TEMPO.CO, Jakarta - Seorang mahasiswi perguruan tinggi ternama di Beijing diduga mengakhiri hidupnya sendiri setelah tesis, yang menjadi prasyarat kelulusannya, ditolak dosen pembimbing. Peristiwa yang terjadi Jumat 1 Mei 2020 itu mendapat sorotan luas di media sosial di Cina terutama tentang perilaku dosen pembimbing.
Mahasiswa itu adalah Huang Jingyi (26), mahasiswi jurusan Seni Animasi dan Digital di Universitas Komunikasi China (CUC). Sedang si dosen hanya disebut nama keluarganya, yakni Xue, yang diberitakan tidak menyetujui topik tesis yang diajukan dan menolak menandatangani proposal.
Huang sebenarnya telah berhasil mendapatkan tanda tangan dari profesor lain setelah menyelesaikan tesisnya itu. Tapi Xue hanya menyarankan Huang merevisi tesisnya itu tanpa bersedia memeriksa dan menandatangani versi revisi sebagai persyarat ujian kelulusan.
Beberapa netizen berpendapat bahwa peristiwa nahas Huang bisa dihindari kalau saja dia sejak awal mengajukan permohonan perubahan dosen pembimbing. "Ada profesor lain yang menandatangani proposal itulah yang mungkin mengakibatkan Xue marah karena dianggap menentang kewenangannya sehingga Xue mempersulit Huang," komentar warganet seperti dilaporkan Global Times.
Beberapa netizen lalu ramai membincangkan peran sebagian profesor yang mengeksploitasi mahasiswa bimbingan. Modusnya, melibatkan ke proyek penelitian yang tidak relevan dengan disiplin ilmu mahasiwa tersebut. Sebagian lain disebut angkuh.
"Kau mungkin menemukan orang jahat dalam hidupmu yang tidak sepadan dengan jalan hidupmu. Beristirahatlah dengan tenang dan berharap kau dapat bertemu orang-orang yang lebih baik di dunia lain," komentar seorang warganet yang lain.
Sebelumnya, Universitas Komunikasi China (CUC) menyatakan duka cita atas kematian Huang Jingyi, mahasiswinya itu. Lewat pernyataan resmi di akun Weibo, universitas berjanji mengumpulkan informasi untuk penyelidikan terkait laporan keluarga Huang dan menanggapi keprihatinan publik.
Huang meninggal pada Jumat, 1 Mei 2020, setelah memeriksakan diri ke dokter atas dugaan psikosis sehari sebelumnya. Gejala itu, menurut keluarga, dialami Huang karena sikap tidak mengenakkan dari dosen pembimbing tesisnya.