TEMPO.CO, Jakarta - International Atomic Energy Agency (IAEA) menunjuk Indonesia, melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), untuk menjadi pemimpin proyek pemanfaatan nuklir untuk mengawetkan benda warisan budaya. BRIN bakal memandu 19 negara anggota IAEA di Asia Pasifik sebagai Designated Team Member (DTM).
Proyek itu dimulai dengan pertemuan pada 19-23 Agustus 2024 yang melibatkan 19 perwakilan dari negara anggota IAEA. Pertemuan ini dilakukan di ruang rapat BRIN, membahas kerja sama teknis dan kerangka kolaborasi lanjutan siklus tahun 2026-2027.
Technical Expert IAEA Bum Soo Han mengatakan benda warisan budaya di Indonesia sangat beragam dan banyak ditemui oleh para arkeolog. Menurutnya, benda-benda yang ditemukan ini sangat rapuh dan tidak mampu bertahan lama setelah berhasil ditemukan.
Metode konvensional seperti memberikan cairan khusus untuk mengawetkan, kata Bum Soo Han, memang sudah banyak dilakukan oleh para arkeolog dunia dan Indonesia. Namun, studi yang dilakukan IAEA menyebutkan bahwa pemanfaatan nuklir untuk membantu preservasi benda warisan budaya belum terlalu banyak.
"Kami percaya negara Indonesia dan Asia secara umum, memiliki banyak objek warisan budaya, ada yang terbuat dari kayu, kain dan batu. Tidak jarang benda itu akan terkena degradasi karena saking lamanya tersimpan, sebelum ditemukan para arkeolog," kata Bum Soo Han saat ditemui awak media di kantor BRIN, Jakarta Pusat, Senin, 19 Agustus 2024.
Programme Management Officer IAEA Massoud Malek menyebut organisasinya akan menjadi wadah untuk menjadi fasilitator dalam bentuk pelatihan dan penelitian berbasis laboratorium, untuk pengembangan nuklir sebagai alat pengawetan benda bersejarah di Indonesia maupun dunia.
"Indonesia menjadi hostnya, selamat bagi negara anda yang akan memimpin proyek ini. Seluruh negara anggota IAEA akan menjalin kolaborasi bersama untuk sama-sama mencapai kesuksesan dari pemanfaatan nuklir ini," ujar Massoud, didampingi Bum Soo Han.
Nuklir Mampu Cek Umur dan Keaslian Fosil
Kepala Pusat Riset Arkeometri BRIN Sofwan Noerwidi menyebut teknologi nuklir mampu mendeteksi usia benda-benda cagar budaya hingga keasliannya. Bahkan nuklir juga mampu mendeteksi perubahan material maupun perbedaan komposisi dan unsurnya
Sofwan menyebut teknologi nuklir yang memicu hadirnya pancaran radiasi bisa dimanfaatkan untuk pengawetan dan membersihkan jamur yang tumbuh di batu candi, arca dan sejenisnya. Namun pemanfaatan ini tentu harus didasarkan pada dosis tertentu untuk menghindari risiko kerusakan pada benda-benda bersejarah.
Sederet pemanfaatan dan metode pemanfaatan nuklir ini, kata Sofwan, akan didiskusikan melalui pertemuan selama lima hari ke depan di BRIN. "Jadi sangat banyak sekali manfaat nuklir ini. Teknologinya sudah mulai kami riset dan ada sebagian yang sudah kami implementasikan, misalnya untuk konsolidasi dan pengawetan," kata Sofwan.
Pilihan Editor: Dugaan Pencatutan KTP untuk Pilkada Jakarta 2024, Giliran Programmer KPU Jadi Sorotan