Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti LIPI: Mikroplastik Berdampak pada Kerusakan Karang

image-gnews
Ikan-ikan warna warni dan terumbu karang yang menghiasi bawah laut Crystal Bay, Nusa Penida. (shutterstock.com)
Ikan-ikan warna warni dan terumbu karang yang menghiasi bawah laut Crystal Bay, Nusa Penida. (shutterstock.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak faktor yang dapat mengakibatkan kerusakan karang di lautan, termasuk mikroplastik. Menurut peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), meskipun mikroplastik bentuknya kecil, tapi bisa melukai karang.

Baca: 35 Persen Karang Indonesia Jelek, LIPI Lakukan Evaluasi

"Mikroplastik akan diambil oleh tentakel karang dan dimakan secara langsung oleh karang, karena tidak bisa membedakan antara makanannya dan plastik. Dampaknya, antar berbagai jenis karang juga berbeda-beda," ujar Peneliti dari Pusat Penelitian Oseonografi LIPI Muhammad Reza Cordova, kepada Tempo melalui pesan singkat, Jumat, 26 Oktober 2018.

Menurut laporan status terumbu karang 2017 Pusat Penelitian Oseonografi LIPI, di bagian barat Indonesia terdapat 145 terumbu karang yang berstatus jelek dengan persentasi 33,33 persen dan sangat baik hanya 39 dengan persentasi 8,97 persen.

Di bagian tengah Indonesia ada 151 terumbu karang dalam kondisi jelek dengan persentasi 37,1 persen dan sangat baik jumlahnya 20 saja dengan persentasi 4,91 persen.

Dampak dari mikroplastik, kata Reza, bermacam-macam, khususnya untuk karang pembangun terumbu. Misalnya, ada yang hanya meningkatkan produksi lendir mukus. "Sebagai salah satu proteksi karang terhadap masuknya mikroplastik, sama kayak manusia ketika kena flu banyak dahak di tenggorokan," ujarnya.

Selain itu, menurutnya, ada juga pengaruh kerusakan jaringan, bleaching atau pemutihan karang, hingga pertumbuhan berlebih dari karang tersebut. "Tapi dari ciri tersebut, dampaknya ya akan merusak karang, apalagi jika jumlah mikroplastik semakin banyak di laut," kata dia.

Sementara di bagian timur Indonesia terdapat 78 terumbu karang dalam kondisi jelek dengan persentasi 35,1 persen dan sangat baik jumlahnya 9 dengan persentasi 4,05 persen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Secara keseluruhan kondisi karang Indonesia jika dipersentasikan adalah 35,15 persen dalam kondisi jelek dan sangat baik hanya 6,39 persen saja.

Menurut Reza, mikroplastik juga bisa menjadi sarana pembawa mikroba yang berbagai untuk karang. Meskipun tipis, mikroplastik dapat melukai karang secara langsung, karena bisa membuat luka seperti pisau pada jaringan karang, dan akan memberikan infeksi akibat dari bakteri yang nempel di mikroplastik.

"Untuk saat ini yang bisa dilakukan adalah mengurangi konsumsi plastik apapun, apalagi plastik sekali pakai," lanjut Reza. "Melakukan pembersihan plastik di kawasan pesisir dan laut juga jadi salah satu opsi. Yang paling penting menekan supaya semua sampah tidak dibuang langsung ke lingkungan."

Reza mengatakan masyarakat harus bisa melihat sampah, terutama plastik, yang akan berakhir di laut. Akibatnya ekosistem terumbu karang terganggu, ikan berkurang, makanan semakin sedikit. Plastik yang dibuang ke alam, kata dia, akan kembali masuk ke dalam tubuh, jadi malah bisa membahayakan kesehatan manusia.

"Ada alternatif untuk menyaring air laut sehingga partikel mikroplastiknya bisa diambil. Tapi risikonya plankton dan larva ikan juga dapat terjerat filternya. Utamanya tetap mengurangi plastik dari sumbernya," kata Reza.

Simak artikel menarik lainnya tentang terumbu karang dan LIPI hanya di kanal Tekno Tempo.co

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

1 hari lalu

Hormati hak cipta! TEMPO/Fahmi Ali
Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.


Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

1 hari lalu

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

2 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

4 hari lalu

Teripang. klikdokter
Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.


BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

4 hari lalu

Suasana hutan dan lahan gambut yang telah habis terbakar di Desa Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Senin, 11 September 2023. Berdasarkan data BMKG pada 10 September 2023, dari hasil deteksi titik panas dengan menggunakan sensor VIIRS dan MODIS pada satelit polar (NOAA20, S-NPP, TERRA dan AQUA) yang memberikan gambaran lokasi wilayah yang mengalami kebakaran hutan dan lahan, terdapat 554 titik panas di Kalimantan Barat. ANTARA FOTO/Jessica Wuysang
BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

5 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

8 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

12 hari lalu

Kondisi terkini pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Foto: TPNPB-OPM
Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

Ada empat akar masalah Papua, yakni sejarah dan status politik, diskriminiasi, kekerasan dan pelanggaran HAM berat, dan kegagalan pembangunan.


Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

12 hari lalu

Penumpang Kapal Motor (KM) Dobonsolo menggunakan sepeda motor saat tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu, 14 April 2024. Kementerian Perhubungan memberangkatkan peserta mudik gratis pada arus balik Lebaran 2024 dengan rincian sebanyak 1.705 orang penumpang dan 663 unit sepeda motor melalui jalur transportasi kapal laut dari Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang tujuan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dengan menggunakan Kapal Pelni KM Dobonsolo. TEMPO/M Taufan Rengganis
Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

Cuaca di Indonesia selama periode arus balik mudik hingga sepekan mendatang masih dipengaruhi oleh dua gangguan cuaca skala sinoptik.


Peneliti BRIN Mendesain Kontainer 40 Kaki untuk Kapal Mini LNG

24 hari lalu

Desain Kontainer LNG BRIN (Dok. Humas BRIN)
Peneliti BRIN Mendesain Kontainer 40 Kaki untuk Kapal Mini LNG

Peneliti BRIN melakukan riset untuk mengembangkan kontainer ISO LNG untuk kapal pengangkut LNG mini.