TEMPO.CO, Jakarta - PT Jasa Marga Tbk menyatakan belum memutuskan untuk memindahkan jalur tol Pandaan-Malang karena adanya situs purbakala Pra-Majapahit di wilayah itu, dan masih menunggu hasil rapat koordinasi antarinstansi yang dijadikan dasar keputusan.
"Hingga hari ini masih belum ada keputusan, dan tetap seperti semula," kata Direktur Utama PT Jasa Marga Pandaan Malang (JPM) Agus Purnomo dikonfirmasi Selasa, 26 Maret 2019, di Surabaya.
Candi Prfa-Majapahit di Jalan Tol Malang, Arkeolog: Proyek Jalan, Situs Lestari
Sebelumnya, pihak JPM mendukung pengembangan dan pelestarian Situs Sekaran yang ditemukan di area pembangunan tol Pandaan-Malang Seksi V, di Dusun Sekaran, Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Project Manager II PT Jasa Marga Lawang-Malang Indrawan mengaku bersedia untuk memberikan fasilitasi berupa akses jalan, apabila nantinya Pemerintah Kabupaten Malang memutuskan untuk mengembangkan dan melestarikan situs pra-Majapahit itu menjadi salah satu destinasi wisata.
"Pengembangan dan pelestarian situs, Jasa Marga mendukung. Jika nanti Pemerintah Kabupaten mengembangkan lokasi itu menjadi daerah destinasi wisata, atau rest area, kami akan mendukung untuk menyediakan akses meskipun tidak ada rencana dari kami," katanya.
Indrawan mengemukakan, keputusan untuk menjadikan area temuan Situs Sekaran tersebut menjadi salah satu destinasi wisata, sepenuhnya menjadi keputusan Pemerintah Kabupaten Malang. Pihaknya hanya berupaya untuk menyediakan fasilitas berupa akses jalan.
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Jawa Timur menemukan struktur bangunan batu bata, yang ukurannya lebih besar dari batu bata di Kawasan Cagar Budaya Trowulan. Kesimpulan sementara para arkeolog, bangunan di Desa Sekarpuro itu berasal dari masa pra Majapahit.
Hal tersebut didukung dari temuan lepas berupa fragmen porselen dan mata uang Tiongkok yang didominasi berasal dari masa Dinasti Song, atau abad X hingga XIV.
Pada situs yang dinamakan Sekaran itu juga telah ditemukan tiga sisa pondasi struktur bata yang berdasarkan denahnya memiliki orientasi Barat laut-Tenggara, dan masih memiliki potensi yang cukup besar untuk ditemukan sisa-sisa pondasi lainnya di area singkapan seluas 380 meter persegi.
Berita lain tentang situs Majapahit lainnya, bisa Anda ikuti di Tempo.co.