Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

COP 24, Negosiasi Katowice Rulebook Terganjal Negara Maju

Reporter

Editor

Tempo.co

image-gnews
Kepala Badan Litbang Inovasi KLHK selaku Penanggung Jawab Paviliun Indonesia, Agus Justianto (kiri) berbincang dengan Indonesia National Focal Point for UNFCCC Nur Masripatin (tengah) dan Deputy Director Climate Change Programme Department, National Environment Agency Singapura, Rohaya Saharom (kanan) seusai diskusi tentang target pengurangan emisi gas rumah kaca negara ASEAN di Paviliun Indonesia dalam ajang Konferensi Perubahan Iklim ke-24 di Katowice, Polandia, Selasa 4 Desember 2018. ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo
Kepala Badan Litbang Inovasi KLHK selaku Penanggung Jawab Paviliun Indonesia, Agus Justianto (kiri) berbincang dengan Indonesia National Focal Point for UNFCCC Nur Masripatin (tengah) dan Deputy Director Climate Change Programme Department, National Environment Agency Singapura, Rohaya Saharom (kanan) seusai diskusi tentang target pengurangan emisi gas rumah kaca negara ASEAN di Paviliun Indonesia dalam ajang Konferensi Perubahan Iklim ke-24 di Katowice, Polandia, Selasa 4 Desember 2018. ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo
Iklan

TEMPO.CO, Katowice - Pemerintah Indonesia berharap Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-24 atau COP 24 di Katowice, Polandia, menghasilkan panduan operasional Persetujuan Paris, yang kelak dinamai “Katowice Rulebook”. Namun, negara-negara peserta konferensi belum menyepakati sejumlah hal yang akan menjadi bagian “Katowice Rulebook”.

“Status negosiasi tersebut banyak isu yang belum disepakati. Targetnya pada 5 Desember kemarin semua dokumen negosiasi sudah selesai. Ternyata kemarin masih belum semuanya, termasuk kerangka transparansi,” kata Ketua Tim Negosiator Indonesia di COP 24, Nur Masripatin, di Katowice, Polandia, Kamis, 7 Desember 2018.

Menurut Nur, salah satu hal yang paling alot dibahas adalah transparansi. Setiap negara, kata Nur, dituntut untuk menyediakan aksinya menanggapi perubahan iklim, baik itu mitigasi maupun adaptasi. Selain itu, dukungan negara maju ke negara berkembang berupa pendanaan, teknologi, dan penguatan kapasitas. “Yang sangat kritis itu pendanaan karena ada kewajiban negara maju untuk melaporkan dukungan yang diberikan dan dukungan yang dimobilisasi,” kata Nur.

Selain itu, soal proyeksi ke depan. Menurut Nur, negara maju menolak membahas proyeksi ke depan karena hal ini terkait dengan politik dalam negeri. “Mereka bilang ganti pemerintahan itu ganti kebijakan. Contohnya, Trump yang menarik diri. Brasil juga akan menarik diri,” ujarnya.

Nur mengatakan, negara berkembang menginginkan jaminan dukungan dari negara maju karena untuk melanjutkan komitmennya menurunkan emisi tak bisa lepas dari dukungan negara maju. Saat negara berkembang melaporkan upaya yang telah mereka tempuh dan apa yang dibutuhkan, negara maju menganggap hal tersebut urusan negara berkembang. “Negara maju menganggap memang di Paris Agreement tertulis ‘should’, bukan ‘shall’. Jadi itu sunah,” kata Nur.

Konferensi Perubahan Iklim di Paris pada 2015 atau COP 21 menghasilkan Kesepakatan Paris. Sejumlah poin yang disepakati di antaranya mengurangi emisi untuk menekan kenaikan suhu bumi di bawah 2 derajat Celcius dan diupayakan hingga 1,5 derajat Celcius hingga menyediakan bantuan untuk negara berkembang untuk mendanai upaya mengerem kenaikan suhu. Konferensi tersebut mengamanatkan bahwa tenggat untuk membuat panduan operasional kesepakatan tersebut adalah pada COP 24.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nur melanjutkan, setelah Persetujuan Paris sebenarnya ada perubahan fokus menghadapi perubahan iklim. “Setelah Paris Agreement itu jelas: 50 persen adaptasi, 50 persen mitigasi. World Bank juga akan fokus ke adaptasi,” katanya. Sehingga, pendanaan yang dibutuhkan tersalurkan merata ke dua upaya tersebut.

Ia mencontohkan kasus hilangnya sebuah desa di kawasan Pantai Utara Jawa. Perubahan iklim menaikkan permukaan air laut. Mestinya, kata Nur, pertahanan pantai ada dua: bakau dan terumbu karang. Tapi di berbagai belahan dunia terumbu karang sudah mengalami kerusakan sehingga pertahanan bergeser ke bakau. Ketika bakau rusak, daratan tak punya pertahanan lagi. “Jadi adaptasi itu untuk melindungi pantai,” kata Nur.

Negara berkembang, kata Nur, khawatir bahwa pendanaan dari negara maju tak terjamin. “Padahal sudah jelas kalau adaptasinya berhasil akan mengurangi cost mitigasi dan rekonstruksi dan sebagainya kalau terjadi bencana iklim.”

ANTONS (KATOWICE)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

2 hari lalu

Seorang warga mencari kepiting di kawasan mangrove Desa Simandulang, Kecamatan Kualuh Leidong, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, Kamis 14 Desember 2023. Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) Bahagia Giat Bersama melakukan pelestarian mangrove seluas 25 hektare untuk mempertahankan fungsi ekosistem mangrove Indonesia diakui dunia sebagai upaya mitigasi perubahan iklim, perlindungan kawasan pesisir, pencegahan abrasi dan tempat hidup  biota laut serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat .ANTARA FOTO/Yudi/wpa.
Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.


Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

2 hari lalu

Power plan PLTP Lumut Balai I, Semende Darat Laut beroperasi sejak 2019. Dari pembangkit milik PT. Pertamina Geothermal Energy area Lumut Balai, energi sebesar 55Mw dialirkan untuk menjaga sistem kelistrikan di Sumbagsel. TEMPO/Parliza Hendrawan
Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.


Bos Transjakarta Sebut 9 dari 10 Orang Jakarta Bisa Akses Transjakarta dengan Jalan Kaki Maksimal 10 Menit

49 hari lalu

Sejumlah pekerja menyelesaikan revitalisasi Halte Transjakarta Cawang UKI di Jakarta, Jumat, 17 November 2023. PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) merevitalisasi Halte Cawang UKI atau Cawang Sentral yang pengerjaannya telah mencapai 65-70 persen dan ditargetkan pada akhir tahun 2023 sudah bisa beroperasi. TEMPO/M Taufan Rengganis
Bos Transjakarta Sebut 9 dari 10 Orang Jakarta Bisa Akses Transjakarta dengan Jalan Kaki Maksimal 10 Menit

Bos PT Transjakarta mengklaim 9 dari 10 orang di Jakarta bisa mengakses layanan Transjakarta hanya dengan berjalan kaki 5 hingga 10 menit.


Mahasiswa ITS Gagas Aspal Ramah Lingkungan, Hasil Modifikasi Lumpur Panas dan Serat Kelapa Sawit

53 hari lalu

Ilustrasi pembuatan jalan aspal.[pxfuel.com]
Mahasiswa ITS Gagas Aspal Ramah Lingkungan, Hasil Modifikasi Lumpur Panas dan Serat Kelapa Sawit

Tim mahasiswa dari ITS menggagas pemakaian limbah lumpur Lapindo dan serat kepala sawit untuk membuat aspal ramah lingkungan.


Trend Asia: Jejak Emisi Jet Pribadi Capres-Cawapres 2024 Setara Penerbangan Raja Ampat

13 Februari 2024

Foto kombinasi (dari kiri) Calon presiden Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo menyapa awak media saat tiba di lokasi menghadiri Debat Kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu, 4 Januari 2024. Para capres tiba bersama pasangan dan bahkan mengajak anak mereka. ANTARA/Aprillio Akbar
Trend Asia: Jejak Emisi Jet Pribadi Capres-Cawapres 2024 Setara Penerbangan Raja Ampat

Emisi sektor penerbangan sipil merupakan salah satu masalah serius, khususnya dalam penggunaan jet pribadi.


Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

13 Februari 2024

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Siti Nurbaya (tengah) bersama Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Rut Kruger Giverin (kanan) dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (12 Februari 2024). (ANTARA/Prisca Triferna/rst)
Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bertemu Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin membahas capaian emisi.


Kata Gaikindo Soal Luhut Ingin Naikkan Standar Emisi ke Euro 5

7 Februari 2024

Ilustrasi SPBU Pertamina. TEMPO/Subekti
Kata Gaikindo Soal Luhut Ingin Naikkan Standar Emisi ke Euro 5

Gaikindo menyambut baik rencana pemerintah ingin menaikkan standar emisi dari Euro 4 ke Euro 5, dapat membuat kualitas udara semakin baik.


Bluebird Klaim Taksi Listrik dan CNG Mampu Mengurangi 27.000 Ton Emisi

25 Januari 2024

Pengemudi mengisi daya mobil taksi listrik Bluebird (e-Taxi) di Kantor Pusat Bluebird Group, Mampang Prapatan, Jakarta, Rabu, 13 Juli 2022. PT Blue Bird Tbk. (BIRD) hingga akhir 2022 menargetkan penambahan hingga 50-60 unit armada mobil listrik dengan fokus wilayah Jakarta dan Bali. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Bluebird Klaim Taksi Listrik dan CNG Mampu Mengurangi 27.000 Ton Emisi

Taksi listrik Bluebird diklaim menyumbang pengurangan emisi sebesar 2.600 ton, kemudian taksi CNG mengurangi hingga 24.800 ton emisi karbon.


Gibran dalam Debat Cawapres Pemilu 2024 Sebut Energi Hijau, Ini Batasannya

23 Januari 2024

Di KTT G20 di Bali, Indonesia memperoleh hasil yang penting: pendanaan untuk transisi energi dan proyek berorientasi lingkungan. Dalam edisi khusus Outlook Ekonomi 2023, Tempo menyoroti membanjirnya pembiayaan hijau atau green financing di Indonesia.
Gibran dalam Debat Cawapres Pemilu 2024 Sebut Energi Hijau, Ini Batasannya

Debat Cawapres pada 21 Januari 2024, Gibran menyinggung perihal energi hijau sebagai transisi perusahaan industri di Indonesia.


Perpres Carbon Capture Terbit Februari, Negara Lain Bisa Simpan Karbon di Indonesia

16 Januari 2024

Teknologi Carbon Capture and Storage. ftmm.unair.ac.id
Perpres Carbon Capture Terbit Februari, Negara Lain Bisa Simpan Karbon di Indonesia

Aturan main Carbon Capture and Storage (CCS) direncanakan terbit bulan depan. Negara lain ingin menyimpan karbon wajib berinvestasi dulu.