berkaitan dan membuatnya lebih sederhana sebelum diserahkan ke jaringan kedua.

Sedangkan jaringan kedua hanya membutuhkan beberapa modifikasi agar bisa menggunakan data tersebut. “Keindahan komputasi reservoir adalah saat kita merancangnya, bukan melatihnya,” kata Lu.

Lu dan tim memberi tes sistem mereka menggunakan pengenalan tulisan tangan—tolak ukur umum untuk menguji jaringan saraf tiruan. Sistem kemudian memecah deretan baris tulisan menjadi beberapa baris piksel dan dikonversi menjadi voltase dalam bentuk sandi morse.

Voltase nol untuk piksel gelap dan sedikit di atas satu volt untuk piksel putih. Hasilnya, hanya menggunakan 88 memristor—dibanding jaringan konvensional yang butuh ribuan nodus—sistem Lu mencapai ketepatan 91 persen.

Saat dicoba untuk menganalisis sejarah masa lalu pun, sistem tersebut mampu menebak dengan kesalahan kecil. Kesalahan inilah yang akan diperbaiki Lu bersama timnya ke depan. Mereka berencana memasukkan dua hal baru, yakni pengenalan suara (speech recognition) dan analisis prediksi (predictive analysis).

“Nantinya, kecerdasan buatan kami bisa memprediksi bahasa lisan manusia. Anda bahkan tak perlu mengucapkan kata kedua, sistem kami akan bisa menebaknya,” ujar Lu.

Dalam analisis prediksi, tim berharap bisa menggunakan kecerdasan buatan mereka untuk menerima sinyal dengan latar belakang suara bising, seperti stasiun radio jarak jauh, sehingga menghasilkan aliran data yang bersih.

Sudah siapkah kita menghadapi teknologi yang bisa memprediksi setiap perkataan kita pada masa depan?

Baca: Kecerdasan Buatan Bisa Bongkar Captcha, Apa Artinya Buat Manusia?

Simak berita tentang kecerdasan buatan di tempo.co

NATURE COMMUNICATIONS | UNIVERSITY OF MICHIGAN | SCIENCE DAILY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apple Kebut Pengembangan AI Model Bahasa Besar untuk Iphone

4 jam lalu

Gambaran artistik iPhone 16 dan tombol Capture. Gsmarena.com
Apple Kebut Pengembangan AI Model Bahasa Besar untuk Iphone

Apple dikabarkan sedang mengembangkan sistem AI dengan model bahasa besar (LLM) untuk mengaktifkan fitur Device Generative AI di perangkatnya.


Wanita Korsel Ditipu Elon Musk Palsu Lewat Deepfake, Rugi Rp 811 Juta

17 jam lalu

Elon Musk berencana menghapus judul dari artikel berita yang dibagikan di X (X/Kylie Robison)
Wanita Korsel Ditipu Elon Musk Palsu Lewat Deepfake, Rugi Rp 811 Juta

Elon Musk palsu menipu seorang wanita di Korea Selatan dengan menggunakan aplikasi deepfake. Bagaimana modusnya?


Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model AI Kecil dengan Kemampuan Besar

2 hari lalu

Logo Microsoft terlihat di Los Angeles, California A.S. pada Selasa, 7 November 2017. (ANTARA/REUTERS/Lucy Nicholson/am.)
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model AI Kecil dengan Kemampuan Besar

Microsoft luncurkan model bahasa AI kecil, Phi-3 Kemampuannya setara dengan teknologi pintar yang dilatih penuh.


Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

3 hari lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.


Susul Spotify, Amazon Music Besut Playlist AI Bernama Maestro

8 hari lalu

Logo Amazon. Sumber: Reuters
Susul Spotify, Amazon Music Besut Playlist AI Bernama Maestro

Amazon Music juga ikut menyediakan teknologi playlist AI. Fitur yang sedang populer dikembangkan oleh penyedia musik streaming.


Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

9 hari lalu

Cuplikan trailer Next Stop Paris, film hasil AI Generatif buatan TCL (Dok. Youtube)
Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.


Inilah 10 Profesi Pengembangan AI yang Menjanjikan

10 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Inilah 10 Profesi Pengembangan AI yang Menjanjikan

Teknologi AI berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Di luar ancamannya, berikut beberapa profesi menjanjikan di bidang pengembangan AI.


Intip Peluang Berkarier di Bidang Biosains yang Diyakini Bill Gates Tak Tergantikan AI

10 hari lalu

Ilustrasi sains. shutterstock.com
Intip Peluang Berkarier di Bidang Biosains yang Diyakini Bill Gates Tak Tergantikan AI

Bill Gates menyakini tiga pekerjaan yang tak akan tergantikan oleh AI, salah satunya adalah biosains. Intip peluang kariernya.


Spotify Memiliki AI Playlist, Mengenali Fitur Ini

10 hari lalu

Spotify. REUTERS/Dado Ruvic
Spotify Memiliki AI Playlist, Mengenali Fitur Ini

Spotify memiliki fitur AI Playlist yang memungkinkan pengguna untuk membuat daftar putar lagu menggunakan perintah tertulis kepada kecerdasan buatan


Meta Pasang Chatbot AI di Instagram, Bisa Diajak Membahas Ide Reels

11 hari lalu

Logo baru Instagram. Instagram
Meta Pasang Chatbot AI di Instagram, Bisa Diajak Membahas Ide Reels

Meta menguji coba fitur chatbot AI pada Instagram. Fungsinya identik dengan ChatGPT, namun terdapat sejumlah penyesuaian. Apa saja?