TEMPO.CO, Jakarta - Pada tahun ketiga program literasi digital bertajuk Think Before You Share, Facebook dan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB Foundation) menggandeng pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemdikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag). Selain untuk para siswa, program tersebut juga akan menyasar orang tua dan guru.
Baca juga: Literasi Digital Anak Butuk Sinergi Banyak Pihak
"Tahun pertama dan kedua kami fokus ke siswa, ada 100 SMA bermitra dengan YCAB dan yang kita edukasi sekitar 11 ribu siswa, itu hanya di Jakarta. Kita scale lebih besar lagi di nasional tahun ini dan kita enggak bisa jalan sendiri akhirnya kita bermitra dengan yang lain Kemdikbud dan Kemenag," ujar Kepala Kebijakam Publik Facebook Indonesia Ruben Hatari, di Ruang Komunal Indonesia, One Pasific Place, Lantai 11, Sudirman, Jakarta Selatan, pada Senin, 22 Oktober 2018.
Program tersebut akan mencakup beberapa materi terkait perilaku remaja di media sosial besertq implikasinya. Juga, bagaimana menciptakan ekosistem yang mendukung bagi siswa. Termasuk di dalamnya terdapat modul juga untuk orang tua dan guru.
Baca juga: Literasi Digital Penting Buat Saring Konten Negatif
Modul untuk guru akan membahas berbagai cara yang dapat dilakukan untuk memperkuat kemampuan berpikir kritis dan meningkatkan rasa empati siswa. Sementara bagi orang tua, modul akan membahas mengenai seputar model pengasuhan berbasis tolak ukur yang dapat membantu remaja dalam menggunakan media sosial. "Kegiatan ini kita akan target di 7 provinsi di Pulau Jawa," kata Ruben.
Tujuh provinsi tersebut yaitu Sumatera Utara, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan. Ketujuh provinsi tersebut merupakan prioritas dari YCAB Foundation yang penetapannya berdasarkan pada indeks pembangunan manusia dan performa siswa di sekolah.
Menurut Sekretaris Jenderal YCAB Foundation M. Farhan, orang tua dan guru adalah bagian dari ekosistem anak-anak. Karena, kata dia, anak-anak merupakan buah dari kerja keras orang tua dan guru.
Baca juga: Agar Tak Termakan Berita Hoax, Simak Tips dari Facebook Ini
"Saya sebagai orang tua rasanya tidak mungkin seperti dulu, yang bisa datang ke sekolah, tapi kan kita ingin generasi yang lebih baik, guru jangan sembarangan dan orang tua harus memperhatikan. Dan platform digital menjadi ekosistem baru bagi anak-anak, guru dan orang tua sekarang sudah fasih bermain digital platform tinggal skil saja yang berbeda," lanjut Farhan.
Farhan menjelaskan, seorang anak tidak mungkin belajar dengan benar jika orang tua dan gurunya tidak belajar. Alasan keterlibatan pemerintah, kata Farhan, karena menjadi salah satu bentuk dari sistem pendidikan Indonesia. Dia khawatir, di era digital sekarang banyak orang yang membungkus semua hal mentah-mentah.
Sementara perwakilan dari kedua kemeterian tersebut, Hendriawan Widiatmoko, Kepala Sub Bidang Aplikasi dan Pengendalian Bidang Pengembangan Teknologi Pembelajaran PUSTEKOM (Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi) Kemdikbud dan Imam Safe’i, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag menjelaskan bahwa program tersebut sejalan dengan pemerintah.
"Pemerintah sedang memcanangkan gerakan literasi nasional termasuk literasi digital. Kita ingin tidak hanya kecakapan dalam bidang teknologi tapi ada sisi karakter dan penekanan moral itu yang coba ditumbuhkan untuk siswa dan guru," lanjut Hendri.
Baca juga: Kaspersky Lab: 50 Juta Akun Facebook Terancam Disalahgunakan
Simak kabar terbaru seputar program Literasi Digital Facebook hanya di kanal Tekno Tempo.co.