Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tangis Ilmuwan LIPI untuk Paus Sperma Pemakan Plastik

image-gnews
Peneliti Pusat Penelitian Oseonografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Hagi Yulia Sugeha (kiri) berbicara di Ocean Voice, acara khusus bagian dari United Nations Biodiversity Conference di Sharm el-Sheikh, Mesir. TEMPO/Shinta Maharani
Peneliti Pusat Penelitian Oseonografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Hagi Yulia Sugeha (kiri) berbicara di Ocean Voice, acara khusus bagian dari United Nations Biodiversity Conference di Sharm el-Sheikh, Mesir. TEMPO/Shinta Maharani
Iklan

TEMPO.CO, Sharm el Sheikh - Peneliti Pusat Penelitian Oseonografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Hagi Yulia Sugeha, menangis mengingat paus sperma yang menelan hampir enam kilogram sampah plastik di kawasan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Di depan ratusan peserta Konferensi Keanekaragaman Hayati Perserikatan Bangsa-Bangsa di Sharm el-Sheikh, Mesir, Jumat sore (malam waktu Indonesia), 23 November 2018, Yulia tercekat dan tak bisa menahan kesedihannya.

Baca juga: Bangkai Paus Sperma Penuh Pastik, Greenpeace: Semua Perlu Serius

"Berita soal paus sperma menelan nyaris 6 kilogram sampah plastik sangat mengejutkan. Saya tak bisa menahan kesedihan," kata Yulia. Dia berdiri bersama tiga orang peserta lainnya di hari khusus yang dinamakan Sustainable Ocean Day: Ocean Voices di Hotel Hyatt Regency. Empat orang itu diminta bicara ihwal marine atau laut. Acara itu bagian dari United Nation Biodiversity Conference, 13-29 November 2018. Tempo berkesempatan meliput konferensi tersebut atas dukungan Climate Tracker, jaringan global yang beranggotakan 10 ribu jurnalis muda peliput iklim.

Yulia menyinggung paus sperma dan sampah plastik sebagai masalah utama laut di Indonesia selama enam menit. Sebagai kepulauan dengan keanekaragaman hayati laut terbesar di dunia, Indonesia menjadi penyumbang sampah terbesar setelah Cina. Dalam laporan riset yang dimuat jurnal Science, Indonesia menghasilkan sampah plastik hingga 3,2 juta ton setiap tahun. Sampah plastik masalah terbesar terjadi di Indonesia yang menjadi satu di antara negara yang masuk kawasan segitiga karang (Cora Triangle).

Baca juga: Bangkai Paus Sperma Terdampar, Perutnya Berisi Plastik dan Sandal

Wakatobi, satu di antara yang kaya biota laut. Meski kaya keanekaragaman hayati laut, namun Indonesia memiliki segudang masalah. Sebagai negara berkembang, masih banyak orang Indonesia yang belum memiliki pendidikan yang cukup. Dia mengajak orang-orang di dunia datang ke Indonesia untuk melihat persoalan lingkungan, bicara dengan orang-orang di komunitas, membantu Indonesia, dan mendengarkan apa yang orang-orang Indonesia butuhkan. "Saya bicara dari hati. Dengarkan suara Indonesia," kata Yulia.

Dia satu-satunya peneliti LIPI yang hari itu ada di dalam Ocean Day. Hari khusus untuk laut itu melibatkan sejumlah lembaga konservasi keanekaragaman hayati laut (organisasi non-pemerintah), peneliti, pembuat film satwa liar di laut. Mereka membuat permainan dengan tema-tema laut dan mengenakan perlengkapan kehidupan bawah laut. Ada yang membawa balon besar berbentuk paus sperma, perahu, dan ikan-ikan. Ada pula yang membawa sampah plastik.

Sutradara film satwa liar,John Ruthven, memutar film perjalanan paus sperma di laut dalam. Dia menjelaskan bagaimana mamalia laut ini berkelompok dan kemudian menyusuri lautan untuk bermigrasi. Ada juga Diva Amon berbicara soal keanekaragaman hayati laut di bawah tekanan akibat perubahan iklim yang berdampak pada kehidupan satwa laut. Temperatur yang tinggi mengganggu kehidupan biota laut.

Baca juga: 5,9 Kg Sampah di Perut Bangkai Paus Sperma Terdampar

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

21 jam lalu

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

1 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

1 hari lalu

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita . (ANTARA/HO-Kementerian Perindustrian/rst)
Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

2 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

7 hari lalu

Warga memungut sampah plastik di kawasan Pantai Kedonganan, Badung, Bali, Rabu 20 Maret 2024. Pantai Kedonganan dipadati sampah plastik kiriman yang terdampar terbawa arus laut yang mengganggu aktivitas warga dan nelayan setempat. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.


Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

12 hari lalu

Kondisi terkini pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Foto: TPNPB-OPM
Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

Ada empat akar masalah Papua, yakni sejarah dan status politik, diskriminiasi, kekerasan dan pelanggaran HAM berat, dan kegagalan pembangunan.


Aturan Pembatasan Impor Bahan Baku Bakal Diterapkan, Apindo Minta Ada Pengecualian

20 Februari 2024

Shinta Widjaja Kamdani, CEO Sintesa Group.
Aturan Pembatasan Impor Bahan Baku Bakal Diterapkan, Apindo Minta Ada Pengecualian

Apindo menilai, penerapan aturan itu tak perlu ditunda, namun perlu ada pengecualian pada beberapa bahan baku yang belum dan kurang diproduksi dalam negeri.


BRUIN Ungkap Hasil Sensus Sampah Plastik 2022-2023

11 Januari 2024

BRUIN Ungkap Hasil Sensus Sampah Plastik 2022-2023

Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) melaksanakan Sensus Sampah Plastik di 64 titik di 28 kabupaten/kota di 13 provinsi di Indonesia.


3 Hal yang Harus Anda Ketahui tentang Botol Air Minum BPA Free

4 Januari 2024

Ilustrasi air minum dalam botol plastik (Pixabay)
3 Hal yang Harus Anda Ketahui tentang Botol Air Minum BPA Free

Botol air minum BPA free diproduksi tanpa menggunakan bahan kimia bisphenol A.


5 Bahaya Mikroplastik dan Upaya Mengatasinya

2 Januari 2024

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
5 Bahaya Mikroplastik dan Upaya Mengatasinya

limbah mikroplastik menjadi penyumbang kedua total 71.6 ribu ton sampah yang berisiko buruk bagi kehidupan.