TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang Gempa berkekuatan 5,0 magnitudo mengguncang dari laut selatan, tepatnya 107 kilometer barat daya Pacitan, Jawa Timur, Senin dinihari 22 Juni 2020. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mencatat gempa terjadi pada pukul 02.33.08 WIB. Sumber gempa disebutkan berada di kedalaman 63 kilometer.
Berita terpopuler selanjutnya, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wikan Sakarinto, mengatakan tidak semua Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) nantinya dengan masa pembelajaran selama empat tahun. Dia merujuk kepada inovasi fast track yang akan diterapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk SMK.
Juga, para siswa diminta tidak menjadikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai pilihan kedua. Setiap peserta didik baru yang memilih SMK harus memiliki visi dan mengejar kompetensi, bukan sekadar mencari ijazah untuk bisa bekerja.
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno:
1. Gempa Barat Daya Pacitan Menggoyang Sebagian Jawa Dinihari
Ilustrasi gempa. geo.tv
Gempa berkekuatan 5,0 Magnitudo mengguncang dari laut selatan, tepatnya 107 kilometer barat daya Pacitan, Jawa Timur, Senin dinihari 22 Juni 2020.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mencatat gempa terjadi pada pukul 02.33.08 WIB. Sumber gempa disebutkan berada di kedalaman 63 kilometer.
Masih menurut data BMKG, getaran gempa itu dirasakan cukup luas. Selain di Pacitan, sejumlah wilayah seperti Yogyakarta, Bantul, Selaman, Wonogiri, Tulungagung, dan Karangkates disebut ikut bergetar dalam skala III MMI.
Skala itu berarti getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
2. Program SMK Fast Track 4 Tahun, Ini Penjelasan Kemendikbud
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMKN 1 Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Senin 16 Maret 2020. Nantinya, Nadiem berharap sekolah-sekolah dapat menerapkan ujian secara online untuk para siswa, atau juga bisa menentukan kelulusan dengan cara yang ditentukan oleh peraturan dari masing-masing sekolah. ANTARA FOTO/Anindira Kintara
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wikan Sakarinto, mengatakan tidak semua Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) nantinya dengan masa pembelajaran selama empat tahun. Dia merujuk kepada inovasi fast track yang akan diterapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk SMK.
"Tidak semua SMK, ada yang tetap tiga tahun tergantung programnya. Kalau cukup tiga tahun, tidak harus nambah waktu," ujar Wikan dalam telekonferensi dengan ANTARA di Jakarta, Minggu 21 Juni 2020.
Program SMK fast track waktunya lebih lama dibandingkan SMK yang sudah berjalan saat ini. Namun untuk program SMK fast track 4,5 tahun setara dengan diploma dua (D2). Program tersebut melibatkan dunia industri dan juga pendidikan tinggi.
3. Kemendikbud: Siswa Jangan Jadikan SMK Pilihan Kedua
Pelajar SMK Karawang sedang memperlihatkan robot hasil karyanya.
Para siswa diminta tidak menjadikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai pilihan kedua. Setiap peserta didik baru yang memilih SMK harus memiliki visi dan mengejar kompetensi, bukan sekadar mencari ijazah untuk bisa bekerja.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto menyampaikan itu dalam telekonferensi di Jakarta, Minggu, 21 Juni 2020. Menurutnya, agar ouput SMK baik maka inputnya pun harus baik. "Siswa baru SMK harus memiliki passion dengan pendidikan vokasi, masuk SMK jangan dijadikan pilihan kedua," ujar Wikan.
Dia menerangkan, memburu kompetensi berbeda dengan sekadar mencari ijazah. Kalau ijazah hanya menunjukkan siswa sudah belajar apa, kompetensi dan ijazah disebutnya berarti siswa sudah bisa apa atau kemampuan apa yang dimiliki oleh siswa SMK.