TEMPO.CO, Jakarta - Piala Dunia 2018 telah memasuki babak 16 besar. Para pemain tim yang lolos dituntut menyajikan performa yang lebih baik sesuai dengan posisinya masing-masing.
Baca:
Ini 5 Inovasi Teknologi yang Muncul di Piala Dunia 2018
Ini 4 Game Sepak Bola yang Meramaikan Gelaran Piala Dunia 2018
Namun tahukah Anda bahwa tiap posisi dalam permainan sepak bola ternyata menuntut kemampuan fisik yang berbeda-beda? Hal ini ditemukan penelitian yang dilakukan Alexandre Dellal, Del P. Wong, Wassim Moalla, dan Karim Chamari dalam jurnal Physical and Technical Activity of Soccer Players in the French First League–with Special Reference to Their Playing Position (2010).
Penelitian dilakukan pada 5.938 pemain sepak bola di Liga Utama Prancis musim 2005-2006. Para pemain diklasifikasikan dalam enam peran posisi, yakni bek tengah, full-back, gelandang bertahan, gelandang sayap, gelandang serang, dan penyerang.
Untuk menganalisis gerakan pemain, digunakan sistem semi-otomatis, termasuk dengan delapan kamera stabil yang dikalibrasi dan disinkronisasi sebelum pertandingan.
Semua kamera ditempatkan di posisi tinggi di sekitar lapangan dan merekam pada frekuensi 25 Hz. Frekuensi tersebut memungkinkan analisis simultan dari semua gerakan pemain dengan atau tanpa bola.
Data penelitian menunjukkan posisi penyerang merupakan posisi dengan tuntutan kekuatan fisik paling tinggi. "Penyerang juga perlu menjadi pemain terkuat secara fisik karena mereka melakukan kontak fisik paling banyak dengan intensitas tinggi," demikian ditulis Dellal dkk dalam jurnal tersebut.
Penelitian tersebut menyatakan seorang penyerang juga harus memiliki kemampuan mendorong dan menarik yang kuat pada tubuh bagian atas. Selain itu, mereka dituntut mampu menahan dorongan dan tarikan yang dilakukan pemain bertahan lawan.
Tak selesai di situ, para penyerang sering melambat dan berhenti secara tiba-tiba selama permainan. Ini membutuhkan kekuatan tinggi pada tubuh bagian bawah pemain.
Simak artikel lain seputar Piala Dunia 2018 di kanal Tekno Tempo.co.
INTERNATIONAL SPORTMED JOURNAL | MUHAMMAD ABI MULYA