TEMPO.CO, Jakarta - Ahli serangga atau entomologist Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (LIPI) Rosichon Ubaidillah menjelaskan bahwa lebah raksasa Wallace atau Megachile Pluto yang ditemukan kembali di Maluku, memiliki kebiasaan yang unik saat membuat sarang.
Baca: Lebah Raksasa Wallace asal Maluku Ini Pernah Dijual Rp 546 Juta
Baca: Lebah Raksasa Wallace Perlu Dilindungi, Ahli LIPI: Banyak Diburu
"Perilaku lebah tersebut sangat unik. Menurut penemunya Alferd Russell Wallace, dia menemukan lebah betina menggunakan resin atau getah tanaman untuk membuat sarang di dalam sarang rayap. Lebah betina keluar masuk sarang mencari dan membawa resin yang dikumpulkan dari jenis tanaman tertentu, yaitu anisoptera thurifera," ujar Rosichon saat dihubungi Tempo, Selasa, 26 Februari 2019.
Alfred Russel Wallace merupakan seorang naturalis Inggris yang pertama kali menemukan spesies Megachile Pluto pada 1859. Temuan itu kemudian dia berikan kepada kawannya, seorang ahli serangga Frederick Smith. Oleh Smith serangga itu dinyatakan spesies baru dan diberi nama Megachile pluto pada 1860 dan diumumkan setahun kemudian.
Penemuan lebah yang disebut juga Wallace's Giant Bees ini merupakan publikasi pertama tentang lebah terbesar di dunia dalam beberapa dasawarsa terakhir. Lebah tersebut ditemukan kembali beberapa hari yang lalu oleh fotografer satwa dan alam Clay Bolt, dan dipublikasikan oleh organisasi pelestarian lingkungan Global Wildlife Conservation (GWC).
"Hewan itu populasinya sangat sedikit, endemik dalam area yang sangat sempit, unik untuk dunia dan Indonesia, banyak diburu untuk dijual dan nilai konservasi sangat tinggi," kata Rosichon. "Oleh karena itu, saya mengusulkan kepada LIPI sebagai scientific authority dan Kementrian LHK sebagai management authority untuk segera melakukan beberapa tindakan konservasi."
Setelah diberi nama, spesimen betina itu dikoleksi oleh Wallace di Pulau Bacan. Holotype betinanya disimpan di Oxford Museum, Inggris. Menurut data organisasi internasional di bidang konservasi IUCA, Megachile Pluto sudah masuk dalam Red-List species sejak 2014.
Simak artikel lainnya tentang lebah raksasa Wallace di kanal Tekno Tempo.co.