TEMPO.CO, Jakarta - Serangan siber bisa dilakukan melalui kabel data yang terpasang di stasiun umum pengisian daya (charging) ponsel seperti yang ada di bandara atau stasiun kereta. Para penjahat siber—hacker— bisa melakukan serangan yang dijuluki Juice Jacking melalui port-port USB di sana.
Territory Channel Manager SEA Kaspersky di Indonesia, Dony Koesmandarin, menjelaskan ciri dan dampak dari perangkat yang terserang Juice Jacking. “Salah satu efek besar yang bisa menjadi contohnya adalah pada 2012 saat dua pembangkit listrik AS diinfiltrasi ketika seorang karyawan secara tidak sengaja membawa stik USB yang terinfeksi ke lokasi,” katanya melalui pesan elektronik, Senin 20 Januari 2020.
Melihat kasus itu, menurut Donny, seorang penyerang mungkin menginfeksi komputer dengan malware yang dapat menentukan kapan drive USB dicolokkan. Dengan harapan bahwa drive yang terinfeksi kemudian akan dicolokkan ke komputer lain, dan menyebarkan virus.
Juice Jacking juga dapat digunakan untuk mencuri informasi langsung dari komputer, yang dapat merugikan siapa pun mengenai informasi rahasia yang tersimpan di sistem mereka. “Jadi kita bisa melihat ya bagaimana perangkat kecil tersebut akhirnya bisa berakibat hal yang besar,” kata dia.
Menurut Donny, pada dasarnya jika sebuah removable device akhirnya menginfeksikan hal berbahaya pada perangkat pengguna, pencurian dan penyalahgunaan data penting tentunya akan menjadi hal yang riskan dan berpotensi untuk terjadi. “Mereka mungkin tampak tidak berbahaya, tapi jika mereka jatuh ke tangan yang salah bisa saja digunakan untuk tujuan yang sangat merusak.”
Di tempat terpisah, Departemen Kejaksaan Distrik California, Los Angeles, Amerika Serikat, telah mengeluarkan peringatan kepada penduduk lokal dan wisatawan untuk menghindari pengisian telepon di stasiun pengisian umum, terutama di bandara. Pada Desember 2019, State Bank of India (SBI) juga mengeluarkan peringatan kepada pelanggannya tentang malware lewat ponsel ini.