TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya melakukan pertemuan dengan Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Rut Kruger Giverin di Jakarta, Senin, 12 Februari 2024. Pertemuan itu membahas kelanjutan implementasi pendanaan tahap ke-4 atas kerjasama kedua negara.
Pertemuan ini juga mengawali proses verifikasi atas kontribusi berbasis hasil (Result Based Contribution/RBC) tahap keempat untuk pengurangan emisi. Proses verifikasi akan mencakup semua hasil yang tersedia dari total pengurangan emisi dari deforestasi dan hutan degradasi (REDD+).
Kemitraan ini, kata Siti, dibangun atas dasar kesetaraan dan didasarkan pada bukti. Dengan begitu, kerja sama ini juga akan memungkinkan kedua belah pihak mengambil tindakan nyata bersama untuk mencapai tujuan iklim negara masing-masing.
Siti menjelaskan, untuk RBC pertama, kedua, dan ketiga sudah selesai Januari 2024. Hingga pada tahap ketiga itu, kontribusi yang dihasilkan kurang lebih US $ 156 juta. “Buat kita sebetulnya bukan soal uangnya, yang lebih penting adalah karena dengan demikian Norwegia memberikan pengakuan bahwa Indonesia cukup baik di dalam melakukan aksi-aksi mitigasi iklim,” kata Siti Nurbaya usai pertemuan di kantor KLHK, Jakarta, Senin, 12 Februari 2024.
Saat ini Indonesia juga tengah berupaya mengatasi krisis iklim mulai dari tingkat akar rumput, termasuk melalui implementasi Indonesia FOLU Net Sink 2030. Melalui kerja sama ini, Siti optimis tujuan tersebut akan dapat dipenuhi.
Rut Kruger mengungkapkan Norwegia bangga atas kemitraan dengan Indonesia. Ia juga menyatakan Indonesia memimpin dengan memberikan contoh bagaimana negara ini mampu mengurangi emisi dari deforestasi. Hal ini adalah sesuatu yang harus diakui di tingkat global. “Seperti yang dijelaskan Menteri Siti Nurbaya, kami telah mengucurkan 156 juta Dolar AS sebagai kontribusi atas hasil yang sangat mengesankan di Indonesia,” kata dia.
Kruger juga menyampaikan bahwa kerjasama Norwegia dan Indonesia soal pengurangan emisi ini karena menyadari perubahan iklim merupakan tantangan global. “Dan saya pikir Norwegia dan Indonesia kini menunjukkan contoh yang sangat baik tentang bagaimana negara-negara barat dan negara-negara dengan banyak hutan hujan dapat bekerja sama untuk mengatasi tantangan iklim,” tambahnya.