Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peternakan Berpotensi Rusak Biodiversitas? Simak Penjelasan Ini

image-gnews
Ilustrasi peternakan ayam. Tempo/Tony Hartawan
Ilustrasi peternakan ayam. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Sharm el Sheikh - Organisasi non-pemerintah (NGO) yang datang ke Konferensi Biodiversitas Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Biodiversity Conference) mendesak negara-negara peserta untuk mengendalikan masifnya industri peternakan dan pertanian. Sebab, kedua sektor tersebut menjadi salah satu penyebab deforestasi dan mengancam keanekaragaman hayati. Dua sektor itu dinilai membabat hutan masyarakat adat.

Baca juga: Institut Dayakologi: Kebun Sawit Hancurkan Biodiversitas Dayak

Global Forest Coalition, koalisi organisasi non-pemerintah dan masyarakat adat yang berjuang untuk keadilan dan hak-hak atas hutan meminta negara-negara peserta konferensi untuk menjalankan Aichi Target yang menyatakan bahwa subsidi dan insentif yang berbahaya bagi keanekaragaman hayati harus direformasi atau dihapus pada 2020.

Anggota Global Forest Coalition dari Paraguay, Miquel Lovera Rivas, mengatakan pertanian menyumbang 25 persen produk domestik bruto. Tetapi, kontribusi dari total pajak yang masuk hanya 2,2 persen. Dari sektor peternakan sejak Januari hingga September 2018, pajak mencapai 68 miliar dollar Amerika.

Baca juga: Perebutan Sumber Daya Genetik di Konvensi Keanekaragaman Hayati

Pada 2017, rata-rata 1000 hektare hutan mengalami deforestasi setiap hari di Chaco, Paraguay. “Banyak peternakan dan pertanian kedelai merampas lahan komunitas dan masyarakat adat,” kata Miquel dalam jumpa pers Convention on Biological Diversity di Sharm El Sheikh, Mesir, 13-29 November 2018. Tempo berkesempatan untuk meliput konferensi atas dukungan Climate Tracker, jaringan global yang beranggotakan 10 ribu jurnalis peliput iklim.

Global Forest Coalition mendesak negara-negara peserta konferensi untuk melindungi biodiversitas, satwa, petani lokal, masyarakat adat, dan komunitas dengan kebijakan pertaniannya. Perlu prioritas untuk mengurangi konsumsi daging yang tinggi, menerapkan diet dan mendukung pertanian skala kecil, ramah lingkungan, dan inisiatif-inisiatif konservasi masyarakat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Brasil menjadi negara dengan penggundulan hutan terbesar di dunia. Pada 2005 dan 2015, Pemerintah Brasil menginvestasikan 3,18 miliar dolar Amerika Serikat dalam industri peternakan. Tahun 2017, 48 miliar dolar Amerika Serikat dialokasikan untuk industri agribisnis. Sedangkan, untuk mengatasi deforestasi dan degradasi hutan, Brasil hanya mengalokasikan 115,6 juta.

Baca juga: Tiga Poin Penting Konvensi Keanekaragaman Hayati Mesir

Presiden Brasil dari partai kanan yang menang, Jair Bolosonaro memicu peringatan untuk kalangan aktivis lingkungan terhadap nasib hutan hujan Amazon dan masyarakat adat. Deforestasi di Amazon meningkat hampir 50 persen selama tiga bulan yang membawa Bolsonaro berkuasa. Pada Agustus dan Oktober terjadi penggundulan hutan hingga 273 persen.

Aktivis Organisasi Non-Pemerintah, Friends of The Earth International, Nele Marien, mengatakan Bolsonaro menjadi ancaman dengan kebijakan-kebijakannya yang merusak hutan Amazon. Nele melihat Bolsonaro dan perusak lingkungan tidak memikirkan masyarakat adat. “Sekarang ini sangat krusial karena kerusakan ekosistem,” kata dia di sela aksi memprotes korporasi perusak lingkungan di lokasi konferensi.

Baca juga: Wilmar Diprotes Karena Merusak Keanekaragaman Hayati

Simak artikel menarik lainnya seputar keanekaragaman hayati atau biodiversitas hanya di kanal kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

25 hari lalu

Massa buruh membawa poster saat menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 14 Maret 2023. Para buruh juga menuntut pemerintah untuk menghentikan obral tanah dan hutan untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). TEMPO/M Taufan Rengganis
Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

Dengan konsep kota hutan, ada peluang untuk mengembalikan kejayaan biodiversitas di kawasan IKN.


Greenpeace Khawatirkan Kelestarian Pesut, Bekantan, dan Orang Utan Akibat Pembangunan IKN

29 hari lalu

Anggota Komunitas Save Pesut Mahakam Hanson saat melakukan evakuasi bangkai pesut yang ditemukan di Sungai Mahakam, Desa Rantau Hempang, Kecamatan Muara Kaman, Kukar, 26 Maret 2017. FIRMAN HIDAYAT/SAPRI MAULANA
Greenpeace Khawatirkan Kelestarian Pesut, Bekantan, dan Orang Utan Akibat Pembangunan IKN

Greenpeace menyatakan pembangunan IKN Nusantara mengancam kelestarian 3 satwa yang sudah kritis, yaitu orang utan, bekantan, dan pesut mahakam.


Laba-laba Jantan dan Betina di Cina Ini Kerja Sama Penyamaran Jadi Bunga

30 hari lalu

Pasangan laba-laba kepiting (Thomisus spp) diduga berkamuflase di antara bunga Hoya pandurata. Esajournals.onlinelibrary.wiley.com
Laba-laba Jantan dan Betina di Cina Ini Kerja Sama Penyamaran Jadi Bunga

Satu spesies laba-laba yang ditemukan di Cina diduga telah berevolusi hingga pejantan dan betina bisa berpasangan menyerupai rupa bunga.


Pengamat: IKN Bukan Smart Forest City, tapi Kota dalam Kebun Kayu

31 hari lalu

Massa buruh membawa poster saat menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 14 Maret 2023. Para buruh juga menuntut pemerintah untuk menghentikan obral tanah dan hutan untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). TEMPO/M Taufan Rengganis
Pengamat: IKN Bukan Smart Forest City, tapi Kota dalam Kebun Kayu

Pemerintah menyatakan 177 ribu Ha area IKN berupa kawasan lindung, namun menurit peneliti Auriga hanya 42 ribu Ha yang berupa hutan permanen.


Siapkan Platform Kolaborasi Biologi Struktur, BRIN Kenalkan Mikroskop Aquilos 2 Cryo-EM

39 hari lalu

Logo Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-26 pada Selasa 10 Agustus 2021. ANTARA/HO-Humas BRIN/am. (ANTARA/HO-Humas BRIN)
Siapkan Platform Kolaborasi Biologi Struktur, BRIN Kenalkan Mikroskop Aquilos 2 Cryo-EM

Platform BRIN ini meliputi keanekaragaman hayati tumbuhan, mikroba dan hewan.


Bagaimana Detail Deforestasi dan Perubahan Lahan Proyek IKN Nusantara yang Direkam NASA

54 hari lalu

Presiden Jokowi melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan Gedung Kantor PT Bank Mandiri (Persero) di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, hari ini, Kamis, 29 Februari 2024. Foto: dokumentasi Biro Pers Sekretariat Presiden.
Bagaimana Detail Deforestasi dan Perubahan Lahan Proyek IKN Nusantara yang Direkam NASA

Dua foto satelit NASA menggambarkan perubahan lahan dan hutan di lokasi proyek IKN Nusantara. Memantik kekhawatiran dampak deforestasi.


Alasan BRIN Menyasar Kalimantan untuk Ekspedisi Biodiversitas 5 Tahun ke Depan

56 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Alasan BRIN Menyasar Kalimantan untuk Ekspedisi Biodiversitas 5 Tahun ke Depan

BRIN berfokus meneliti biodiversitas di Kalimantan pada 3-5 tahun ke depan. Ekspedisi panjang itu juga menjadi peluang sekolah bagi calon taksonom,


Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

27 Januari 2024

Pakar bidang ilmu pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan Yonvitner dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan  dan Ilmu Kelautan IPB University pada Sabtu, 27 Januari 2024 di Bogor, Jawa Barat.  Foto: Istimewa
Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

Pakar ilmu pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan, Yonvitner dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.


Memiliki Kenakeragam Hayati, Liberia Menjadi Rumah Hutan Hujan Lebat Dunia

17 Januari 2024

KAA, Bendera nasional Liberia. Wikipedia.org
Memiliki Kenakeragam Hayati, Liberia Menjadi Rumah Hutan Hujan Lebat Dunia

Berbagai ragam hayati yang dimiliki oleh negara Liberia, negara ini memiliki kekayaan flora dan fauna yang melimpah


Kepunahan Ikan Pari Jawa Masih Menyisakan Misteri

28 Desember 2023

Ikan pari totol biru (Taeniura lymma) yang terdapat di dasar laut  Iboih, Sabang, Aceh, Senin, 1 Mei 2023. Dinas Pariwisata Aceh bersama Pemerintah Kota Sabang terus mempromosikan wisata bawah laut atau bahari di daerahnya yang menjadi sektor andalan untuk menggaet wisatawan domestik maupun mancanegara. ANTARA FOTO/Khalis Surry
Kepunahan Ikan Pari Jawa Masih Menyisakan Misteri

Sejak diumumkan punah awal Desember lalu, identitas biologis ikan Pari Jawa masih menyisakan misteri. Ilmuwan menyatakan ihwal itu belum jelas.