TEMPO.CO, San Francisco - Sebuah hantaman meteor bulan lalu menyebabkan ledakan 2,1 kiloton di sebelah pangkalan Angkatan Udara AS di Greenland yang merupakan markas bagi radar peringatan rudal awal. Tetapi fasilitas itu dilaporkan tidak rusak akibat ledakan itu.
Baca: Gerhana Bulan 27 Juli: Ditemani Mars, Saturnus, dan Hujan Meteor
Baca: Puncak Hujan Meteor Aquarid Iringi Gerhana Bulan Total 28 Juli
Angkatan Udara AS mengkonfirmasi insiden 25 Juli di Pangkalan Udara Thule pada hari Jumat, 3 Agustus 2018, dengan menyatakan pada Military Times bahwa 'Thule baik-baik saja’.
Jet Propulsion Laboratory NASA menyebutkan hantaman itu dalam 'laporan bola api’, yang mengindikasikan bahwa obyek yang tidak diketahui itu sedang berjalan pada kecepatan 24,4 kilometer per detik (54.000 mph) ketika meledak, 43 kilometer di atas sistem deteksi rudal Thule, tepat sebelum tengah malam pada 25 Juli.
Hans Kristensen, direktur Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika, menulis di Twitter tentang hantaman meteor itu pada hari Rabu.
"Kami masih di sini, jadi ini menyimpulkan dengan benar bahwa itu bukan serangan Rusia," katanya. "Ada hampir 2.000 nuklir yang siap siaga, siap diluncurkan."
Tidak ada laporan kerusakan di Pangkalan Udara Thule, yang merupakan instalasi paling utara dari militer AS, di utara Aectic Circle.
Fasilitas ini memiliki jaringan sensor Departemen Pertahanan yang dirancang untuk mendeteksi rudal yang masuk.
Fungsi lain yang dilakukan oleh pangkalan udara ini termasuk pengawasan ruang angkasa dan kontrol ruang angkasa untuk North American Aerospace Defense Command dan Air Force Space Command.
Simak artikel lainnya tentang meteor di kanal Tekno Tempo.co.
DAILY MAIL | MILITARY TIMES