TEMPO.CO, Jakarta - Huawei membatalkan peluncuran laptop MateBook pekan ini, karena sanksi AS terhadap perusahaan itu.
Mengutip laman Astechnica, Rabu, 12 Juni 2019, pembatalan itu membuat ketidakjelasan kapan laptop itu akan dirilis. AS telah melarang penjualan teknologi ke Huawei, yang menggunakan chip Intel dan sistem operasi Windows di PC MateBook-nya.
Baca juga: OS HongMeng Huawei Diklaim Lebih Cepat dari Android
Huawei berencana untuk meluncurkan laptop Windows baru di pameran dagang CES Asia 2019 di Shanghai, Cina pekan ini. Namun, menundanya tanpa batas waktu peluncuran karena larangan ekspor AS. CEO divisi konsumen Huawei Richard Yu mengkonfirmasi pembatalan ke CNBC . "Kami tidak dapat memasok PC," kata Yu.
Huawei juga menghentikan produksi di bisnis komputer pribadi karena pembatasan pembelian komponen AS, demikian dilaporkan Wall Street Journal.
Bulan lalu, AS menempatkan Huawei pada Daftar Entitasnya, yang mencegah membeli suku cadang dan komponen dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah. AS menuding pemerintah Cina dapat menggunakan Huawei untuk memata-matai Amerika, tapi Huawei membantah tuduhan itu dan meminta AS untuk memberikan bukti.
Ketika ditanya apakah laptop itu bisa diluncurkan di kemudian hari, Yu mengatakan bahwa itu tergantung pada berapa lama Entity List akan ada di sana. Yu mengaku bahwa jika Huawei berada dalam daftar hitam untuk waktu yang lama, laptop tidak akan dapat diluncurkan.
Namun, Global Times yang merupakan bagian dari media yang dikelola pemerintah Cina menerbitkan sebuah
cerita yang memperdebatkan beberapa laporan tentang peluncuran laptop.
"Huawei akan merilis produk laptop baru pada Juli, dengan model dan konfigurasi yang berbeda dibandingkan dengan seri sebelumnya seperti MateBook dan HonorBook," kata sumber yang dekat dengan masalah ketika dikonfirmasi Global Times.
Laptop baru itu akan dilengkapi dengan sistem operasi Windows, kata sumber itu, berbeda dengan rumor tentang Microsoft yang menghentikan kerja sama dengan Huawei. Laptop itu akan menggunakan prosesor ARM, bukan Intel.
Laporan media yang dikelola pemerintah itu tidak menyebutkan fakta bahwa seorang eksekutif Huawei mengkonfirmasi pembatalan peluncuran laptop pekan ini. Global Times juga mengatakan sumbernya membantah laporan bahwa Huawei telah menghentikan produksi laptop karena kontrol ekspor yang diberlakukan AS.
ARSTECHNICA | GLOBAL TIMES | WALL STREET JOURNAL