TEMPO.CO, Sharm El-Sheikh - Negara-negara peserta Konferensi Keanekaragaman Hayati Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Biodiversity Conference) membahas pola makan sehat melalui diet dan konsumsi makanan yang beragam serta bergizi. Diet sehat penting sebagai solusi untuk kesehatan dan ramah lingkungan.
Baca: Perebutan Sumber Daya Genetik di Konvensi Keanekaragaman Hayati
Baca: Wilmar Diprotes Karena Merusak Keanekaragaman Hayati
Konferensi yang berlangsung pada 13-29 November 2018 membicarakan tanaman-tanaman yang kaya nutrisi yang belum banyak dimanfaatkan. Padahal, tanaman-tanaman itu punya kandungan gizi yang baik. Kacang-kacangan kaya akan protein dan nutrisi yang penting sebagai alternatif pengganti daging.
Forum itu mencontohkan praktek-praktek baik sejumlah negara yang punya inovasi tentang pola hidup sehat melalui diet dan nutrisi yang baik. Negara-negara itu di antaranya Brasil, Kenya, Turki, dan Sri Lanka.
Teresa Borelli, Asisten peneliti Bioversity International, organisasi penelitian global tentang keanekaragaman hayati pertanian menyebutkan aktivitas manusia yang padat memaksa mereka mengkonsumsi makanan cepat saji.
Padahal, makanan siap saji belum tentu baik untuk kesehatan. “Lihatlah makanan nenek moyang dari alam yang menyehatkan tubuh,” kata Teresa kepada Tempo, Senin malam, 27 November 2018.
Di restoran-restoran kini semakin berkembang makanan cepat saji, misalnya daging ayam dan daging sapi. Padahal, ada beragam makanan sehat yang lebih beragam dengan kandungan nutrisi yang baik.
Menurut dia, makanan yang bagus menjadi kunci untuk kesehatan manusia. “Makanan yang bagus didukung ekosistem yang baik, yakni tanaman, binatang, organisme, dan sumber daya genetik yang beragam,” kata Teresa Borelli
Dia menyebutkan sejumlah negara memiliki kebijakan untuk mengembangkan keanekaragaman hayati untuk pemenuhan gizi. Mereka mendorong penduduk negaranya untuk lebih banyak mengkonsumsi pangan sehat, bukan makanan cepat saji. “Mengkonsumsi makanan yang beragam itu lebih bagus untuk kesehatan,” kata dia.
Turki merupakan satu di antara negara yang bergabung dengan Biodiversity for Food and Nutrition, proyek yang menerapkan keberagaman makanan dan nutrisi. Turki punya kebijakan nasional tentang nutrisi, kesehatan, pendidikan, dan pertanian yang berkelanjutan. “Kami punya kebijakan mendukung makanan tradisional,” kata Hasan Gezginc dari Kementerian Pertanian dan Kehutanan Turki.
Turki memiliki 58 varietas dari 28 spesies tanaman berdasarkan data nasional. Turki mempromosikan makanan-makanan lokal dan mendukung perempuan menjadi pengusaha makanan tersebut.
Simak artikel lainnya tentang Konferensi Keanekaragaman Hayati di kanal Tekno Tempo.co.
SHINTA MAHARANI (Sharm El-Sheikh)