TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Sakit Masih Daneshvari di Teheran, Iran, mempertimbangkan penggunaan plasma konvalesen COVID-19 untuk mengobati pasien yang baru terinfeksi virus corona, demikian dilaporkan saluran televisi Iran, Press TV, pada Minggu, 29 Maret 2020.
Plasma dari tubuh pasien COVID-19 yang telah sembuh kemungkinan mengandung antibodi untuk virus tersebut dan bisa menjadi efektif untuk melawan penurunan kondisi kesehatan yang dialami oleh pasien baru.
Plasma diambil dari tubuh pasien yang telah sembuh, tidak mengalami gejala selama 14 hari, serta telah menjalani tes dan dinyatakan negatif COVID-19.
Keputusan untuk mulai menggunakan plasma dalam pengobatan pasien COVID-19 dibuat usai Ali Akbar Velayati, Kepala Rumah Sakit Masih Daneshvari, baru-baru ini mengonfirmasi rencana merawat pasien dalam kondisi kritis menggunakan plasma, kata laporan tersebut.
Kementerian Kesehatan Iran pada Minggu melaporkan bahwa 38.309 orang telah terinfeksi COVID-19 di negaranya, dengan 2.640 di antaranya meninggal dunia.
ANTARA | XINHUA