TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti dari Inggris menemukan fosil sisa-sisa dinosaurus berparuh bebek yang hidup 66 juta tahun lalu di Maroko. Fosil yang ditemukan di bebatuan itu dianggap janggal karena jenis dinosaurus itu harus melintasi setidaknya 250 mil (402 kilometer) lautan dari habitatnya yang selama ini dikenal untuk sampai ke tempat tersebut.
Tim peneliti yang dipimpin ahli paleontologi di Milner Center for Evolution, University of Bath, Nicholas Longrich, mengatakan lokasi temuan adalah sebuah tambang yang berjarak beberapa jam perjalanan dari Casablanca, salah satu kota besar di Maroko. Fosil lalu dinamakan Ajnabia odysseus.
“Ini seperti menemukan kanguru di Skotlandia,” ujar dia, seperti dikutip Daily Mail, 6 November 2020.
Longrich menjelaskan bahwa dinosaurus berevolusi lama di Amerika Utara setelah pergeseran benua, dan para peneliti belum memiliki bukti adanya daratan yang menjadi jembatan untuk dilintasinya sampai ke Afrika. Para penelitinya memastikan, ini adalah pertama kalinya anggota keluarga dinosaurus paruh bebek ditemukan di Afrika.
Dalam hasil penelitian yang diterbitkan di Cretaceous Research, Ajnabia memiliki panjang sekitar 10 kaki (3 meter) dan merupakan anggota dari kelompok reptil dinosaurus pemakan tumbuhan yang berevolusi di Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Sedang Afrika, pada masa yang sama, adalah sebuah benua kepulauan yang dikelilingi air.
“Melihat kemungkinan tata letak planet pada saat itu, tidak ada wilayah dangkal yang dapat membentuk jembatan darat antara Eropa dan Afrika,” kata Longrich.
Satu-satunya cara untuk sampai ke sana adalah dengan berenang. Tetapi, tim tidak bisa mengatakan berapa lama waktu berenang atau dari mana tepatnya dinosaurus itu menyeberang. Dugaan kasarnya adalah dari Eropa.
Baca juga:
Tak Ada di Mamalia Kini, Tulang Berpori Penyebab Dinaosaurus Tumbuh Raksasa
“Ajnabia harus berenang sekitar 250 mil atau lebih, mungkin dari suatu tempat di tempat yang sekarang disebut Eropa,” kata Longrich.