TEMPO.CO, Beijing - Jumat, 3 Agustus 2018, lalu Cina dilaporkan berhasil menguji senjata hipersonik miliknya. Senjata ini direncanakan dapat menembakkan rudal nuklir di sekitar Bumi hingga enam kali kecepatan suara, menurut situs berita Live Science yang mengutip China Daily.
Baca: AS Akui Tak Dapat Menangkal Senjata Hipersonik Rusia dan Cina
Baca: Tandingi Rusia dan Cina, AS Kembangkan Rudal Hipersonik
Wahana hipersonik Starry Sky-2 ini dilaporkan mampu menembus langit dengan kecepatan hingga 7.344 km / jam dan dengan cepat memutar balik di tengah penerbangannya, China Daily melaporkan, roket tersebut berpotensi untuk meledakkan sesuatu tepat sasaran, melewati sistem pertahanan rudal yang ada.
Video yang beredar tentang uji peluncuran Starry Sky-2 yang dilakukan di Cina barat laut menunjukkan wahana itu diluncurkan ke luar angkasa dengan roket multistage. Setelah terlepas dari peluncurnya, Starry Sky-2 melonjak sekitar lima setengah kali kecepatan suara (Mach 5,5) selama 400 detik dan mencapai ketinggian 100.000 kaki (30,48 km).
Pesawat kemudian melakukan beberapa manuver pada ketinggian sekitar 29 km sebelum mendarat di zona target yang ditentukan. Pengujian ini disebut sebagai kesuksesan besar bagi Cina.
Pesawat Starry Sky-2, yang saat ini masih dalam proses pengembangan oleh China Academy of Aerospace Aerodynamics di Beijing, adalah kendaraan yang disebut waverider. Seperti namanya, waveriders adalah pesawat berbentuk busur ramping yang dirancang untuk meluncur di sepanjang gelombang tekanan yang diciptakan oleh tekanan supersonik mereka sendiri.
Waveriders dengan demikian mampu mempertahankan kecepatan hipersonik yang mengesankan ditambah dengan kemampuan memutar balik dengan cepat di udara. Hal tersebut membuat sistem pertahanan rudal mereka sulit digagalkan.
Meski pesawat tersebut mungkin bakal siap bertahun-tahun lagi dalam pertempuran, ahli militer Cina Song Zhongping mengatakan kepada China Global Times bahwa uji coba yang sukses ini menempatkan Cina berada di tempat yang sama dengan AS dan Rusia dalam pengembangan sistem hipersonik.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pada Maret 2018 lalu bahwa militer negaranya sedang mengembangkan senjata hipersonik dengan kode nama Avangard, yang diklaim mampu mencapai kecepatan Mach 20 dan siap untuk digunakan sesegera mungkin pada 2020.
Sementara itu, Amerika Serikat juga bersemangat mengembangkan persenjataannya sendiri, termasuk rudal hipersonik yang mampu diluncurkan dari pesawat perang. Perusahaan pertahanan Amerika Lockheed Martin mengungkapkan pada Juni lalu bahwa mereka telah mendapatkan kontrak hampir US$ 100 juta dalam mengembangkan rudal untuk Angkatan Udara AS.
Simak artikel tentang senjata hipersonik lainnya di kanal Tekno Tempo.co.
LIVE SCIENCE | POPULAR MECHANICS | FARAH DIBAJ