Hampir berbobot 20 ton, Okhotnik setara dua mesin jet tempur F-15 Eagle punya Amerika. Drone ini dirancang untuk bisa membawa persenjataan sebanyak lebih dari enam ton, termasuk menyediakan tempat untuk rudal darat-ke-udara.
Dirancang memiliki daya jelajah sampai 3.240 mil atau 5.214 kilometer dan kecepatan maksimal 620 mil per jam atau hampir 1.000 kilometer per jam, Okhotnik sejak awal dilukiskan sebagai sebuah drone berkemampuan melaksanakan misi pendukung pesawat tempur berawak. Si Pemburu dilaporkan bisa mengeksekusi misi serangan melawan target musuh penting, termasuk sistem pertahanan udara, unit markas, dan lainnya.
Okhotnik adalah bagian dari upaya Rusia menyamai Barat dalam sistem persenjataan otomatis. Dalam satu kasus, negara ini telah memproduksi dan mengerahkan drone darat Uran-9 ke dalam pertempuran di Suriah. Tapi Uran-9 terbukti tak efektif di meda perang sebenarnya.
Amerika Serikat yang telah menggunakan drone bersenjata sejak serangan teroris 11 September 2011 juga pernah mengembangkan program serupa Okhotnik yang disebut 'loyal wingman'. Ini adalah drone yang bisa beroperasi mendampingi pesawat tempur berawak. Namun telah menghentikannya.
Uran-9, Tank tanpa awak canggih Rusia
Amerika memang memiliki drone MQ-9 Reaper--yang menewaskan jenderal Garda Revolusi Iran Qassem Soleimani pada Januari lalu--yang telah digunakannya sejak 2010 tapi ini hanya di-optimalkannya menghadapi konflik menghadapi kelompok-kelompok gerilyawan. Melawan pertahanan udara yang dipenuhi persenjataan modern, Reaper mungkin bisa langsung ditembak jatuh.
Baca juga:
Peneliti di Israel Kembangkan Metode Baru Lacak Operator Drone
Angkatan Udara AS saat ini melanjutkan programnya sendiri untuk “loyal wingman” berupa drone-drone yang semi-sekali pakai. Sedang Angkatan Laut AS membeli MQ-25A Stingray yang berukuran cukup besar dari Boeing, tapi ini drone tanker untuk melayani isi bahan bakar di udara pesawat tempur yang berbasis di kapal induk.
POPULAR MECHANICS | THE DRIVE | BOEING