TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan BRIN akan menjadi konsolidator kegiatan riset dan inovasi.
"Badan riset sudah ada, kan saya kepalanya. Intinya BRIN ini akan menjadi konsolidator dan platform dari kegiatan riset dan inovasi di Indonesia," ujar Bambang setelah hadir di acara Seminar Innovation Driving Sustainable Business dari Most Valued Business (MVB) Indonesia di Hotel Sari Pasific, Jakarta, Rabu, 13 November 2019.
Pembentukan BRIN merupakan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang disahkan Presiden Joko Widodo pada tanggal 13 Agustus 2019.
Bambang mengatakan BRIN bisa mengakomodir semua kegiatan riset dan inovasi, yang tidak hanya ada di pemerintah, perguruan tinggi atau lembaga penelitian tertentu, tapi melingkupi semuanya.
"Pokoknya nanti kita lihat saja untuk BRIN-nya. Yang pasti itu akan menjadi lembaga yang melakukan kegiatan riset dan inovasi secara terintegrasi," kata Bambang. "Supaya kita mengurangi duplikasi dan inefisiensi anggaran riset yang saat ini banyak terjadi."
Sebelumnya, mengutip laman Antara, Oktober lalu, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan mengkonsolidasikan lembaga penelitian dan pengembangan serta mengintegrasikan fokus riset.
Nasir menuturkan rencananya semua lembaga penelitian dan pengembangan akan berada di bawah BRIN termasuk Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Tenaga Nuklir Nasional dan lembaga penelitian dan pengembangan di bawah kementerian.
Nasir membayangkan pemimpin BRIN adalah Menristekdikti/Kepala BRIN seperti Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.