TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 3.300 dari total 23 ribu kematian karena wabah virus corona COVID-19 di Amerika Serikat, per Senin 13 April 2020, dikaitkan dengan rumah-rumah jompo dan fasilitas perawatan jangka panjang. Peningkatan angka kematian di lokasi-lokasi itu dalam dua minggu terakhir cukup mengkhawatirkan.
Per Minggu, 12 April 2020, sedikitnya sudah ada 3.323 kematian, naik dari sekitar 450 kematian hanya dalam 10 hari. Namun, para ahli mengatakan jumlah sebenarnya lebih tinggi karena sebagian besar penghitungan tidak termasuk mereka yang meninggal tanpa pernah diuji COVID-19.
Hanya dalam hitungan minggu, misalnya, wabah penyakit itu telah merajalela ke sejumlah panti jompo, di antaranya di pinggiran kota Richmond, Virginia. Sebanyak 42 orang tua meninggal di antara lebih dari 100 orang yang terinfeksi. Di panti jompo di Indiana, virus yang sama menyebabkan kematian 24 dan menginfeksi 16 orang lainnya. Sedang di Rumah veteran di Holyoke, Massachusetts, telah menewaskan 37, menginfeksi 76 orang.
Munculnya banyak kasus di rumah untuk para lanjut usia itu mendorong penyelidikan oleh pemerintah federal. Penyebaran itu terjadi berminggu-minggu setelah panti jompo di Seattle di pinggiran Kirkland lebih dulu dikoyak. Sebanyak 43 nyawa terenggut di sana.
Sebagian besar negara bagian hanya memberikan jumlah total kematian di panti jompo dan tidak memberikan rincian wabah spesifik. Yang menonjol di antara wilayah tersebut adalah New York, di mana terdapat 1.880 kematian korban lanjut usia. New York juga sejauh ini masih menolak merinci spesifik, dengan alasan masalah privasi.
Para ahli mengatakan kematian di panti jompo mungkin terus meningkat karena selama ini sudah mengalami masalah kekurangan staf. Kini diperburuk dengan kekurangan pasokan pelindung dan kurangnya tes yang tersedia.
Kematian telah meroket di panti-panti jompo meskipun langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah federal pada pertengahan Maret. Pemerintah setempat telah melarang sementara pengunjung, menghentikan semua kegiatan kelompok, dan mengharuskan setiap pekerja ditapis untuk demam atau gejala pernapasan di setiap giliran kerjanya.
Namun, awal bulan ini Associated Press menemukan bahwa virus terus menginfeksi mereka di panti jompo. Hal tersebut disebabkan kemungkinan adanya petugas kesehatan yang terinfeksi dan bekerja di beberapa fasilitas panti jompo yang berbeda. Itu mendorong pemerintah federal untuk Medicare dan Layanan Medicaid yang mengatur panti jompo mengeluarkan rekomendasi panti jompo untuk menggunakan tim medis yang terpisah.
Deborah Birx dari Gedung Putih, menyarankan pekan lalu bahwa semakin banyak tes COVID-19 tersedia, panti jompo harus menjadi prioritas utama. “Kita harus benar-benar memastikan panti jompo dalam pengawasan. Maksudnya, kami secara aktif menguji di panti jompo, baik penghuni maupun pekerja, setiap saat,” kata Birx.
ASSOCIATED PRESS | NEW YORK POST