Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wine Sehat ala Aileen, Sulfit Diganti Nanopartikel Perak

image-gnews
Aileen Bachtiar, 16 tahun, siswa kelas 11 Jakarta Intercultural School saat mempresentasikan hasil penelitian nanopartikel yang dikerjakannya dalam program summer school di University of Pennsylvania, AS, di @america, Pasific Place, Jakarta Selatan, Sabtu, 8 Februari 2020. TEMPO/Khory
Aileen Bachtiar, 16 tahun, siswa kelas 11 Jakarta Intercultural School saat mempresentasikan hasil penelitian nanopartikel yang dikerjakannya dalam program summer school di University of Pennsylvania, AS, di @america, Pasific Place, Jakarta Selatan, Sabtu, 8 Februari 2020. TEMPO/Khory
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Aileen Bachtiar, 16 tahun, siswi kelas 11 di Jakarta Intercultular School (JIS) menawarkan bahan pengawet alternatif untuk fermentasi anggur lewat teknologi nanopartikel. Penelitian dikerjakannya dalam program summer school di University of Pennsylvania, AS, tahun lalu. 

"Anda mungkin bertanya-tanya mengapa anggur? Nah, perlu diketahui sulfit adalah zat yang digunakan sebagai pengawet anggur. Di sinilah masalahnya,” ujarnya di @america, Pasific Place, Jakarta Selatan, Sabtu, 7 Februari 2020.

Aileen menerangkan, pemakaian sulfit dalam dosis sangat kecil terbukti merugikan individu yang sensitif terhadap zat kimia itu. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan pertumbuhan asupan harian maksimum yang dapat diterima yaitu 0,7 miligram sulfit per kilogram berat badan.

“Meskipun peraturan telah dibuat untuk membatasi konsentrasi ini, kekhawatiran seperti bronkospasme dan hipertensi mungkin masih timbul setelah akumulatif berlebihan," katanya.

Alternatif yang kemudian ditawarkannya adalah nanopartikel perak. Partikel ini pada dasarnya adalah ion perak yang telah diturunkan ke ukuran nano atau sepermiliar. Dengan karakteristik khusus yang anti bakteri, partikel perak dianggap sangat menarik sebagai pengganti sulfit, dan dijadikan bahan pengawet.

Aileen juga memastikan apa yang dilakukannya tidak berbahaya bagi lingkungan. “Karena produk nanopartikel ini berkelanjutan dan yang paling penting, dapat digunakan dengan aman di industri makanan dan minuman sehingga tidak berbahaya bagi manusia,” katanya.

Ditambah lagi, nanopartikel perak juga telah digunakan dalam berbagai bidang seperti penyembuhan, obat untuk pasien, dan digunakan dalam kemasan makanan untuk membuat makanan lebih awet.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Alicia Chan dan Aileen Bactiar, siswi kelas 11 Jakarta Intercultural School (JIS) yang mengerjakan penelitian teknologi nanopartikel masing-masing di Columbia University dan University of Pennsylvania, AS. Keduanya presentasi di @amerika, Pasific Place, Jakarta Selatan, Sabtu, 8 Februari 2020. ISTIMEWA

Adapun yang dilakukan Aileen adalah menambahkan nanopartikel perak yang telah dihasilkannya lewat proses yang disebutnya presipitasi kimia ke dalam proses fermentasi. Hasilnya, bakteri yang tidak diinginkan mati dan berhasil menghasilkan minuman anggur alias wine yang dapat dikonsumsi.

Ke depan, Aileen mengungkapkan, akan terus melakukan penelitian untuk menguji efek nanopartikel pada rasa dan tekstur anggur. “Saya masih ingin mempertahankan kondisi murni anggur ini untuk memastikan bahwa kualitasnya tetap terjaga,” kata remaja pemilik rambut hitam panjang ini.

Peneliti dari Pusat Penelitian Metalurgi dan Material Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, M. Ikhlasul Amal, membenarkan nanopartikel perak adalah yang paling efektif baik dari segi keuntungan atau pun efektivitas membunuh bakteri.

"Ada juga titanium dioksida dalam bentuk keramik, juga bisa membunuh bakteri, tapi membutuhkan induksi dari cahaya, tidak bisa langsung penetrasi ke dinding sel dari bakteri seperti perak," katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

11 hari lalu

Kondisi terkini pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Foto: TPNPB-OPM
Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

Ada empat akar masalah Papua, yakni sejarah dan status politik, diskriminiasi, kekerasan dan pelanggaran HAM berat, dan kegagalan pembangunan.


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

14 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

17 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

18 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO


Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

19 hari lalu

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?


Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

22 hari lalu

Warga Palestina memeriksa kerusakan di Rumah Sakit Al Shifa setelah pasukan Israel mundur dari Rumah Sakit dan daerah sekitarnya setelah operasi dua minggu, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza 1 April 2024. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza


BRIN Kembangkan Terapi Kanker Paru Gunakan Nanopartikel

33 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
BRIN Kembangkan Terapi Kanker Paru Gunakan Nanopartikel

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan metode terapi penyakit kanker paru menggunakan material nanopartikel.


Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

37 hari lalu

Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.


Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

37 hari lalu

Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

Tim medis yang dikirim oleh MER-C berhasil mencapai Gaza dengan bantuan WHO.


11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

37 hari lalu

Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

MER-C bekerja sama dengan WHO untuk mengirim tim medis yang beranggotakan 11 orang ke Gaza.