Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Soal Sriwijaya Fiktif, Ridwan Saidi: Mereka Tak Paham Bahasa Kuno

image-gnews
Budayawan Ridwan Saidi. Tempo/Tony Hartawan
Budayawan Ridwan Saidi. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan budayawan Betawi Ridwan Saidi tentang Kerajaan Sriwijaya fiktif dibantah arkeolog dan ahli sejarah. Namun, pria yang akrab disapa Babe Ridwan menjelaskan bahwa ada hal yang harus diluruskan terkait dengan sejarah Sriwijaya itu.

Menurut Babe Ridwan, arkeolog tidak mengerti bahasa-bahasa kuno. Itulah yang menyebabkan sejarah Indonesia  fatal dan perlu direkontruksi. "Prasasti yang mendukung keberadaan Sriwijaya yang selama ini mereka gunakan, prasasti yang ditemukan 1918, itu ada arkeolog Prancis yang menebak-nebak itu Bahasa Sansekerta," katanya kepada Tempo melalui telepon, Kamis, 29 Agustus 2019.

Babe Ridwan mengatakan Kerajaan Sriwijaya fiktif dalam dua video di kanal YouTube dan menganggap Sriwijaya sebagai gabungan bajak laut. Dua video yang berisi pernyataan Ridwan Saidi tentang Sriwijaya ini diunggah oleh akun YouTube bernama Macan Idealis.

Video pertama berdurasi 15 menit diunggah pada 23 Agustus 2019, sedangkan video kedua berdurasi 20 menit diunggah pada 24 Agustus 2019. "Prasasti itu aksara yang digunakan Bangsa Arya. Tapi Ras Arya itu kan luas sampai Armenia dan Samarkand itu Ras Arya. Aksara boleh sama tapi bahasanya lain," ujar Babe Ridwan.

Sebelumnya, Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Farida Wargadalem menilai pernyataan Babe Ridwan tentang keliru dan tidak dapat diterima. "Jelas ngawur, sebuah temuan harus diuji oleh forum ilmuwan sebidang agar ada pengakuan, tidak bisa asal berpendapat," kata Farida, Senin, 26 Agustus 2019 lalu.

Menurut Babe Ridwan, bahasa yang dipakai prasati yang ditemukan itu adalah Bahasa Armenia, bukan Sansekerta. Sehingga, kata Babe, terjemahannya jadi keliru berat, itu bukan tentang keberadaan Sriwijaya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Tapi adalah ajaran teologi Kaum Saba abad ke-7. Di situ ada Situs Sabokingking, Sabo itu kan Saba, Kingking itu pengikut. Jadi yang ada bukan Sriwijaya, tapi satu komunitas religius atau orang-orang saba atau bahasa jaman itu dinamakan Sabokingking," tutur Babe Ridwan.

Selain Farida, Peneliti Utama Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Bambang Budi Utomo menanggapi pernyataan Babe Ridwan dengan mengganggapnya nyeleneh. "Pada hakekatnya Engkong sedang menghancurkan bangsa Indonesia, seperti yang dikatakannya bahwa untuk menghancurkan sebuah bangsa, hancurkan dulu sejarahnya," kata Bambang yang biasa disapa Tomi, kemarin.

Babe Ridwan juga menyebutkan bahwa banyak peneliti salah mengartikan prasasti. Babe Ridwan mencontohkan, Dapunta Hyang, diartikan sebagai nomenklatur untuk Prabu. Tapi menurutnya, Dapunta Hyang artinya image Tuhan, dan Sriwijaya adalah sang ruang, jadi prasastinya sangat prosais.

"Saya kan membantah (penelitian yang ada), sumbernya saya melakukan penelitian sendiri, sumbernya bilang kaga ada, saya kan melakukan penelitian," ujar Ridwan.

Berita lain terkait polemik sejarah Sriwijaya fiktif, bisa Anda simak di Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hasil Sidang PKPU Sriwijaya Air: Kreditor Setujui Proposal Perdamaian

13 Juli 2023

Maskapai Sriwijaya Air menunda sementara penerbangan tujuan Manokwari mulai 30 Juli. Foto: Dok. Sriwijaya Air
Hasil Sidang PKPU Sriwijaya Air: Kreditor Setujui Proposal Perdamaian

Maskapai penerbangan Sriwijaya Air menjalani sidang putusan PKPU di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu 12 Juli 2023.


Arus Balik Lebaran, Bandara Pangkalpinang Tambah Penerbangan Ekstra

28 April 2023

Ilustrasi mudik dengan pesawat terbang. ANTARA/Fransisco Carolio
Arus Balik Lebaran, Bandara Pangkalpinang Tambah Penerbangan Ekstra

Bandara Depati Amir Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menambah penerbangan ekstra untuk melayani arus balik Lebaran.


Mengenang Perjalanan Hidup Ridwan Saidi

26 Desember 2022

Ridwan Saidi saat melakukan Orasi Budaya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, 22 Mei 2015. Dalam orasinya, Budayawann Betawi tersebut mengkritisi kekisruhan antara Menpora dengan PSSI. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Mengenang Perjalanan Hidup Ridwan Saidi

Budayawan Betawi Ridwan Saidi tutup usia pada Minggu, 25 Desember 2022


Ridwan Saidi Dimakamkan di TPU Karet Bivak, Satu Area dengan Benyamin Sueb, Fatmawati dan Chairil Anwar

26 Desember 2022

Ridwan Saidi saat melakukan Orasi Budaya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, 22 Mei 2015. Dalam orasinya, Budayawann Betawi tersebut mengkritisi kekisruhan antara Menpora dengan PSSI. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Ridwan Saidi Dimakamkan di TPU Karet Bivak, Satu Area dengan Benyamin Sueb, Fatmawati dan Chairil Anwar

Budayawan Betawi Ridwan Saidi dimakamkan di TPU Karet Bivak. Satu area makam tokoh lainnya seperti Benyamin Sueb, Fatmawati, dan Chairil Anwar.


Layat Ridwan Saidi, Heru Budi Hartono Janji Lestarikan Budaya Betawi

25 Desember 2022

Budayawan Betawi Ridwan Saidi saat melakukan Orasi Budaya di areal Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Selatan, 22 Mei 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Layat Ridwan Saidi, Heru Budi Hartono Janji Lestarikan Budaya Betawi

Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono berkomitmen melanjutkan gagasan Almarhum Ridwan Saidi terkait pelestarian budaya Betawi.


Ridwan Saidi Meninggal, Anis Matta: Terima Kasih Atas Usahamu Menjaga Demokrasi Kita

25 Desember 2022

Mantan politisi dan budayawan Betawi Ridwan Saidi (tengah) terlihat dalam acara Halal Bihalal Jokowi-Ahok yang berlangsung di posko kemenangan Jokowi Jl. Borobudur nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/8). TEMPO/Dhemas Reviyanto
Ridwan Saidi Meninggal, Anis Matta: Terima Kasih Atas Usahamu Menjaga Demokrasi Kita

Budayawan Betawi Ridwan Saidi tutup usia hari ini, Minggu, 25 Desember 2022.


Budayawan Betawi Ridwan Saidi Meninggal

25 Desember 2022

Ridwan Saidi saat melakukan Orasi Budaya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, 22 Mei 2015. Dalam orasinya, Budayawann Betawi tersebut mengkritisi kekisruhan antara Menpora dengan PSSI. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Budayawan Betawi Ridwan Saidi Meninggal

Budayawan Betawi, Ridwan Saidi meninggal pada Ahad, 25 Desember 2022.


KNKT Rilis Hasil Investigasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 , Ada 6 Penyebab

10 November 2022

KNKT Rilis Hasil Investigasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 , Ada 6 Penyebab

KNKT melihat kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 terjadi karena masalah sistem autothrottle.


Ridwan Saidi Sarankan Heru Budi Hartono Komunikasi dengan Tokoh Betawi

11 Oktober 2022

Ridwan Saidi saat melakukan Orasi Budaya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, 22 Mei 2015. Dalam orasinya, Budayawann Betawi tersebut mengkritisi kekisruhan antara Menpora dengan PSSI. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Ridwan Saidi Sarankan Heru Budi Hartono Komunikasi dengan Tokoh Betawi

Budayawan Betawi Ridwan Saidi dan anggota DPD asal Jakarta Sylviana Murni tidak memasalahkan Heru Budi Hartono jadi Pj Gubernur DKI Jakarta.


Tak Cuma Pempek Kuliner Palembang, Ada Celimpungan dan Pindang Patin

29 Juli 2022

 Semangkok pempek kapal selam di sentra pempek, Jalan Mujahiddin, Pasar 26 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan. Tempo/Francisca Christy Rosana
Tak Cuma Pempek Kuliner Palembang, Ada Celimpungan dan Pindang Patin

Kuliner Palembang bukan hanya pempek, masih banyak lainnya antara lain celimpungan, pindnag patin dan tekwan.