Charpentie, 51, adalah warga Prancis, yang kini terafiliasi dengan Max Planck Unit for Science of Pathogens, Berlin, Jerman. Sedang Doudna, 58, warga Amerika Serikat, saat ini masih aktif di University of California, Berkeley.
Mereka menjadi perempuan keenam dan ketujuh yang berhasil meraih hadiah Nobel Kimia sejak penghargaan itu diberikan pada 1901. Marie Curie jadi perempuan pertama yang menerima hadiah Nobel Kimia pada 1911 dan Frances Arnold jadi perempuan kelima yang menerima penghargaan tersebut pada 2018.
Charpentie, seperti dikutip dari akun Instagram resmi hadiah Nobel, berharap penghargaan akan mengirim pesan positif kepada para perempuan muda, khususnya mereka yang ingin mewujudkan mimpi dan karirnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, bahwa mereka juga dapat meraih penghargaan Nobel.
Namun yang lebih penting, ilmuwan ini menambahkan, "Hadiah ini juga menunjukkan bahwa perempuan yang berkarir di bidang ilmu pengetahuan, juga dapat memberi dampak lewat penelitian atau bidang ilmu yang mereka geluti."
Sejalan dengan tradisi pemberian hadiah Nobel, Kimia jadi bidang ilmu yang diumumkan setelah Nobel Fisika pada Selasa lalu. Untuk bidang Fisika tahun ini, hadiah Nobel diberikan kepada Roger Penrose, Reinhard Genzel dan Andrea Ghez karena kontribusi mereka menemukan lubang hitam--fenomena yang menunjukkan ada bagian ruang dan waktu dengan daya tarik atau gravitasi sangat kuat di alam semesta.
Baca juga:
BIN di Banyak Riset Covid-19, Ini Kata Menristek
Sedang hadiah Nobel Kedokteran yang pertama diumumkan, pada Senin. Penerimanya juga trio ilmuwan pria, yakni Harvey Alter dan Charles Rice dari AS serta Michael Houghton asal Inggris. Ketiganya dianggap sangat berjasa karena telah mengidentifikasi virus Hepatitis C.
Sumber: Reuters | Nobelprize