Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

IAEA Tunjuk BRIN Pimpin Pengembangan Nuklir untuk Pengawetan Benda Arkeologi

image-gnews
Technical Expert di International Atomic Energy Agency (IAEA) Bum Soo Han (tengah) saat ditemui awak media di kantor BRIN, Jakarta Pusat, Senin, 19 Agustus 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Technical Expert di International Atomic Energy Agency (IAEA) Bum Soo Han (tengah) saat ditemui awak media di kantor BRIN, Jakarta Pusat, Senin, 19 Agustus 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - International Atomic Energy Agency (IAEA) menunjuk Indonesia, melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), untuk menjadi pemimpin proyek pemanfaatan nuklir untuk mengawetkan benda warisan budaya. BRIN bakal memandu 19 negara anggota IAEA di Asia Pasifik sebagai Designated Team Member (DTM).

Proyek itu dimulai dengan pertemuan pada 19-23 Agustus 2024 yang melibatkan 19 perwakilan dari negara anggota IAEA. Pertemuan ini dilakukan di ruang rapat BRIN, membahas kerja sama teknis dan kerangka kolaborasi lanjutan siklus tahun 2026-2027.

Technical Expert IAEA Bum Soo Han mengatakan benda warisan budaya di Indonesia sangat beragam dan banyak ditemui oleh para arkeolog. Menurutnya, benda-benda yang ditemukan ini sangat rapuh dan tidak mampu bertahan lama setelah berhasil ditemukan.

Metode konvensional seperti memberikan cairan khusus untuk mengawetkan, kata Bum Soo Han, memang sudah banyak dilakukan oleh para arkeolog dunia dan Indonesia. Namun, studi yang dilakukan IAEA menyebutkan bahwa pemanfaatan nuklir untuk membantu preservasi benda warisan budaya belum terlalu banyak.

"Kami percaya negara Indonesia dan Asia secara umum, memiliki banyak objek warisan budaya, ada yang terbuat dari kayu, kain dan batu. Tidak jarang benda itu akan terkena degradasi karena saking lamanya tersimpan, sebelum ditemukan para arkeolog," kata Bum Soo Han saat ditemui awak media di kantor BRIN, Jakarta Pusat, Senin, 19 Agustus 2024.

Programme Management Officer IAEA Massoud Malek menyebut organisasinya akan menjadi wadah untuk menjadi fasilitator dalam bentuk pelatihan dan penelitian berbasis laboratorium, untuk pengembangan nuklir sebagai alat pengawetan benda bersejarah di Indonesia maupun dunia.

"Indonesia menjadi hostnya, selamat bagi negara anda yang akan memimpin proyek ini. Seluruh negara anggota IAEA akan menjalin kolaborasi bersama untuk sama-sama mencapai kesuksesan dari pemanfaatan nuklir ini," ujar Massoud, didampingi Bum Soo Han.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nuklir Mampu Cek Umur dan Keaslian Fosil

Kepala Pusat Riset Arkeometri BRIN Sofwan Noerwidi menyebut teknologi nuklir mampu mendeteksi usia benda-benda cagar budaya hingga keasliannya. Bahkan nuklir juga mampu mendeteksi perubahan material maupun perbedaan komposisi dan unsurnya

Sofwan menyebut teknologi nuklir yang memicu hadirnya pancaran radiasi bisa dimanfaatkan untuk pengawetan dan membersihkan jamur yang tumbuh di batu candi, arca dan sejenisnya. Namun pemanfaatan ini tentu harus didasarkan pada dosis tertentu untuk menghindari risiko kerusakan pada benda-benda bersejarah.

Sederet pemanfaatan dan metode pemanfaatan nuklir ini, kata Sofwan, akan didiskusikan melalui pertemuan selama lima hari ke depan di BRIN. "Jadi sangat banyak sekali manfaat nuklir ini. Teknologinya sudah mulai kami riset dan ada sebagian yang sudah kami implementasikan, misalnya untuk konsolidasi dan pengawetan," kata Sofwan.

Pilihan Editor: Dugaan Pencatutan KTP untuk Pilkada Jakarta 2024, Giliran Programmer KPU Jadi Sorotan

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

4 jam lalu

Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri, saat memberi kuliah umum di Hari Ulang Tahun ke-300 Universitas Saint Petersburg, Rusia, pada Senin, 16 September 2024. Megawati menyampaikan kuliah bertema Tantangan Geopolitik dan Pancasila sebagai Jalan Tata Dunia Baru kepada mahasiswa di universitas tersebut. Foto: Humas PDIP
Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

Megawati mengatakan Indonesia butuh bantuan dalam proses ilmu dasar bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi dari Rusia.


Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

12 jam lalu

Penampakan supermoon yang dikenal sebagai bulan biru dan
Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

Peristiwa Supermoon diwarnai potensi banjir rob di pesisir Indonesia. Sementara di luar negeri, Supermoon akan dibayangi gerhana bulan parsial.


Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

2 hari lalu

Candi Borobudur. Foto: Canva
Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

Kementerian Agama menunda pemasangan chattra di stupa induk Candi Borobudur, yang semula dijadwalkan untuk diresmikan pada 18 September 2024


BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

3 hari lalu

Peternakan hewan di sekitar Sungai Citarum. Dok. Humas BRIN
BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

BRIN kenalkan teknologi kandang khusus untuk mengatasi pencemaran limbah ternak di DAS Citarum.


Hujan di Jabodetabek Kamis Sore sampai Jumat Dinihari, Ini Sebaran dan Penyebabnya

4 hari lalu

Ilustrasi hujan. Pexels/Bclarkphoto
Hujan di Jabodetabek Kamis Sore sampai Jumat Dinihari, Ini Sebaran dan Penyebabnya

Hingga mendekati subuh nanti diperkirakan potensi hujan tersebut masih mugkin bertahan dan bahkan meluas.


BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

4 hari lalu

Warga memungut sampah plastik di kawasan Pantai Kedonganan, Badung, Bali, Rabu 20 Maret 2024. Pantai Kedonganan dipadati sampah plastik kiriman yang terdampar terbawa arus laut yang mengganggu aktivitas warga dan nelayan setempat. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

Rata-rata sekitar 484 ribu ton per tahun sampah plastik bocor ke laut dunia dari kegiatan masyarakat.


BRIN Dorong Inovasi untuk Tangani Sampah Plastik di Laut

4 hari lalu

Petugas kebersihan membersihkan tumpukan sampah dengan cara membuang sampah di Sungai Ciliwung, Kampung Pulo, Jakarta, Senin, 9 September 2024.  Indonesia menempati urutan kelima dunia sebagai negara pembuang sampah plastik ke laut dengan volume 56,333 ton. TEMPO/Subekti.
BRIN Dorong Inovasi untuk Tangani Sampah Plastik di Laut

Sampah plastik mengancam kehidupan laut, ekosistem pesisir, dan kesehatan manusia yang bergantung pada hasil laut.


Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda, Pemkab Bekasi Ikut Tingkatkan Kewaspadaan

5 hari lalu

Gempa mengguncang Selat Sunda, Banten, pada Rabu, 10 Mei 2023 pukul 11.24.49 WIB. (BMKG)
Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda, Pemkab Bekasi Ikut Tingkatkan Kewaspadaan

Edaran dibuat meski wilayah Kabupaten Bekasi tak berbatasan dengan perairan Selat Sunda ataupun laut selatan Jawa, lokasi zona gempa megathrust


Pencemaran Sampah Plastik di Laut Semakin Mengkhawatirkan, Mengapa Berbahaya?

5 hari lalu

Sejumlah pekerja melakukan pensortiran berbagai jenis sampah plastik yang dapat didaur ulang di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Minggu, 18 Agustus 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Pencemaran Sampah Plastik di Laut Semakin Mengkhawatirkan, Mengapa Berbahaya?

Setiap tahun, lebih dari 8 juta ton sampah plastik dibuang ke laut. BRIN mendorong pengembangan riset dan penguatan regulasi untuk menanganinya.


Hujan Malam Ini di Jabodetabek, Mungkinkan Capai GBK yang sedang Gelar Timnas Vs Australia?

6 hari lalu

Ilustrasi hujan. (REUTERS/Zoran Milich)
Hujan Malam Ini di Jabodetabek, Mungkinkan Capai GBK yang sedang Gelar Timnas Vs Australia?

Hujan lebat telah mengguyur sebagian wilayah Jabodetabek pada Selasa sore hingga memasuki malam ini, 10 September 2024.