TEMPO.CO, Jakarta - American Frozen Food Institute (AFFI) bereaksi atas temuan kontaminasi virus corona Covid-19 pada tumpukan dan kemasan makanan beku impor di Cina. Laporan-laporan dari Cina menyebut produk impor dari Brasil dan Ekuador, dua negara di kawasan yang saat ini menjadi hotspot pandemi Covid-19.
AFFI menyatakan menggandeng tim peneliti dari North Carolina State University melakukan riset sejak April-Agustus 2020. Mereka mengkaji literatur ilmiah untuk memahami sifat dan keberadaan SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19, pada makanan dan kemasannya serta potensi penularannya.
Hasil riset mereka memberi konfirmasi meskipun ada peluang untuk kontaminasi virus itu, tapi belum ada bukti penularannya yang terjadi melalui konsumsi makanan ataupun kemasan makanan. Hasil itu senada dengan pernyataan yang telah dibuat Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA), Departemen Pertanian AS, dan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Belum ada bukti ilmiah untuk mendukung temuan SARS-CoV-2 bisa menyebar menumpang makanan," kata Senior Vice President of Scientific Affairs AFFI, Sanjay Gummalla, 21 Agustus 2020.
Lee-Ann Jaykus, profesor di Departemen Pangan, Bioproses, dan Nutrisi di NC State menambahkan kalau makanan bisa terkontaminasi virus corona jika terpapar langsung dari individu yang terinfeksi. "Atau makanan itu bersentuhan langsung dengan tangan atau permukaan benda lain yang sudah lebih dulu terkontaminasi," katanya.
Literatur ilmiah juga mengkonfirmasi kontaminasi bisa terjadi dan SARS-CoV-2 tak lalu inaktif oleh suhu beku. Virus itu bisa bertahan selama beberapa jam hingga hari, bergantung kondisi lingkungan lain dan kondisi virus (dalam aerosol atau pada permukaan benda), dan banyak faktor lainnya.
Baca juga:
Virus Corona Menular Lewat Udara, Kenapa WHO Setengah Hati?
Tapi, menurutnya, itu tak seberapa dibandingkan potensi penularan yang terjadi lewat kontak dekat ketika percikan air liur dari saluran pernapasan bisa membawa virus yang dapat menginfeksi orang lain. "Penularan lewat makanan sungguh tidak substansial dan malah mengancam fokus kita melawan penyebaran virus itu yang melalui saluran pernapasan," katanya.
Gummalla dan yang lainnya justru mempertanyakan protokol yang diterapkan untuk deteksi yang sudah dilakukan di Cina atas produk makanan beku impornya itu. "Belum jelas benar metode apa yang digunakan atau kesimpulan yang diambil apakah berdasarkan kelimuan yang ada atau tidak," kata Ben Chapman, profesor dan spesialis keamanan pangan di North Carolina State University.
GLOBE NEWS WIRE