Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Beda Mahkota Majapahit Versi Online dan Mahkota Raden Wijaya

image-gnews
Mahkota yang ada pada arca pendiri Majapahit Raden Wijaya (kanan) dan Mahkota Majapahit versi situs lelang online Antiques.com
Mahkota yang ada pada arca pendiri Majapahit Raden Wijaya (kanan) dan Mahkota Majapahit versi situs lelang online Antiques.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Situs online Antiques.com menjual mahkota emas yang diklaim sebagai Mahkota Majapahit. Namun beberapa arkeolog, seperti Peneliti Utama Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Bambang Budi Utomo menepis klaim tersebut dan menyatakan bahwa mahkota emas tersebut tidak jelas asal usulnya.

Menurut Bambang, jika dibandingkan dengan mahkota yang dipakai oleh pendiri Majapahit Raden Wijaya dalam perwujudannya sebagai Dewa Wisnu, bentuknya lain. Kalau pada arca bentuk atasnya datar.

"Mahkota emas itu tidak dijelaskan dari mana asalnya. Tentunya ketika baru ditemukan masyarakat sekitarnya heboh dan berbondong-bondong ingin melihatnya. Ini sama sekali tidak," tutur arkeolog yang biasa disapa Tomi, kepada Tempo, Selasa, 17 Desember 2019.

Lalu apa perbedaan mahkota emas yang diklaim sebagai peninggalan Kerajaan Majapahit dan mahkota yang dipakai Raden Wijaya dalam perwujudannya sebagai Dewa Wisnu. Berikut detailnya:

1. Mahkota emas di Antiques.com

Dalam situs web dijelaskan bahwa mahkota itu disebut sebagai salah satu item yang terlihat flamboyan. Mahkota memiliki bentuk dasar kubah ganda, di bagian bawah memiliki ukuran satu setengah kali lebih besar dibandingkan ukuran di bagian atas yang mengerucut.

Desain mahkota itu benar-benar ditutupi dengan pengerjaan teknik hias yang dilakukan dengan pola yang dibentuk dengan memalu dan menekan (repousse). Serta dihiasi dengan sejumlah elemen keagamaan dan dekoratif.

“Mengenai bentuk mahkota yang diposting, bentuknya memang mirip dengan mahkota Sultan Parikesit, Sultan Kutai Kertanegara," kata Tomi.

Kubah bagian bawah memiliki ornamen wajah mirip naga di bagian depan, diapit dua medali yang bergambar tokoh agama (dari agama Hindu) dan dikelilingi oleh gulir daun dan motif organik. Kubah atas dihiasi dengan gulungan daun berulang dan dekorasi abstrak.

Kedua kubah dipisahkan oleh penyempitan yang ditandai dengan pita relief tinggi yang dihiasi dengan batu semi mulia berwarna keunguan, hijau, merah dan biru.

Namun, Tomi memperkirakan mahkota Majapahit yang ditawarkan itu pernah diperiksa seorang arkeolog di Bali beberapa waktu lalu. "Beberapa tahun lalu mahkota tersebut pernah diperiksa. Kadar emasnya 16 karat, dan ada bagian yang pakai sekrup, ya sekrup kecil. Kesimpulannya mahkota tersebut buatan baru," tuturnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2.  Mahkota Raden Wijaya

Sedangkan mahkota Raden Wijaya dalam perwujudan Dewa Wisnu memiliki bentuk yang berbeda meskipun dasarnya sama hadir dengan dua kubah. Perbedaannya adalah ujung mahkota Raden wijaya tidak berbentuk mengerucut melainkan datar.

“Itu kalau benar adanya jika raja Majapahit pakai mahkota, perkiraan mahkota Raden Wijaya sebagai dasar atau pembanding dengan yang sezaman dengan Majapahit,” tutur Tomi. “Kalau pada arca bentuk atasnya datar.”

Arca tersebut disebut Harihara yang ditemukan di Candi Sumberjati, Simping, Blitar, Jawa Timur. Berdasarkan penelitian para ahli, Candi Sumberjati diduga kuat merupakan candi pendarmaan dari Kertarajasa Jayawardhana atau Raden Wijaya (1293-1309 Masehi), yang merupakan pendiri Kerajaan Majapahit.

Arca itu dipahatkan di batu andesit berbentuk oval, digambarkan dengan wujud dengan dua sisi berbeda di kiri dan kanan tubuhnya. Kedua sisi tubuhnya menggambarkan perpaduan antara dewa Wisnu (Hari) dan Siwa (Hara).

Penggambaran ini sesuai dengan kisah Kertarajasa yang dianggap sebagai Wisnu ketika berhasil menyelamatkan Singasari dari kehancuran ketika diserang Jayakatwang dan dianggap sebagai Siwa karena dia adalah penganut Siwa yang taat.

Harihara digambarkan dengan sikap berdiri dan memiliki empat tangan. Di samping kanan dan kirinya terdapat masing-masing satu orang pariwara, Parwati di sebelah kanan dan Laksmi di sebelah kiri. Tinggi pariwara digambarkan seperempat dari ukuran Harihara.

Arkeolog Universitas Indonesia (UI) Agus Aris Munandar menjelaskan bahwa sejauh ini tidak ada data raja-raja Majapahit bermahkota emas. “Tidak ada datanya,” kata Agus, Senin, 16 Desember 2019. Artinya belum diketahui apa bahan dasar dari mahkota yang dipakai Raden Wijaya itu.

Ada beberapa bagian yang rusak pada arca koleksi Museum Nasional ini, yaitu prabhamandala, hidung dan kaki kanan arca, dan lapik sudah terkelupas. Beberapa sisi sudah aus pada bagian lengan kiri, punggung tangan kiri, dan pinggang kirinya. Secara keseluruhan, kondisi arca ini masih tergolong relatif baik.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pasca-Kebakaran, 715 Koleksi Museum Nasional Teridentifikasi

14 hari lalu

Tim konservator Museum Nasional Indonesia melakukan proses klasifikasi koleksi museum yang terdampak. (Museum Nasional Indonesia)
Pasca-Kebakaran, 715 Koleksi Museum Nasional Teridentifikasi

171 koleksi Museum Nasional terdampak tergolong dalam klasifikasi berat, yang membutuhkan proses remediasi secara cepat.


Saat Mahasiswa Arkeologi Terlibat Penelitian Jejak Sejarah Kolonial di Pulau Onrust

19 hari lalu

Dua arkeolog meneliti arsitektur benteng pertahanan di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu Selatan dengan cara ekskavasi atau penggalian pada Kamis (16/11/2023). Diketahui ekskavasi juga pernah dilakukan pada 1995. ANTARA/HO-Kominfotik Kepulauan Seribu
Saat Mahasiswa Arkeologi Terlibat Penelitian Jejak Sejarah Kolonial di Pulau Onrust

Pulau Onrust adalah salah satu pulau bersejarah di kawasan Gugusan Kepulauan Seribu dan ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya.


Arkeolog Israel Turun Tangan untuk Menemukan Sisa Korban Serangan Hamas

28 hari lalu

Hanukkiyah, tempat lilin yang digunakan selama hari raya Yahudi Hanukkah, berdiri di sisa-sisa ambang jendela yang terbakar, menyusul infiltrasi mematikan oleh orang-orang bersenjata Hamas dari Jalur Gaza, di Kibbutz Be'eri di Israel selatan, 17 Oktober 2023. REUTERS/ Ronen Zvulun
Arkeolog Israel Turun Tangan untuk Menemukan Sisa Korban Serangan Hamas

Di sebuah lokasi, tim arkeologi Israel sedang memilah-milah abu dan puing-puing, berharap menemukan sisa-sisa manusia dan dapat mengidentifikasinya.


5 Cagar Budaya di Gunung Penanggungan, Dianggap Suci sejak Dulu

30 hari lalu

Jalur pendakian kuno berbentuk melingkar di atas Gunung Penanggungan, Jawa Timur yang ditemukan Tim Ekspedisi Ubaya, 4 November 2015. Foto: Dok Tim Ekspedisi Ubaya
5 Cagar Budaya di Gunung Penanggungan, Dianggap Suci sejak Dulu

Gunung Penanggungan dianggap suci sejak dulu, banyak cagar budaya yang berasal dari abad ke-10


Kebakaran di Gunung Penanggungan, Gunung Suci di Mojokerto dalam Prasasti Cunggrang dan Kisah Bujangga Manik

33 hari lalu

Gunung Penanggungan. TEMPO/Abdi Purmono
Kebakaran di Gunung Penanggungan, Gunung Suci di Mojokerto dalam Prasasti Cunggrang dan Kisah Bujangga Manik

Gunung Penanggungan kebakaran pada Kamis, 2 November 2023. Bagaimanakah profil dan sejarah gunung suci yang disebut dalam prasasti dan kisah kuno?


Arkeolog Yordania Temukan Gua Ashabul Kahfi seperti dalam Al-Quran

39 hari lalu

Mulan Jameela dan Ahmad Dhani berpose di Gua Ashabul Kahfi. Mulan tampak cantik menggenakan gaun berwarna merah yang dipadukan dengan hijab berwarna hitam. Sedangkan Ahmad Dhani mengenakan celana jeans, kaos lengan panjang berwarna hitam, dan peci hitam. Instagram.com
Arkeolog Yordania Temukan Gua Ashabul Kahfi seperti dalam Al-Quran

Arkeolog Yordania, Rafiq Wafa Ad-Dujaniy temukan Gua Ashabul Kahfi di daerah Ar-Raheib di Yordania pada 1963.


5 Rekomendasi Museum di Jakarta yang Modern dan Edukatif

40 hari lalu

Pengunjung berfoto di antara karya seni yang dipamerkan di Museum Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN), Jakarta, Jum'at, 28 Januari 2022. Tromarama adalah kolektif perupa yang dibentuk pada tahun 2006 oleh Febie Babyrose, Herbert Hans, dan Ruddy Hatumena. TEMPO/Ridho Fadilla
5 Rekomendasi Museum di Jakarta yang Modern dan Edukatif

Berikut rekomendasi museum di Jakarta dengan karya tradisional dan modern namun tetap instagramable. Catat jam buka dan biaya masuknya.


Kebakaran Museum Nasional, 589 Koleksi Bersejarah Telah Dievakuasi dan Teridentifikasi

57 hari lalu

Memasuki hari kelima pasca kebakaran, pintu belakang Museum Nasional masih terbentang garis polisi dan dijaga ketat pada Kamis, 21 September 2023. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Kebakaran Museum Nasional, 589 Koleksi Bersejarah Telah Dievakuasi dan Teridentifikasi

Kebakaran yang terjadi di Museum Nasional atau dikenal juga dengan Museum Gajah terjadi pada Sabtu, 16 September lalu.


Kebakaran Museum Nasional, BEM FIB UI Desak Pemerintah dan DPR Segera Sahkan RUU Permuseuman

1 Oktober 2023

Dirreskrimum Polda Metro Jaya Hengki Haryadi saat melakukan olah TKP lokasi kebakaran Museum Nasional, Jakarta, Minggu, 17 September 2023. Kebakaran tersebut mengakibatkan empat ruangan terbakar yakni dua ruangan di sayap sebelah kanan dan dua ruangan di bagian tengah.  TEMPO/M Taufan Rengganis
Kebakaran Museum Nasional, BEM FIB UI Desak Pemerintah dan DPR Segera Sahkan RUU Permuseuman

BEM FIB UI meminta jaminan pemerintah agar kebakaran seperti di Museum Nasional tidak terjadi lagi, juga di museum lainnya.


Museum Nasional dan Museum Bahari Kebakaran, Dua Museum yang Menyimpan Warisan Peradaban Nusantara

1 Oktober 2023

Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarnoputri (ketiga kiri) didampingi Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko (kiri) dan Mendikbudristek Nadiem Makarim (tengah) saat melakukan kunjungan ke Museum Nasional pasca kebakaran di Jakarta, Selasa, 19 September 2023. Megawati menyampaikan bahwa menghormati penyelidikan yang sedang berlangsung atas kebakaran yang terjadi di tempat penyimpanan koleksi benda bersejarah hingga meminta fasilitas dan keamanan museum diperbaiki dan ditingkatkan. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Museum Nasional dan Museum Bahari Kebakaran, Dua Museum yang Menyimpan Warisan Peradaban Nusantara

Dekan FIB UI menjelaskan Museum Nasional dan Museum Bahari merupakan legacy perjalanan peradaban Bangsa Indonesia.